Subsistem Panen dan Penanganan Pasca Panen Subsistem Pemasaran
11 Kegiatan penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman padi yang
mati atau rusak akibat proses penanaman dengan jenis dan varietas yang sama supaya pertumbuhan tanaman sama dan serempak. Penyulaman tidak boleh
melampaui 10 hari setelah tanam HST. Guna melindungi tanaman padi dari gulma maka perlu dilakukan penyiangan. Gulma berkompetisi dengan tanaman
padi dalam zat makanan, ruang dan potensi sebagai tanaman inang host bagi hama dan penyakit tertentu. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual
dengan mencabut tanaman pengganggu gulma yang ada pada pertanaman atau secara semi mekanis dengan alat bantu seperti landak, kiskis atau rotary weeder
dan pemberian herbisida. Penyiangan umumnya dilakukan 2 sampai 3 kali selama tanam, biasanya pada umur 14 HST, 35 HST dan 55 HST.
Air sangat diperlukan tanaman padi sawah untuk pertumbuhan. Menurut cara pemberian, pengairan padi sawah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
pengairan secara terus-menerus continuous flow dan pengairan secara periodikterputus-putus intermitten. Pengairan secara intermitten lebih hemat
dalam penggunaan air, karena air tidak diberikan secara terus-menerus pada fase- fase tertentu dilakukan pengeringan. Teknik budidaya padi secara konvensional
bisanya menggunakan teknik irigasi secara terus menerus countinuous flow.
Tanaman padi membutuhan zat hara makro dan mikro untuk pertumbuhan dan perkembangan. Zat hara makro terutama nitrogen N, pospor P dan kalium
Aak 1992. Ketiga unsur tersebut diperoleh dari pupuk buatan pabrik anorganik seperti urea, SP36 dan KCl. Pupuk ini menjadi penopang utama selama proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi secara konvensional. Jika kondisi kesuburan lahan tidak dapat menopang pertumbuhan optimal maka perlu
dilakukan pemupukan. Pemupukan dapat dilakukan 2 sampai 3 kali selama musim tanam, yaitu pada umur 14 HST, 30 HST dan 50 HST Herawati 2012.
Serangan hama dan penyakit pada tanaman padi dapat menurunkan hasil produksi bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu diperlukan
penanganan yang serius terhadap kemungkinan muncul dan berkembangnya organisme penggangu tanaman OPT. Pengendalian hama dan penyakit dapat
dilakukan melalui cara mekanis seperti gropyokan untuk tikus, pemberian pestisida alami atau manufaktur, musuh alami dan kultur teknis atau budidaya.
Pengaturan tinggi genangan dapat juga mengendalikan serangan tikus. Pengelolaan ikan dalam petakan sawah terutama jenis predator seperti ikan mas
atau gabus juga dapat mengendalikan serangan hama tertentu.