14 Menurut Juanda et al. 2011, penerapan budidaya padi dengan metode SRI
mempunyai banyak keuntungan jika dibandingkan dengan metode konvensional yang biasa dilakukan oleh petani pada umumnya, diantaranya yaitu :
1 Tanaman hemat air, selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen
memberikan air maksimum 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak irigasi terputus.
2 Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg per hektar, menggunakan pupuk dan
pestisida organik buatan sendiri. 3
Hemat waktu, bibit ditanam lebih muda 5 sampai 12 hari setelah tanam sehingga waktu panen akan lebih awal.
4 Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton per hektar.
5 Ramah lingkungan, tidak menggunakan bahan kimia sehingga tidak
menyebabkan kerusakan pada tanah dan lingkungan.
2.3 Optimasi Pendapatan Petani
Perencanaan pengembangan sistem usaha tani pada dasarnya adalah suatu proses memutuskan apa yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah mengenai
pembangunan pertanian melalui kebijaksanaan dan kegiatan yang dapat mempengaruhi pembangunan pertanian selama jangka waktu tertentu. Bahwa
merencanakan sistem usaha tani jauh lebih sukar daripada merencanakan pembangunan industri, karena kegiatan usaha tani dilakukan oleh jutaan petani
dengan skala usaha tani yang kecil-kecil dan berbeda-beda. Petani sebagai pelaksana produksi akan selalu berusaha menaikkan produksinya agar
memperoleh keuntungan. Usaha peningkatan produksi pertanian tanaman pangan menurut Norse 1976 yang dikutip oleh Mentodihardjo 1990 dapat dilakukan
melalui empat cara, yaitu: 1 memperluas, memperbaiki, rehabilitasi tanah pertanian, 2 modifikasi metode teknik budidaya dan sistem pertanian yang
hemat input efisien, 3 meningkatkan produksi per satuan luas produktivitas dengan menggunakan benih jenis unggul, pemupukan dan pemberantasan hama
dan penyakit, 4 mengubah sistem pertanian dari ekstensif ke arah intensif dengan cara memperluas usaha, sehingga lahan tidak saja untuk tanaman tetapi
untuk jenis yang lainnya, seperti minapadi.
Pemilihan metode tanam teknik budidaya yang dapat memaksimumkan pendapatan petani, perlu analisis dan perhitungan ekonomi dari setiap alternatif
yang ada. Dengan analisis, petani dapat mempertimbangkan berbagi kesempatan usaha yang ada sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimilikinya.
Apabila kemampuan sumber daya tersebut telah tertentu, maka untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dalam hal ini pendapatan yang maksimum
perlu pengelolaan yang baik.
Teori ekonomi produksi klasik menyatakan bahwa suatu usaha individu dianggap sebagai suatu satuan ekonomi yang diorganisir untuk memperoleh
keuntungan yang maksimum, demikian juga pada usaha tani. Namun dalam usaha sektor pertanian tradisional konvensional dimana usaha tani diselenggarakan
sebagai usaha dengan skala kecil, usaha keluarga yang menampung tenaga kerja yang cukup besar dan sedikit menggunakan input modern yang dibeli, maka alokasi
sumber daya yang dimiliki petani pada berbagai cabang usaha tani tersebut belum
15 digunakan secara optimal. Dengan demikian perlu dilakukan pemilihan alternatif
metode budidaya guna mencapai produk tertentu dengan menggunakan faktor- faktor produksi terbatas yang dikuasai oleh petani, maupun faktor-faktor lain yang
tidak dikuasai oleh petani seperti harga produk, kondisi alam maupun teknologi. Perbaikan alokasi sumber daya dan penyempurnaan dalam proses produksi dapat
meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
Kriteria umum yang digunakan dalam melakukan pemilihan berbagai alternatif di dalam ilmu ekonomi adalah memaksimumkan keuntungan profit
maximization, pendapatan, utilitas kepuasan atau meminimumkan biaya cost minimization. Pilihan yang mampu memberikan hasil yang paling baik adalah
yang berkaitan dengan masalah optimalisasi. Perbaikan teknologi produksi dalam usaha tani dengan perbaikan penggunaan faktor-faktor produksi maupun proses
produksi diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani secara maksimal.
Analisis optimalisasi yang sering digunakan dalam penelitian adalah menggunakan metode pemrograman linear linear programming. Pemrograman
linear merupakan model umum yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Penggunaan
pemrograman linear dapat memberikan Dillon et al. 1980: a pemecahan optimal yang lebih teliti; b alokasi sumber daya dan pemilihan proses produksi yang
terbaik; c informasi ekonomi yang berguna bagi sumber daya yang langka; dan d berbagai keadaan dari hubungan-hubungan ekonomi yang dapat diperbandingkan.
Sedangkan menurut Soekartawi 1992 kelebihan lain menggunakan pemrograman linear yaitu: a mudah dilaksanakan, apalagi menggunakan alat bantu komputer; b
dapat menggunakan banyak variabel, sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya yang optimum dapat dicapai; dan c fungsi
tujuan objective function dapat difleksibelkan sesuai dengan tujuan penelitian atau berdasarkan data yang tersedia.
Beberapa kelemahan penggunaan pemrograman linear menurut Soekartawi 1992 yaitu: a bila alat bantu komputer tidak tersedia, maka cara pemrograman
linear dengan menggunakan banyak variabel akan menyulitkan analisisnya dan bahkan tidak mungkin dikerjakan dengan cara manual saja; dan b penggunaan
asumsi linearitas, karena di dalam kenyataan yang sebenarnya kadang-kadang asumsi tersebut tidak sesuai.
Secara matematis pemrograman linear dapat dinyatakan sebagai berikut Raymond et al. 1973; Siswanto 2007:
Fungsi tujuan: Maksimumkanminimumkan Z = Σ C
j
X
j
Terhadap kendala-kendala: a
11
X
1
+ a
12
X
2
+ a
13
X
3
...... + a
1n
X
n
≤, ≥ b
1
a
21
X
1
+ a
22
X
2
+ a
23
X
3
...... + a
2n
X
n
≤, ≥ b
2
a
m1
X
1
+ a
m2
X
2
+ a
m3
X
3
...... + a
mn
X
n
≤, ≥ b
m
X
j
≥ 0 Dimana:
X
j
= variabel keputusan ke-j C
j
= parameter fungsi tujuan ke-j b
i
= kapasitas kendala ke-i a
ij
= parameter fungsi kendala ke-i untuk variabel keputusan ke-j i
= 1, 2, 3, ......, m j
= 1, 2, 3, ......, n
16 Variabel keputusan adalah variabel persoalan yang akan mempengaruhi
nilai tujuan yang hendak dicapai. Di dalam proses pemodelan, penemuan variabel keputusan tersebut harus dilakukan terlebih dahulu sebelum merumuskan fungsi
tujuan dan
kendala-kendalanya. Fungsi
tujuan adalah
fungsi yang
menggambarkan tujuan yang akan dicapai, memaksimumkan pendapatan profit maximization atau meminimumkan biaya cost minimization, sedangkan kendala
adalah batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan.
Asumsi-asumsi yang diperlukan dalam pemrograman linear Juanda 2009 yaitu:
a Kondisinya pasti certainty, semua parameter model dapat diperkirakan dan nilainya tidak berubah selama periode pengkajian.
b Proporsionality, yaitu jika input ditingkatkan maka output akan meningkat secara proporsional.
c Additivity, artinya total semua aktivitas sama dengan jumlah aktivitas- aktivitas individu.
d Divisibility, artinya solusi dapat berupa bilangan pecahan. e Nonnegativity, besarnya aktivitas keputusan tidak mungkin bernilai negatif.
Menurut Prawirokusumo 1990, di dalam mengerjakan pemrograman linear tahapan yang harus dilakukan yaitu: 1 inventaris sumber daya, 2 kemungkinan-
kemungkinan usaha, 3 harga output komoditas, 4 biaya produksi, 5 kendala atau persyaratan sumber daya, dan 6 koefisien produksi atau kegiatan per satuan
usaha.
2.4 Pendapatan Rumah Tangga Petani dan Distribusinya