Kerangka Pemikiran Pertanian padi sawah metode sri (System of Rice Intensification) dan konvensional serta peranannya dalam perekonomian Kabupaten Indramayu

22 Tabel 2.3 Ketersediaan dan kebutuhan beras di Indonesia Produksi Padi Produksi netto Ekuivalen beras Konsumsi Surplusdefisit Penduduk Konsumsi juta kgkapth 1970 19.33 17.40 10.96 11.92 -0.96 120.00 99.31 1975 22.34 20.11 12.67 13.36 -0.69 134.45 99.35 1980 29.65 26.69 16.81 18.48 -1.67 147.49 125.32 1985 39.03 35.13 22.13 21.69 0.44 164.63 131.78 1990 45.18 40.66 25.62 25.74 -0.12 182.65 140.92 1995 49.74 44.77 28.20 30.97 -2.76 194.75 159.00 2000 51.90 46.71 29.43 29.84 -0.42 205.13 145.49 2001 50.46 45.41 28.61 28.64 -0.03 209.93 136.45 2002 51.49 46.34 29.19 30.26 -1.07 212.00 142.75 2003 52.14 46.93 29.56 30.34 -0.78 215.28 140.94 2004 54.09 48.68 30.67 30.23 0.44 217.85 138.76 2005 54.15 48.74 30.70 30.07 0.64 219.85 136.76 2006 54.46 49.01 30.88 30.45 0.43 222.19 137.03 2007 57.16 51.44 32.41 32.24 0.17 225.64 142.87 2008 60.33 54.30 34.21 33.33 0.88 228.52 145.84 2009 64.40 57.96 36.51 33.24 3.28 231.37 143.65 2010 66.47 59.82 37.69 33.87 3.82 237.64 142.51 2011 65.76 59.18 37.29 34.19 3.09 241.00 141.88 Sumber: BPS Pusat berbagai tahun Produksi dikurangi 10 untuk benih dan susut Rendemen beras 63 juta ton Tahun Produksi padi pada tahun 2011 sebesar 65.76 juta ton Gabah Kering Giling GKG, mengalami penurunan sebesar 0.71 juta ton 1.07 dibandingkan dengan tahun 2010. Penurunan produksi pada tahun 2011 tersebut terjadi di Jawa sebesar 1.97 juta ton sedangkan di luar Jawa mengalami kenaikan sebesar 1.26 juta ton. Penurunan produksi terjadi disebabkan oleh penurunan luas panen seluas 49.81 ribu hektar 0.38 dan penurunan produktivitas sebesar 0.35 kuintalhektar 0.70. Penurunan produksi padi yang relatif besar terdapat di Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Tengah dan Propinsi Riau BPS 2011b.

2.7 Kerangka Pemikiran

Pembangunan wilayah bukan hanya menyangkut kegiatan pembangunan fisik infrastruktur saja tapi menyangkut juga kegiatan-kegiatan memanfaatkan potensi sumber daya wilayah, penataan ruang, perubahan sosial dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan wilayah akan tercapai bila komponen-komponen tersebut aktif, dinamis, tumbuh dan berkembang. Sumber daya alam yang marjinal dengan pemanfaatan yang tradisional telah menyebabkan rendahnya tingkat pendapatan di wilayah tersebut dalam jangka pendek dan terjadinya degradasi sumber daya alam dalam jangka panjang. Pengembangan suatu wilayah sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Indonesia yang merupakan negara berkembang dengan prioritas pengembangan wilayah masih diberikan pada sektor pertanian. Hal ini mengingat bahwa sektor pertanian berperan dalam penyediaan bahan pangan bagi kurang lebih 237.64 juta penduduk Indonesia, penyerapan tenaga kerja, penyedia bahan baku bagi sektor lain sehingga pertanian merupakan sektor yang dominan dalam ekonomi nasional. 23 Sektor pertanian merupakan sumber pendapatan hampir setengah dari penduduk Indonesia. Meskipun demikian, efek income multiplier-nya tergolong rendah jika dibandingkan dengan pendapatan dari sektor non pertanian terhadap pendapatan petani. Peningkatan pendapatan baik pendapatan keluarga petani maupun pendaptan daerah dapat ditingkatkan melalui perbaikan sistem pertaniannya. Mulai dari subsistem agribisnis hulu, subsistem usaha tani on farm dan subsistem agribisnis hilir. Subsistem agribisnis hulu mencakup bagaimana penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian saprodi berjalan dengan baik tanpa adanya monopoli dari pihak-pihak yang mencari keuntungan pribadi. Bantuan pemerintah baik berupa subsidi pupuk dan benih harus dikawal dengan baik supaya sampai ke petani dan tepat sasaran, sehingga petani akan mudah untuk memperoleh kebutuhan dalam menjalankan usaha taninya. Perbaikan subsistem agribisnis hilir bisa dilakukan melalui perbaikan penanganan panen dan pasca panen. Teknologi yang dapat menekan kehilangan hasil losses pada saat panen dan pasca panen perlu dikenalkan dan diterapkan di tingkat petani, seperti teknologi pemanenan dan perontokan dengan menggunakan alat dan mesin pertanian, selain efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan biaya juga dapat mengurangi kehilangan hasil losses. Selain panen kehilangan hasil juga dapat terjadi pada saat penanganan pasca panen seperti saat penggilingan padi di rice milling unit RMU, dengan sistem konfigurasi RMU yang baik dapat menekan kehilangan hasil. Jika terkendala dengan keterbatasan modal petani, introduksi teknologi bisa dilakukan dengan sistem sewa melalui pemberdayaan unit pengelolaan jasa alsintan UPJA yang baru-baru ini mulai digalakan oleh Kementerian Pertanian. Teknologi tersebut sudah tersedia baik di pasar market maupun di lembaga penelitian, tinggal dibutuhkan kerjasama dan kemauan yang keras antara intansi pemerintah sebagai penyedia teknologi dengan petani sebagai pengguna teknologi user. Peran penggilingan padi cukup penting dalam perekonomian perdesaan dan merupakan sektor yang tidak dapat dipisahan dari sektor padi. Sebagian besar input sektor penggilingan padi disuply dari sektor padi yang berupa gabah yang akan diproses menjadi beras. Selain dapat meningkatkan nilai tambah melalui proses perubahan produk dari gabah kering giling GKG menjadi beras, industri penggilingan padi juga dapat menyerap tenaga kerja sektor pertanian yang mengalami surplus karena tidak dapat terserap seluruhnya dalam kegiatan budidaya on farm sehingga bekerja di sektor industri penggilingan padi merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat perdesaan. Subsistem yang tidak kalah pentingnya dalam peningkatan pendapatan dari sektor pertanian yaitu subsistem usaha tani on farm. Subsistem ini langsung berhubungan dengan aktivitas-aktivitas pertanian di lapangan. Kebiasaan petani dalam menjalankan usaha taninya yang diperoleh secara turun-temurun dari nenek moyangnya, merupakan kendala yang cukup serius untuk mengubah kebiasaan- kebiasaan tersebut culture constrain. Penerapan teknologi yang lebih maju dan modern akan merubah budaya usaha tani yang biasa dilakukan oleh petani. Padahal dengan penerapan teknologi tersebut aka menguntungkan bagi petani, seperti efisiensi kerja, peningkatan produksi hingga pada akhirnya peningkatan pendapatan petani. Salah satu teknologi tersebut yaitu penerapan teknologi budidaya yang hemat input produksi dan ramah lingkungan dengan penerapan metode budidaya padi sawah SRI System of Rice Intensification. Penerapan 24 metode SRI pada budidaya padi sawah selain dapat meningkatkan produksi dan produktivitas padi juga dapat memperbaiki lingkungan dengan menggunakan pupuk organik dan pestisida organik. Penerapan metode SRI pada budidaya padi diharapkan menjadi solusi guna peningkatan pendapatan rumah tangga petani dan pendapatan wilayah bersangkutan. Optimalisasi pendapatan baik pendapatan petani maupun pendaptan daerah bisa dilakukan dengan memanfaatkan produk ikutan dari tanaman padi yang belum dimanfaatkan dengan baik. Pemanfaatan produk ikutan seperti jerami, yang selama ini belum tersentuh sedikitpun bisa dimanfaatkan melalui pengolahan jerami baik menjadi kompos maupun sebagai bahan biogas, karena jerami mengandung gas methan yang cukup tinggi. Tinggal bagaimana pihak pemerintah daerah dan petani melakukan investasi di bidang tersebut, karena potensi jerami selalu tersedia dalam jumlah yang cukup banyak dan tidak akan pernah habis. Pengelolaan sumber daya yang tidak berwawasan lingkungan dan tidak efisien dapat menyebabkan degradasi sumber daya sehingga usaha tani yang dilakukan akan menimbulkan rendahnya produktivitas hasil pertanian dan secara langsung akan menyebabkan penurunan pendapatan rumah tangga petani. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan yang sistematis, terarah dan berkelanjutan dalam pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, salah satu upayanya adalah dengan perencanaan pengalokasian sumber daya yang terbatas yang dimiliki oleh petani secara efisien sehingga akan meningkatkan produksi dan produkivitas hasil pertaniannya. Gambar 2.3 Kerangka pemikiran penelitian KELEMBAGAAN PENDUKUNG AGRIBISNIS K E B I J A K A N SUBSISTEM USAHATANI ON-FARM AGRIBUSINESS BUDIDAYA: • Lahan • Teknik Budidaya • Agroekosistem • Komoditas • Pola Tanam PETANI: • Karakteristik Pribadi • Karakteristik Usahatani PANEN: • Umur Panen • Teknik Panen • Pola Panen • Musim PRODUK: • Kuantitas • Kualitas • Kontinuitas • Komitmen SUBSISTEM AGRIBISNIS HULU UP-STREAM AGRIBUSINESS AGROINDUSTRI HULU DAN PERDAGANGAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN: • Industri Pupuk • Industri Obat-Obatan • Industri BenihBibit Unggul • Industri Alat dan Mesin Pertanian • Industri Bioteknologi SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR DOWN-STREAM AGRIBUSINESS SUBSISTEM PENANGANAN PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN Material Handling Packaging and Storage Fresh Product Processing Packaging Storage Produk Olahan SUBSISTEM PEMASARAN KONSUMEN: • Perilaku Konsumen • Preferensi Konsumen • Kuantitas • Kualitas • Kontinuitas • Tampilan • Harga • Kesehatan • Ramah Lingkungan PASAR: • Dalam Negeri: Pasar Tradisional, Pasar Induk, Hypermarket, Supermarket, Minimarket • Luar Negeri Ekspor SUBSISTEM USAHATANI ON-FARM AGRIBUSINESS BUDIDAYA: • Lahan • Teknik Budidaya • Agroekosistem • Komoditas • Pola Tanam PETANI: • Karakteristik Pribadi • Karakteristik Usahatani PANEN: • Umur Panen • Teknik Panen • Pola Panen • Musim PRODUK: • Kuantitas • Kualitas • Kontinuitas • Komitmen SUBSISTEM USAHATANI ON-FARM AGRIBUSINESS BUDIDAYA: • Lahan • Teknik Budidaya • Agroekosistem • Komoditas • Pola Tanam PETANI: • Karakteristik Pribadi • Karakteristik Usahatani PANEN: • Umur Panen • Teknik Panen • Pola Panen • Musim PRODUK: • Kuantitas • Kualitas • Kontinuitas • Komitmen SUBSISTEM AGRIBISNIS HULU UP-STREAM AGRIBUSINESS AGROINDUSTRI HULU DAN PERDAGANGAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN: • Industri Pupuk • Industri Obat-Obatan • Industri BenihBibit Unggul • Industri Alat dan Mesin Pertanian • Industri Bioteknologi SUBSISTEM AGRIBISNIS HULU UP-STREAM AGRIBUSINESS AGROINDUSTRI HULU DAN PERDAGANGAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN: • Industri Pupuk • Industri Obat-Obatan • Industri BenihBibit Unggul • Industri Alat dan Mesin Pertanian • Industri Bioteknologi SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR DOWN-STREAM AGRIBUSINESS SUBSISTEM PENANGANAN PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN Material Handling Packaging and Storage Fresh Product Processing Packaging Storage Produk Olahan SUBSISTEM PEMASARAN KONSUMEN: • Perilaku Konsumen • Preferensi Konsumen • Kuantitas • Kualitas • Kontinuitas • Tampilan • Harga • Kesehatan • Ramah Lingkungan PASAR: • Dalam Negeri: Pasar Tradisional, Pasar Induk, Hypermarket, Supermarket, Minimarket • Luar Negeri Ekspor SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR DOWN-STREAM AGRIBUSINESS SUBSISTEM PENANGANAN PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN Material Handling Packaging and Storage Fresh Product Processing Packaging Storage Produk Olahan SUBSISTEM PEMASARAN KONSUMEN: • Perilaku Konsumen • Preferensi Konsumen • Kuantitas • Kualitas • Kontinuitas • Tampilan • Harga • Kesehatan • Ramah Lingkungan PASAR: • Dalam Negeri: Pasar Tradisional, Pasar Induk, Hypermarket, Supermarket, Minimarket • Luar Negeri Ekspor SOSIAL BUDAYA CULTURAL USAHATANI PADI ORGANIK DENGAN METODE SRI YANG TERINTEGRASI DALAM SISTEM AGRIBISNIS SECARA BERKELANJUTAN: MAKRO NEGARA: • Kesejahteraan • DevisaPAD • Ketahanan Pangan • Nilai Tambah • Lapangan Kerja • Kesehatan • Stabilitas Politik • Keseimbangan Lingkungan MESO PENGUSAHA KOPERASI: • Kontinuitas • Kualitas • Produktivitas • Nilai Tambah • Pendapatan • Komitment MIKRO PETANI: • Produktivitas • Jaminan Pasar • Pendapatan • Inovasi • Kualitas Hidup • Keberdayaan • Kesehatan KELOMPOKASOSIASI PETANI TEKNOLOGI KOMUNIKASI F A S I L I T A S T R A N S P O R T A S I DAERAH R M U 25

2.8 Hipotesis Penelitian