Kontribusi Usaha Tani Padi Terhadap Struktur Pendapatan Rumah Tangga Petani

20 Tingkat PDRB belum menjamin peningkatan kesejahteraan bagi setiap individu dalam masyarakat. Bahkan mungkin sekali yang meningkat pendapatannya justru pada kelompok orang tertentu saja sedangkan yang lainnya relatif tetap atau menurun. Peningkatan PDRB pada kondisi yang demikian menimbulkan kesenjangan ekonomi antara kelompok kaya dengan kelompok miskin yang semakin jauh. Gejala ini sangat membahayakan karena bisa menimbulkan goncangan sosial dan stabilitas politik menjadi terganggu. Dengan demikian, suatu pengembangan ekonomi wilayah harus senantiasa dibarengi dengan pengembangan distribusi pendapatan yang sehat.

2.6 Kontribusi Usaha Tani Padi Terhadap Struktur Pendapatan Rumah Tangga Petani

Kontribusi usaha tani padi terhadap struktur pendapatan tumah tangga petani berbanding lurus linear dengan luas kepemilikan lahan, semakin luas lahan kepemilikannya maka ketergantungan pendapatannya semakin tinggi terhadap usaha tani padi Tabel 2.2. Berbeda dengan padi, usaha tani non padi nampaknya mempunyai kontribusi berbanding terbalik dengan luas penguasaan lahan. Artinya, makin sempit penguasaan lahan makin beragam usaha tani dan mengarah pada usaha tani non padi. Selain itu, sempitnya penguasaan lahan menyebabkan ketergantungan pada usaha non pertanian makin tinggi. Dalam jangka panjang, luas kepemilikan lahan oleh petani cenderung berkurang karena makin banyaknya jumlah penduduk dan fragmentasi lahan sulit dihindari. Jika di perdesaan tidak tersedia lapangan kerja di luar usaha tani, kondisi perekonomian masyarakat perdesaan akan makin menurun. Untuk mengatasi masalah tersebut, sektor pertanian harus dibangun secara terpadu, mulai dari pengembangan teknologi maju, pengolahan hasil, sampai pemasaran hasil dan produk olahannya Deptan 2008. Peningkatan produksi padi di samping untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk, juga sebagai sumber peningkatan pendapatan rumah tangga petani dan juga sebagai sumber pendapatan daerah, dengan meningkatnya produksi padi diharapkan kebutuhan beras tercukupi oleh produksi dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor beras dari luar negeri. Berdasarkan data BPS, ketersediaan beras dari tahun 1970 sampai 2003 mengalami defisit rata-rata sebesar 0.81 juta ton per tahun, karena kebutuhan akan beras selalu meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Menurut Haryono et al. 2011, upaya peningkatan produksi dan pencapaian swasembada pangan berkelanjutan, dihadapkan kepada empat tantangan utama secara biofisik, yaitu: a kerusakan dan degradasi sumber daya lahan dan air, penurunan kesuburan lahanprodukivitas lahan, dan pencemaran; b peningkatan variabilitas dan terjadinya perubahan iklim global global climate change; c konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian; dan d fragmentasi lahan pertanian. 21 Tabel 2.2 Struktur pendapatan rumah tangga petani di beberapa kabupaten di Indonesia, tahun 2002 Kabupaten dan struktur pendapatan rumah tangga Luas penguasaan lahan ha 0.1 - 0.5 0.5 - 0.75 0.75 - 1.0 ≥ 1.0 Indramayu, Jawa Barat - Padi 27 32 40 43 - Non padi 48 42 42 34 - Non pertanian 25 26 18 23 Klaten, Jawa Tengah - Padi 15 20 29 47 - Non padi 35 29 34 28 - Non pertanian 50 51 36 25 Kediri, Jawa timur - Padi 18 9 22 32 - Non padi 46 41 56 51 - Non pertanian 36 50 22 16 Ngawi, Jawa Timur - Padi 22 23 34 30 - Non padi 51 36 32 20 - Non pertanian 26 41 34 50 Sidrap, Sulawesi Selatan - Padi 29 20 67 45 - Non padi 32 19 12 21 - Non pertanian 38 61 21 34 Sumber: Deptan 2008 Berbagai upaya peningkatan poduksi padi terus dilakukan seperti adanya program peningkatan produksi beras nasional P2BN, diseminasi teknologi, subsidi sarana produksi pertanian, serta pengendalian harga dan ekspor. Guna mendukung program P2BN, beberapa metode budidaya padi telah dikenalkan dan didemplotkan, salah satunya yaitu System of Rice Intensification SRI. Metode SRI merupakan sistem teknik budidaya padi yang mengubah cara petani ke arah bagaimana mengelola tanaman padi, air dan zat hara tanaman nutrient agar mampu meningkatkan pertumbuhan akar serta mendorong peningkatan dan keragaman jenis-jenis organisme tanah yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Pencanangan program P2BN oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian, membuahkan hasil dengan meningkatnya produksi padi sebesar 4.70 pada tahun 2007 dan 5.60 pada tahun 2008, sehingga swasembada beras dapat dicapai kembali Deptan 2008. Peningkatan produksi padi berpengaruh pada ketersediaan beras nasional. Dampaknya, ketersediaan beras dari tahun 2004 sampai 2011 mengalami surplus, rata-rata sebesar 1.65 juta ton per tahun Tabel 2.3. 22 Tabel 2.3 Ketersediaan dan kebutuhan beras di Indonesia Produksi Padi Produksi netto Ekuivalen beras Konsumsi Surplusdefisit Penduduk Konsumsi juta kgkapth 1970 19.33 17.40 10.96 11.92 -0.96 120.00 99.31 1975 22.34 20.11 12.67 13.36 -0.69 134.45 99.35 1980 29.65 26.69 16.81 18.48 -1.67 147.49 125.32 1985 39.03 35.13 22.13 21.69 0.44 164.63 131.78 1990 45.18 40.66 25.62 25.74 -0.12 182.65 140.92 1995 49.74 44.77 28.20 30.97 -2.76 194.75 159.00 2000 51.90 46.71 29.43 29.84 -0.42 205.13 145.49 2001 50.46 45.41 28.61 28.64 -0.03 209.93 136.45 2002 51.49 46.34 29.19 30.26 -1.07 212.00 142.75 2003 52.14 46.93 29.56 30.34 -0.78 215.28 140.94 2004 54.09 48.68 30.67 30.23 0.44 217.85 138.76 2005 54.15 48.74 30.70 30.07 0.64 219.85 136.76 2006 54.46 49.01 30.88 30.45 0.43 222.19 137.03 2007 57.16 51.44 32.41 32.24 0.17 225.64 142.87 2008 60.33 54.30 34.21 33.33 0.88 228.52 145.84 2009 64.40 57.96 36.51 33.24 3.28 231.37 143.65 2010 66.47 59.82 37.69 33.87 3.82 237.64 142.51 2011 65.76 59.18 37.29 34.19 3.09 241.00 141.88 Sumber: BPS Pusat berbagai tahun Produksi dikurangi 10 untuk benih dan susut Rendemen beras 63 juta ton Tahun Produksi padi pada tahun 2011 sebesar 65.76 juta ton Gabah Kering Giling GKG, mengalami penurunan sebesar 0.71 juta ton 1.07 dibandingkan dengan tahun 2010. Penurunan produksi pada tahun 2011 tersebut terjadi di Jawa sebesar 1.97 juta ton sedangkan di luar Jawa mengalami kenaikan sebesar 1.26 juta ton. Penurunan produksi terjadi disebabkan oleh penurunan luas panen seluas 49.81 ribu hektar 0.38 dan penurunan produktivitas sebesar 0.35 kuintalhektar 0.70. Penurunan produksi padi yang relatif besar terdapat di Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Tengah dan Propinsi Riau BPS 2011b.

2.7 Kerangka Pemikiran