PENDAHULUAN Upaya Peningkatan Kualitas Sensori Dan Preservasi Dangke Susu Sapi Dengan Penambahan Lemak Susu Dan Supernatan Lactobacillus Plantarum (Lactococcus Lactis Fncc 0086)
protein 15.42. Kadar protein yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan penambahan lemak susu sapi ke dalam dangke susu sapi menurunkan kadar
protein dangke. Fenomena tersebut didukung oleh penelitian Rogers et al. 2009 bahwa penambahan lemak ke dalam keju berpotensi menurunkan kadar protein
keju. Hal tersebut disebabkan oleh terhalangnya ikatan antar kappa-kasein oleh banyaknya globul lemak saat beragregasi membentuk curd. Jika proses agregasi
kappa kasein terganggu oleh globul lemak, maka curd yang terbentuk menjadi lebih sedikit, akibatnya protein pun berkurang. Keju dengan kadar lemak sedikit
memiliki curd lebih homogen dibandingkan dengan keju yang kadar lemaknya lebih tinggi. Curd yang homogen berarti globul lemak dikelilingi oleh molekul
kasein dalam jumlah yang seimbang sehingga curd terlihat kompak. Tahapan pembentukan curd merupakan tahap yang paling sulit dikendalikan karena
dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara kualitas susu, suhu pemasakan, volume susu, volume padatan, pH, jenis dan jumlah koagulan, serta lamanya
koagulasi Syah 2012. 4.3.5 Kadar Karbohidrat
Kadar karbohidrat tertinggi terdapat pada dangke susu sapi tanpa penambahan lemak 4.68, diikuti oleh dangke susu sapi yang ditambah lemak
2 dan dangke susu sapi dengan lemak 1 masing-masing 3.14 dan 0.62. Dangke susu kerbau memiliki kadar karbohidrat paling rendah 0.53. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan dangke susu kerbau memiliki kadar karbohidrat yang lebih rendah dibandingkan dengan dangke susu sapi. Hasil
tersebut sesuai dengan yang dilaporkan
Barłowska et al. 2011 bahwa kadar laktosa susu sapi Bos taurus lebih tinggi dibandingkan dengan susu kerbau
Babalus bubalis masing-masing 4.82 dan 4.79. Hal tersebut tidak sesuai dengan hasil yang dilaporkan Murtaza et al. 2014 bahwa kadar laktosa pada keju
susu kerbau lebih tinggi dibandingkan dengan keju susu sapi masing-masing 0.16 dan 0.13. Salman et al. 2014 dan Hussain et al. 2012 melaporkan
bahwa kadar laktosa susu sapi hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan susu kerbau.
Laktosa adalah jenis karbohidrat susu yang memberikan rasa manis sehingga disebut juga gula susu. Sebagian besar laktosa tertinggal dalam whey
selama pembentukan curd. Kandungan laktosa kurang lebih 98 terlarut dalam whey dan curd masih mengandung 0.8-1.5 laktosa Huffman dan Kristoffersen
1984. Berdasarkan hasil pengukuran kadar karbohidrat pada penelitian ini, ditemukan penambahan lemak susu 1 dan 2 tidak menunjukkan adanya
peningkatan kadar laktosa. Kadar laktosa dangke berbanding lurus dengan kadar air di dalamnya. Jika kadar air dangke tinggi maka kadar laktosa pun tinggi. Air
yang terkandung di dalam dangke merupakan whey yang masih tersisa dengan laktosa terikat di dalamnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, dangke susu sapi
tanpa penambahan lemak memiliki kadar air tertinggi sehingga kadar laktosanya pun tertinggi.
4.3.6 pH
Nilai pH ketiga jenis dangke berada pada kisaran pH mendekati netral. Nilai pH tertinggi terdapat pada dangke susu kerbau 6.65. Meskipun dalam proses
pengolahan dangke susu sapi ditambahkan supernatan L. plantarum L. lactis
FNCC 0086 dengan pH 3.8, namun susu mampu mempertahankan kondisi pH
sehingga tidak terjadi penurunan yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan dalam susu terlarut senyawa fosfat, sitrat, dan protein yang merupakan buffer alami.
Kasein susu yang mengikat kalsium fosfat mampu mempertahankan pH dangke pada kisaran pH 6.
Penambahan lemak susu sapi dan supernatan L. plantarum L. lactis FNCC 0086 dalam penelitian ini diketahui mempengaruhi nilai nutrisi dangke susu sapi.
Kadar air, abu, protein, dan karbohidrat dangke susu sapi mengalami penurunan, sedangkan kadar lemak mengalami kenaikan. Kondisi tersebut didukung oleh
Buriti et al. 2007 dan Shima dan Tanimoto 2016 Tabel 4.2. Yasin dan Shalaby 2007 melaporkan hal yang sama walaupun diiringi dengan kenaikan
kadar laktosa. Kapitula et al. 2007 melaporkan bahwa penambahan isolat L. plantarum tanpa penambahan lemak susu diketahui menaikkan kadar air, abu,
dan lemak keju lunak Tabel 4.2. Hasil tersebut tidak didukung oleh Frau et al. 2014 dan Yerlikaya dan Ozer 2014 bahwa penambahan isolat BAL tidak
mempengaruhi nilai nutrisi kadar air dan lemak. Tabel 4.2 Hasil pengukuran kadar nutrisi pada beberapa jenis keju setelah
penambahan L. plantarum dan atau lemak susu Jenis keju
Jenis uji Efek penambahan
Keterangan referensi
Penambahan bakteri asam laktatL. plantarum Kareish
Kadar lemak Tidak berubah
François et al. 2004
Kadar air Naik 72.7 menjadi 75.2
pH Naik 4.58 menjadi 4.62
Soft cheese Kadar air
Naik 64.12 menjadi 64.82 Kapitula et
al. 2007 Kadar protein
Tetap 5.8 menjadi 5.79 Kadar lemak
Turun 25.0 menjadi 24.5 Kadar abu
Naik 0.65 menjadi 0.737 pH
Tetap 4.58 menjadi 4.59 Minas fresh
cheese Kadar air
Turun 65.54 menjadi 64.74 Buriti et al.
2007 Kadar protein
Turun 11.72 menjadi 11.22 Kadar lemak
Naik 15.02 menjadi 15.45 Kadar abu
Naik 1.58 menjadi 1.75 Kadar karbohidrat
Naik 6.14 menjadi 6.84 pH
Turun 7.07 menjadi 6.31 Penambahan lemak susukrim
Cottage cheese
Kadar air Turun 82.22 menjadi 79.67
Yasin dan
Shalaby 2007
Kadar protein Turun 13.85 menjadi 12.89
Kadar lemak Naik 0.41 menjadi 3.14
Kadar abu Turun 1.78 menjadi 1.62
Kadar karbohidrat Naik 1.74 menjadi 2.68
Mozzarella Kadar air g100 g Turun 53.1 menjadi 48.2
Shima dan Tanimoto
2016 Kadar protein g100 g
Turun 38.8 menjadi 16.3 Kadar lemak g100 g
Naik 2.7 menjadi 30.1 Kadar abu g100 g
Turun 3.7 menjadi 1.7 pH
Naik 5.6 menjadi 5.7