Rekultur dan Reidentifikasi Isolat BAL dan Bakteri Uji
Tabel 5.2 Pengaruh interaksi penambahan supernatan L. plantarum L. lactis FNCC 0086 dengan waktu inkubasi dangke terhadap jumlah koloni S.
aureus ATCC 25923 Log cfu g
-1
Perlakuan Lamanya inkubasi hari
2 4
6 8
Dengan supernatan 4.95
d
6.47
c
8.56
a
7.70
b
4.05
e
Tanpa supernatan 4.05
e
6.40
c
8.53
a
7.55
b
3.60
e
Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5
Gambar 5.3 Pengaruh interaksi antara penambahan supernatan L. plantarum L. lactis FNCC 0086 dan waktu inkubasi dangke terhadap jumlah
koloni S. aureus ATCC 25923
Hasil uji lanjut Duncan terhadap pengaruh supernatan L. plantarum L. lactis FNCC 0086 menunjukkan bahwa dangke tanpa penambahan supernatan L.
plantarum L. lactis FNCC 0086 menghasilkan jumlah koloni S. aureus ATCC 25923 yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan dangke yang ditambahkan
supernatan L. plantarum L. lactis FNCC 0086 Tabel 5.2 dan Gambar 5.3. Hal tersebut berarti bahwa penambahan supernatan L. plantarum L. lactis FNCC
0086 ke dalam dangke belum mampu menekan pertumbuhan S. aureus ATCC 25923. Dari pengamatan secara in vitro, supernatan L. plantarum L. lactis FNCC
0086 terbukti mampu menghambat pertumbuhan S. aureus ATCC 25923 dengan konsentrasi 10 pada media NB. Namun hasil pengamatan tersebut belum
terbukti memberikan efek yang sama pada dangke sebagai medium. Perbedaan daya hambat tersebut diduga karena perbedaan pH pada kedua medium tersebut.
Kondisi asam dalam media NB mampu mengurai membran bakteri serta mengasamkan lingkungan dalam sel yang mengakibatkan keluarnya ion H
+
dari sel bakteri dan menyebabkan kematian sel. Penambahan supernatan L. plantarum
L. lactis FNCC 0086 ke dalam dangke sedikit sekali mengubah pH dangke yaitu dari 6.5 menjadi
6.1 6.15. Dalam susu terlarut senyawa kalsium, fosfat, sitrat, dan protein yang merupakan buffer alami Susilorini dan Sawitri 2006.
Hasil yang sama dilaporkan oleh Carvalho et al. 2005 bahwa keju lunak memiliki pH 6.5 walaupun pada proses pembuatannya ditambahkan asam laktat.
Penelitian ini memiliki pH dangke 6 memungkinkan S. aureus ATCC 25923
2 4
6 8
10
2 4
6 8
dengan supernatan
tanpa supernatan
Log cfu g
-1
Waktu inkubasi hari
tumbuh dengan optimum. Radovanovic dan Katic 2009 melaporkan bahwa pertumbuhan L. plantarum pada media susu skim, pH hanya berubah dari 6.63
menjadi 6.52 1.6. Perubahan pH tersebut belum mampu menghambat pertumbuhan S. aureus pada media susu skim. Fang dan Liu 2002 juga
melaporkan bahwa daya antimikrob beberapa bakteri asam laktat L. acidophilus, L. bulgaricus, L. casei, dan Streptococcus thermophilus terhadap S. aureus
menurun ketika pH medium agar mendekati netral. Tabel 5.3 Pengaruh interaksi kadar lemak dengan waktu inkubasi dangke
terhadap jumlah koloni S. aureus ATCC 25923 Log cfu Perlakuan
Lamanya inkubasi hari 2
4 6
8 Lemak 1
4.41
d
6.58
c
8.63
a
7.68
b
3.37
e
Lemak 2 4.59
d
6.29
c
8.46
a
7.58
b
4.27
d
Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5
Gambar 5.4 Pengaruh interaksi penambahan lemak dengan waktu inkubasi
dangke terhadap jumlah koloni S. aureus ATCC 25923
Hasil uji lanjut Duncan terhadap pengaruh interaksi antara penambahan lemak dan waktu terhadap pertumbuhan bakteri uji menunjukkan bahwa pada hari
ke-2, ke-4, dan ke-6, pertumbuhan S. aureus ATCC 25923 lebih tinggi pada dangke yang ditambahkan lemak 1 dibandingkan dengan dangke yang
ditambahkan lemak 2 Tabel 5.3 dan Gambar 5.4. Hal tersebut menunjukkan bahwa dangke dengan penambahan lemak 1 lebih mendukung pertumbuhan S.
aureus ATCC 25923 dibandingkan dengan dangke dengan penambahan lemak 2. Hal tersebut karena dangke dengan penambahan lemak 1 memiliki kadar
protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan dangke dengan penambahan lemak 2. Harris et al. 2002 melaporkan bahwa S. aureus tumbuh dengan baik pada
medium yang banyak mengandung nitrogen sebagai sumber nutrisi organik.
2 4
6 8
10
2 4
6 8
lemak 1 lemak 2
Log cfu g
-1
Waktu inkubasi hari