Analisis Profitabilitas Metode Analisis Data

Berdasarkan luas pemanfaatan lahannya, terlihat bahwa Desa Santing ini memiliki potensi sumberdaya alam yang besar baik berupa hamparan sawah irigasi, penggaraman maupun tambakkolam. Sehingga dapat diperkirakan hampir sebagian besar mata pencaharian masyarakat disana sebagai petani dan petambak.

5.2. Keadaan Umum Usaha Garam Rakyat di Desa Santing

Desa santing merupakan wilayah yang cukup potensial untuk mengembangkan produksi garam. Pembuatan garam bahan baku di Desa Santing berasal dari air laut dan air danua asin menggunakan sistem penguapan air laut dengan menggunakan sinar matahari solar energy di atas lahan tanah, serta mengandalkan angin untuk dapat memutar kincir agar terus memompa air ke lahan penggaraman. Adapun tahapan proses pembuatan garam di Desa Santing adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Lahan a. Pengeringan Lahan Pengeringan lahan meliputi kegiatan pengeringan lahan peminihan yang dilaksanakan pada awal musim kemarau dan pengeringan lahan kristaslisasi. b. Peminihan Selama tiga hari pertama air laut yang keluar masuk lahan digunakan untuk membersihkan waduk dari air hujan atau air tawar. Mulai hari keempat sesuai dengan perkembangan iklim, air laut mulai ditahan di dalam waduk sampai konsentrasi minimal 2º Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Indramayu, 2011 Kemudian lahan-lahan diisi air yang dialiri menggunakan serokan dengan bantuan kincir dan angin, atau apabila keadaan angin sedang tidak memungkinkan, petambak garam menggunakan pompa diesel untuk dapat mengaliri air ke lahan. Setelah areal peminihan terendam air laut, kemudian pintu air air ditutup, sehingga air di lahan peminihan memiliki ketebalan beragam. Pada saat inilah sebagian besar petambak yang menggunakan zat aditif memasukkan zat aditif bubuk yang sudah dicampur air kemudian dimasukkan ke areal lahan peminihan. c. Pembuatan Air Tua Setelah peminihan tertua, yaitu yang letaknya paling rendah terendamair laut maka pengisian meja-meja kristalisasi harus melalui saluran air tua dan sekali-kali tidak boleh mengisinya langsung melalui saluran pembuangan. Pintu-pintu airdari saluran pembuangan segera ditutup. Pengisian meja-meja kristalisasi melalui saluran air tua dapat dilakukan secara kontinyu dan tanpa menggunakan pompa air. Hal tersebut dikarenakan air sudah mengalir secara otomatis melalui lubang- lubang di setiap pinggiran meja kristalisasi. 2. Pengolahan Air dan Tanah Proses ini diawali dengan pemadalatan lahan peminihan gulukroll lalu diakhiri dengan pengeringan. 3. Pengeluaran Air Tua Setelah meja mengalami proses pemadatan, maka air tua dimasukkan lagi kedalam meja kristalisasi. 4. Proses Kristalisasi Air di meja kristalisasi berubah menjadi mengering lalu mengkristal. Proses kristalisasi berlangsung selama kurang lebih 3 – 5 hari. 5. Proses PemungutanPengerikan Proses ini dilakuakan setelah 3 – 5 hari air mengalami kristalisasi pada meja garam meja kristalisasi. Pengambilan garam dengan cara dikerik dengan menggunakan alat kerikansorkot kayu. Pengerikan dilakukan dengan cara menarik mengais dari tengah ke tepi meja, membentuk lenceran sejajar dengan galengan meja yang membujur ke arah penjemuran dalam jarak 1 m dari tepi galengan meja. Garam hasil pungutan di timbun di penjemurang yang terletak sejajar dengan meja terendah. Pungutan darurat dilakukan bila musim produksi tidak mungkin diteruskan, misalnya kondisi cuaca hujan terus menerus.