Pendapatan Usaha Garam Rakyat

Tabel 22. Pendapatan Usaha Garam Rakyat perhektar dengan Status Lahan Bagi Hasil di Desa Santing, Tahun 2011. Uraian Usaha Garam Rakyat Menggunakan Zat Aditif Tidak Menggunakan Zat Aditif Pendapatan Atas Biaya Tunai RpHa 13.256.685,41 8.489.861,11 Pendapatan Atas Biaya Total RpHa 4.542.953,13 -1.618.443,18 Sumber : Data Primer diolah, 2013

6.2.4. Profitabilitas Usaha Garam Rakyat

Analisis imbangan profitabilitas antara penerimaan dan biaya adalah nama lain dari analisis Return Cost Ratio RC. Nilai dari ratio tersebut menunjukkan pendapatan kotor penerimaan yang diterima pengelola usaha tambak atas setiap rupiah yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha tambak garam.

6.2.4.1. Profitabilitas Usaha Garam Rakyat Milik Sendiri

Dengan memperhatikan biaya yang dibayarkan, nilai RC pada usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif lebih besar daripada RC pada usaha garam rakyat yang tidak menggunakan zat aditif. RC atas biaya yang dibayarkan pada usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif adalah 3,25 dan RC atas biaya dibayarkan pada usaha garam rakyat yang tidak menggunakan zat aditif adalah 2,97. Nilai tersebut mempunyai makna bahwa setiap satu juta rupiah biaya- dibayarkan petambak, maka petambak garam yang menggunakan zat aditif mendapatkan penerimaan sebesar Rp 3.250.000,00 dan petambak yang tidak menggunakan zat aditif akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 2.970.000,00. Petambak garam yang menggunakan zat aditif mempunyai nilai RC atas biaya total yang lebih besar daripada RC atas biaya total pada petambak yang tidak menggunakan zat aditif. nilai RC atas biaya total pada usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif adalah 1,32. Sementara RC atas biaya total pada usaha garam rakyat yang tidak menggunakan zat aditif adalah 1,19. Pada usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif, nilai RC tersebut mempunyai makna bahwa setiap rupiah biaya total pada usaha garam rakyat tersebut memberikan penerimaan sebesar Rp 1,32. Sedangkan pada usaha tambak yang tidak menggunakan zat aditif, nilai RC sebesar 1,19 mempunyai pengertian bahwa setiap satu rupiah biaya total pada usaha garam rakyat tersebut akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp 1,19. Hasil analisis imbangan penerimaann dan biaya diatas menunjukkan bahwa usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif dan tidak menggunakan zat aditif sama-sama menguntungkan karena keduanya memiliki nilai RC atas biaya tunai dan RC atas biaya total lebih dari satu. Uraian tersebut dapat dilihat pada Tabel 23. Secara statistik, RC total dari petambak pada lahan milik sendiri tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 Lampiran 18. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan zat aditif tidak mempengaruhi tingkat keuntungan seorang petambak garam pada lahan milik sendiri, karena sifatnya tidak konsisten dan terbukti tidak berbeda nyata secara statistik pada selang kepercayaan 95. Tabel 23.Profitabilitas Usaha Garam Rakyat Per-hektar dengan Status Lahan Milik Sendiri di Desa Santing, Tahun 2011. Uraian Usaha Garam Rakyat Menggunakan Zat Aditif Tidak Menggunakan Zat Aditif Penerimaan RpHa 29.234.375,00 21.340.000,00 Biaya Tunai RpHa 8.982.062,50 7.191.120,90 Biaya Total RpHa 22.126.290,82 17.809.403,04 RC Atas Biaya Tunai RpHa 3,25 2,97 RCAtas Biaya Total RpHa 1,32 1,19 Sumber : Data Primer diolah, 2013

6.2.4.2. Profitabilitas Usaha Garam Rakyat Milik Sewa

Dengan memperhatikan biaya yang dibayarkan, nilai RC pada usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif lebih besar daripada RC pada usaha garam rakyat yang tidak menggunakan zat aditif. RC atas biaya yang dibayarkan pada usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif adalah 2,75 dan RC atas biaya dibayarkan pada usaha garam rakyat yang tidak menggunakan zat aditif adalah 2,34. Nilai tersebut mempunyai makna bahwa setiap satu juta rupiah biaya- dibayarkan petambak, maka petambak garam yang menggunakan zat aditif mendapatkan penerimaan sebesar Rp 2.750.000,00 dan petambak yang tidak menggunakan zat aditif akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 2.340.000,00. Petambak garam yang menggunakan zat aditif mempunyai nilai RC atas biaya total yang lebih besar daripada RC atas biaya total pada petambak yang tidak menggunakan zat aditif. nilai RC atas biaya total pada Usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif adalah 1,34. Sementara RC atas biaya total pada usaha garam rakyat yang tidak menggunakan zat aditif adalah 1,08. Pada usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif, nilai RC tersebut mempunyai makna bahwa setiap rupiah biaya total pada usaha garam rakyat tersebut memberikan penerimaan sebesar Rp 1,34. Sedangkan pada usaha tambak yang tidak menggunakan zat aditif, nilai RC sebesar 1,08 mempunyai pengertian bahwa setiap satu rupiah biaya total pada usaha garam rakyat tersebut akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp 1,08. Hasil analisis imbangan penerimaann dan biaya diatas menunjukkan bahwa usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif dan tidak menggunakan zat aditif sama-sama menguntungkan karena keduanya memiliki nilai RC atas biaya tunai dan RC atas biaya total lebih dari satu. Uraian tersebut dapat dilihat pada Tabel 24. Secara statistik, RC total dari petambak pada lahan milik sewa tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 Lampiran 19. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan zat aditif tidak mempengaruhi tingkat keuntungan seorang petambak garam pada lahan milik sewa, karena sifatnya tidak konsisten dan terbukti tidak berbeda nyata secara statistik pada selang kepercayaan 95. Tabel 24. Profitabilitas Usaha Garam Rakyat perhektar dengan Status Lahan Milik Sewa di Desa Santing, Tahun 2011. Uraian Usaha Garam Rakyat Menggunakan Zat Aditif Tidak Menggunakan Zat Aditif Penerimaan RpHa 27.337.962,96 21.347.916,67 Biaya Tunai RpHa 9.923.080,86 9.110.016,03 Biaya Total RpHa 20.265.948,64 19.750.966,15 RC Atas Biaya Tunai RpHa 2,75 2,34 RCAtas Biaya Total RpHa 1,34 1,08 Sumber : Data Primer diolah, 2013

6.2.4.3. Profitabilitas Usaha Garam Rakyat Bagi Hasil

Dengan memperhatikanbiaya yang dibayarkan, nilai RC pada usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif lebih besar daripada RC pada usaha garam rakyat yang tidak menggunakan zat aditif. RC atas biaya yang dibayarkan pada usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif adalah 1,76 dan RC atas biaya dibayarkan pada usaha garam rakyat yang tidak menggunakan zat aditif adalah 1,47. Nilai tersebut mempunyai makna bahwa setiap satu juta rupiah biaya- dibayarkan petambak, maka petambak garam yang menggunakan zat aditif mendapatkan penerimaan sebesar Rp 1.760.000,00 dan petambak yang tidak menggunakan zat aditif akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 1.470.000,00. Petambak garam yang menggunakan zat aditif mempunyai nilai RC atas biaya total yang lebih besar daripada RC atas biaya total pada petambak yang tidak menggunakan zat aditif. nilai RC atas biaya total pada usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif adalah 1,17. Sementara RC atas biaya total pada usaha garam rakyat yang tidak menggunakan zat aditif adalah 0,94. Pada usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif, nilai RC tersebut mempunyai makna bahwa setiap rupiah biaya total pada usaha garam rakyat tersebut memberikan penerimaan sebesar Rp 1,17. Sedangkan pada usaha tambak yang tidak menggunakan zat aditif, mempunyai nilai RC kurang dari satu yaitu sebesar 0,95 mempunyai pengertian bahwa setiap satu rupiah biaya total pada usaha garam rakyat tersebut akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp 0,94. Hasil analisis imbangan penerimaan dan biaya diatas menunjukkan bahwa usaha garam rakyat yang menggunakan zat aditif lebih menguntungkan dibandingkan dengan usaha garam rakyat yang tidak menggunakan zat aditif. Hal itu disebabkan karena usaha garam rakyat yang tidak menggunakan zat aditif memiliki nilai RC atas biaya tunai dan RC atas biaya total kurang dari satu. Uraian tersebut dapat dilihat pada Tabel 25. Secara statistik, RC total dari petambak pada lahan bagi hasil berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 Lampiran 20. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan zat aditif mempengaruhi tingkat keuntungan seorang petambak garam pada lahan bagi hasil, karena sifatnya konsisten dan terbukti berbeda nyata secara statistik pada selang kepercayaan 95. Tabel 25. Profitabilitas Usaha Garam Rakyat Perhektar dengan Status Lahan Bagi Hasil di Desa Santing, Tahun 2011.