Biaya Usahatani Analisis Pendapatan Usahatani

usahatani meliputi sarana transportasi dan komunikasi, pemasaran dan fasilitas kredit. Hubungan sumberdaya lahan, modal, dan tenaga kerja saling terkait dalam pertanian. Aspek sumberdaya pertanian menurut Soekartawi 2006 adalah aspek alam tanah, modal dan tenaga kerja. Selain aspek tersebut juga terdapat aspek manajemen dalam pengelolaan sumberdaya produksi. Mahdi 2009 memaparkan bahwa pegaraman hendaknya memenuhi beberapa faktor yang menjadi variabel produksi pada proses produksi garam antara lain: 1. Peningkatan kecepatan penguapan air laut 2. Penurunan peresapan tanah 3. Pengaturan konsentrasi pengkristalan garam 4. Perbaikan cara pengolahan tanah 5. Penggunaan teknologi baru. Proses produksi garam yang disarankan adalah dengan metode kristalisasi bertingkat, yakni model pembaruan dari metode konvensional. Proses ini sudah dilakukan oleh PT Garam Persero. Tahap pembuatan garam untuk memproduksi garam berkualitas sebagai berikut Dinas Kelautan dan Perikanan, 2003: 1. Persiapan Persiapan dilakukan paling lambat 2 minggu sebelum musim kemarau dengan cara melakukan perbaikan kembali semua saluran, tanggul-tanggul kolam pegaraman, dan lain-lain. 2. Pengaliran air laut ke kolam pengumpulpengendapan Air laut dialirkan ke kolam pengumpul jika musim kemarau tiba. Pada saat pengisian air laut dilakukan pembukaan pintu air ke kolam pengumpul, sedangkan pada saat air laut pasang pintu air ditutup rapat dan diupayakan tidak ada kebocoran. Air laut didiamkan kurang lebih 14-15 hari sampai konsentrasi air garam mencapai 10 o Be. 3. Aliran larutan garam pada kolam-kolam pegaraman Larutan air garam brine dialirkan ke kolam-kolam setelah beberapa hari diendapkan dan mengalami peningkatan konsentrasi, dengan demikian dibuat empat seri kolam penguapan dengan target konsentrasi berbeda-beda. Ketika konsentrasi air garam mencapai konsentrasi 24.5 o Be larutan garam dipindahkan ke kolam pemekatan, sehingga mencapai konsentrasi 29.5 o Be namun tidak boleh lebih dari 30.5 o Be, sebab kualitas garam akan menurun pada konsentrasi tersebut. Pemindahan brine dari satu kolam ke kolam lain melewati pintu-pintu air. Pengukuran konsentrasi brine harus dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut baumeter. Proses penguapan air garam di lahan peminihan umumnya berlangsung selama 70 hari. 4. Kolam kristalisasi dan pengambilan kristal garam Kolam kristalisasi telah dipersiapkan sebelum garam pekat dari kolam pemekatan dipindahkan ke kolam kristalisasi. 5. Pencucian garam Pencucian garam adalah suatu cara menghilangkanmengurangi komponen- komponen yang tidak diinginkan dengan melalui pengkontakkan antara benda padat dengan cairan. 6. Pengeringan garam Pengeringan garam adalah tahap terakhir sebelum pengarungan, dimana garam yang sudah dicuci diletakkan diatas geribik, lalu dijemur dibawah sinar matahari. 7. Pergudangan Pergudangan didesain untuk menjaga garam agar tidak mengalami penurunan kualitas. Karena sifat garam yang higroskopis sehingga mudah menyerap air, maka kelembaban gudang harus dikontrol

2.12 Hasil Penelitian Terdahulu

Usaha garam rakyat merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh petambak atau petani garam dengan menggabungkan sumberdaya lahan, tenaga kerja, modal, dan lain-lain untuk mencapai tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan. Usaha garam rakyat di Indonesia dikenal masih sangat tradisional, karena melalui proses evaporasi hanya dengan bantuan sinar matahari dan angin, tanpa adanya sentuhan teknologi. Oleh karena itu, untuk mencapai keuntungan atau produksi yang maksimal, maka penggunaan faktor-faktor produksi sumberdaya sebagai korbanan harus diketahui dan efisien. Tingkat pendapatan merupakan indikator dari keberhasilan yang diperoleh dari setiap usaha garam rakyat. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya Soekartawi, 2006. Untuk menganalisis, apakah usaha garam rakyat yang dilakukan menguntungkan profitable atau tidak, maka dilakukan perbandingan antara jumlah penerimaan dan biaya RC. Usaha yang menguntungkan profitable mempunyai nilai RC 1. Nilai RC dapat pula menunjukan ukuran efisiensi suatu usaha. Semakin besar nilai RC maka semakin efisien usaha yang dilakukan. Ihsannudin 2013 melakukan penelitian yang berjudul Pemberdayaan Petani Penggarap Garam Melalui Kebijakan Berbasis Pertanahan. Lokasi penelitian bertempat di Pulau Madura tepatnya di Kabupaten Sampang. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan sentra penggaraman rakyat paling luas di Madura. Latar belakangnya penelitian ini adalah tentang tidak sejahteranya petani penggarap garam atau tidak memiliki status kekuasaan lahan. Widodo 2010 dalam Ihsannudin 2013 mengatakan masyarakat pesisir pada umumnya menggantungkan hidupnya dari pemanfaatan sumberdaya laut dan pantai yang membutuhkan investasi besar dan bergantung musim. Kondisi iklim dan cuaca yang seringkali tidak bersahabat, mekanisme harga dan pasar garam yang cenderung tidak berpihak kepada petani garam menjadikan usaha garam ini dilingkupi risiko Ihsannudin, 2012. Demikian pula mengenai tingkat pendidikan penduduk yang rendah dan keterampilan yang terbatas. Kondisi tersebut semakin terpuruk apabila petani tersebut tidak memiliki kuasa lahan atau biasa disebut penyakap petani penggarap, sehingga selain memiliki keterbatasan modal, penyakap juga tidak mempunyai hak dalam pengambilan keputusan dalam usaha garam rakyat. Oleh karena itu, penelitian ini berujuan mengetahui pendapatan petani penggarap garam dari usaha produksi garam serta alternatif kebijakan pertanahan yang dapat ditetapkan untuk dapat memberdayakannya. Analisis data yang dilakukan adalah analisis pendapatan, sedangkan alat analisis yang digunakan untuk mengestimasi keberhasilan usaha adalah sebagai berikut : NI = Total Penerimaan TR – Total Biaya TC = Q.Pq – TFC+TVC