Luas Lahan Garapan Responden

kerja dan dummy zat aditif mampu menjelaskan variabel dependen berupa produski garam di dalam persamaan sebesar 81,2 persen dan sisanya sebesar 18,8 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar persamaan.

6.1.3.2. Uji F-hitung

Nilai F-hitung pada hasil analisis regresi ini sebesar 107,94 dengan nilai probabilitasnya sebesar 0,0000. Persamaan dalam penelitian ini lulus uji F-hitung, dimana nilai f-tabel pada taraf nyata 5 persen F-tabel = 2,312 lebih kecil daripada nilai F-hitungnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa minimal ada salah satu variabel dependen dalam persamaan ini yang berpengaruh nyata terhadap faktor produksi pada tingkat kepercayaan 95 persen.

6.1.3.3. Uji t-hitung

Masing-masing variabel bebas dalam persamaan fungsi produksi tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji t-hitung. Pengujian t-hitung dapat dilakukan dengan melihat nilai t-tabel atau nilai probabilitas peluang dari masing-masing variabel bebas. Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa faktor produksi jumlah kincir, luas lahan, tenaga kerja, dan dummy zat aditif berpengaruh nyata terhadap produksi garam di Desa Santing karena mempunyai nilai t-hitung yang lebih besar daripada nilai t-tabel pada taraf nyata 5 persen t-tabel = 1,943

6.1.4. Analisis Ekonomi

6.1.4.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Garam di Desa Santing

Berdasarkan hasil estimasi fungsi produksi Cobb-Douglas pada Tabel 14, maka dapat diperoleh persamaan fungsi produksi sebelum dilinearkan sebagai berikut : P = 10,9957X 1 0,16897 X 2 0,40593 X 3 0,10347 D 0,078 Model fungsi produksi tersebut bila dilinearkan menjadi : Ln P = 10,9957+ 0,16897 ln X 1 + 0,40593 ln X 2 + 0,10347 ln X 3 + 0,02798 lnD Persamaan diatas menunjukkan bahwa jumlah kincir X 1 mempunyai pengaruh positif dan nyata terhadap produksi garam di Desa Santing sebesar 0,16897. Tanda positif pada koefisien jumlah kincir sebesar 0,16897 mempunyai arti bahwa penambaha\n jumlah kincir sebesar 1 persen akan meningkatkan produksi garam di Desa Santing sebesar 0,16897 persen, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal, bahwa penambahan jumlah kincir akan efisien untuk meningkatkan produksi garam di Desa Santing. Luas lahan X 2 dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang positif dan nyata pada nilai produksi garam di Desa Santing, yaitu sebesar 0,40593. Artinya, kenaikan ketersediaan lahan sebesar 1 persen akan meningkatkan produksi garam sebesar 0,40593 persen, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal, bahwa penambahan areal lahan akan efisien untuk meningkatkan produksi garam di Desa Santing. Pada umumnya lahan adalah salah satu variabel penting dalam produksi garam, namun keterbatasan petambak dalam penguasaan lahan menjadi kesulitan tersendiri untuk petambak garam dalam meningkatkan produksi garam. Tenaga kerja X 3 merupakan salah satu faktor penting dalam produksi usaha garam rakyat. Pada umumnya penambahan tenaga kerja berhubungan negatif dengan pendapatan, namun sebaliknya penambahan tenaga kerja memiliki ubungan yang positif terhadap produksi. Pada persamaan fungsi produksi dalam penelitian ini, tenaga kerja mempunyai pengaruh positif dan nyata terhadap produksi garam di Desa Santing sebesar 0,10347. Tanda positif pada koefisien tenaga kerja sebesar 0,10347 mempunyai arti bahwa penambahan tenaga kerja sebesar 1 persen akan meningkatkan produksi garam di Desa Santing sebesar 0,10347 persen, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal, bahwa penambahan tenaga kerja akan efisien untuk meningkatkan produksi garam di Desa Santing.