Konsep Usahatani Kerangka Pemikiran Teoritis

tanpa memperhitungkan bunga dari modal usahatani dan nilai kerja pengelola usahatani yang meliputi pengeluaran tunai, penyusutan benda fisik, pengurangan nilai inventaris, dan nilai tenaga kerja yang tidak dibayar. Soekartawi 2006 mengklasifikasikan biaya usahatani menjadi dua, yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap atau biaya variabel variable cost. Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan tanpa dipengaruhi oleh besar-kecilnya jumlah produksi, bahkan berjalan atau tidaknya usahatani. Sedangkan biaya tidak tetap atau biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah produksi. Biaya ini dapat berubah sesuai dengan jumlah produksi yang ingin dihasilkan. Selain itu, pengeluaran usahatani juga dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran tunai dan tidak tunai pengeluaran yang diperhitungkan. Pengeluaran tunai merupakan pengeluaran yang dibayarkan dengan uang, sedangkan pengeluaran tidak tunai merupakan pengeluaran yang diperhitungkan secara tidak langsung karena tidak dilakukan secara verbal. Contoh pengeluaran tidak tunai atau pengeluaran yang diperhitungkan adalah penyusutan sarana produksi, gaji untuk tenaga kerja dalam keluarga petani, dan lain sebagainya.

3.1.5. Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan digunakan untuk melihat manfaat keuntungan dari suatu usaha, sehingga dapat dinilai tingkat kelayakan usaha tersebut. Kriteria analisis pendapatan bertitik tolak pada prinsip bahwa efisiensi suatu usaha sangat dipengaruhi oleh nilai input yang digunakan dalam nilai output yang dihasilkan dengan proses produksi. Ada tiga variabel yang perlu diketahui dalam analisis usahatani. Tiga variabel tersebut adalah penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani. Analisis tiga variabel ini disebut analisis anggaran arus uang tunai cash flow analysis. Menurut Soekartawi 1995 penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual, biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani. Sedangkan yang dimaksud dengan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Selanjutnya Soeharjo dan Patong 1977 menyebutkan bahwa analisis pendapatan usahatani mempunyai kegunaan bagi pemilik faktor produksi dimana dua tujuan utama dari analisis pendapatan, yaitu : 1 menggambarkan keadaaan sekarang dari suatu kegiatan usahatani, dan 2 menggambarkan keadaan yang akan datang dari suatu kegiatan usahatani. Analisis pendapatan usahatani sangat bermanfaat bagi petani untuk mengukur tingkat keberhasilan dari usahataninya.

3.1.6. Imbangan Penerimaan dan Biaya RC ratio

Salah satu ukuran efisiensi usahatani adalah ratio imbangan penerimaan dan biaya Return and Cost. Ratio RC ini menunjukkan pendapatan kotor yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk memproduksi tiap satuan produksi. Alat analisis ini dapat dipakai untuk melihat keuntungan relatif dari suatu kegiatan usahatani berdasarkan perhitungan financial sehingga dapat dijadikan penilaian terhadap keputusan petani untuk menjalankan usahatani tertentu. Titik tekan pada konsep ini adalah unsur biaya merupakan unsur modal. Dalam analisis ini akan dikaji seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang digunakan dalam kegiatan usahataninya dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya Soeharjo dan Patong 1973. Usahatani efisien apabila RC lebih besar dari 1 RC1 artinya untuk setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan lebih dari Rp. 1,00. Sebaliknya jika ratio RC lebih kecil satu RC1 maka dikatakan bahwa untuk setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan memberikan penerimanaan lebih kecil dari Rp. 1,00 sehingga usahatani dinilai tidak efisien. Semakin tinggi nilai RC, semakin menguntungkan usahatani tersebut Gray et al, 1992.

3.2. Kerangka Pemikiran Operational

Indonesia merupakan negara maritim. Berbagai kekayaan laut dunia bisa didapatkan di negara ini. Besarnya potensi tersebut dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan setiap kekayaan laut Indonesia. Kekayaan laut terbagi menjadi dua, yaitu kekayaan yang didapatkan dari perikanan dan kekayaan yang didapatkan dari kelautan. Sumberdaya yang didapatkan dari kelautan biasanya berupa air laut, rumput laut dan bahan-bahan lainnya yang bukan berupa ikan. Salah satu yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah air laut, dimana air laut nantinya akan dijadikan bahan utama pembuatan garam. Sentra pembuatan garam di Jawa Barat adalah Kabupaten Indramayu. Luas lahan yang paling luas adalah berada di Kecamatan Losarang tepatnya di Desa Santing. Usaha garam rakyat disana merupakan usaha budidaya air laut dengan lahan berhektar-hektar dan dikelola secara tradisional oleh tenaga kerja baik dari dalam keluarga dan luar keluarga. Usaha tambak ini pun merupakan salah satu tombak penghasilan yang diharapkan pada musim kemarau oleh para petambak. Pada tahun 2010, kerugian pun dialami oleh para petambak di Desa Santing, umumnya di Indonesia. Dalam setahun curah hujan disana sangat tinggi, sehingga para petambak garam tidak bisa melakukan proses pengkristalan air laut dengan bantuan cahaya matahari yang jarang sekali muncul. Maka mereka pun harus meminjam uang untuk keperluan sehari-hari kepada para tengkulak. Pada umumnya tidak semua petambak memiliki lahan sendiri. Ada beberapa status penguasaan lahan yang ada pada usaha garam rakyat di Indramayu. Status lahan yang ada disana, diantaranya lahan milik sendiri dan lahan bukan milik sendiri. Lahan bukan milik sendiri adalah lahan yang dimiliki oleh pemerintah setempat ataupun milik perseorangan. Pemindahtanganan manajemen pengelolaan lahan nanti dibuat berupa lelang, penyewaan maupun dengan sistem bagi hasil. Umumnya perbedaan status penguasaan lahan tersebut bisa membedakan pendapatan yang akan diterima oleh masing-masing petambak. Pemerintah dalam hal ini membantu beberapa petambak di Desa Santing. Bantuan tersebut terhimpun dalam Bantuan Langsung Masyarakat BLM yang masuk kedalam Program Usaha Garam Rakyat PUGAR. Tidak semua petambak di Indramayu mendapatkan bantuan ini, namun bantuan yang ada sudah cukup membantu beberapa petambak untuk meningkatkan pendapatannya. Bantuan tersebut berupa pemberian alat dan bahan yang biasa digunakan untuk usaha garam rakyat. Pada umumnya, usaha tambak padi menggunakan pupuk untuk meningkatkan produksi lahannya dimana dengan lahan yang sempit 0,5Ha dapat menghasilkan output produksi yang tinggi. Perbedaan pada usaha garam rakyat adalah tidak menggunakan pupuk. Bahan yang digunakan untuk