Analisis Nilai Tambah Metode Hayami

26 3 Menganalisis jumlah tenaga kerja yang dapat diserap dari kegiatan pengolahan limbah tunggak jati oleh masyarakat Kecamatan Jiken Data sekunder jumlah tenaga kerja pada tahun 2002 dan Data Primer tenaga kerja tahun 2011. Rumus Pertumbuhan dari tahun 2002 dan 2011

4.4.1 Karakteristik Usaha dan Rantai Pemasaran.

Mengidentifikasi karakterisitik usaha dan rantai pemasaran pengolahan limbah tunggak pohon jati, dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Karakterisitik usaha yang diteliti adalah meliputi skala usahanya, kelembagaannya dan sumberdaya manusianya. Rantai pemasaran yang diteliti adalah alur rantai pemasaran pengolahan limbah tunggak pohon jati dari hulu penyediaan bahan baku hingga hilir pemasarannya.

4.4.2 Analisis Nilai Tambah dan Pendapatan Usaha

Penghitungan dan analisis nilai tambah dan pendapatan usaha yang dihasilkan dari pengolahan limbah tunggak jati dengan menggunakan analisis kualitatif. Penghitungan nilai tambah, dilakukan dengan menggunakan metode hayami. Penghitungan pendapatan usaha yang dihasilkan dilakukan dengan menggunakan metode analisis pendapatan.

4.4.2.1 Analisis Nilai Tambah Metode Hayami

Nilai tambah yang dihasilkan dari suatu pengolahan pada barang dan jasa, merupakan selisih antara nilai akhir suatu produk nilai output dengan nilai bahan baku dan input lainnya. Nilai tambah tidak hanya melihat besarnya nilai tambah yang didapatkan, tetapi juga distribusi terhadap faktor produksi yang digunakan. Sebagian dari nilai tambah merupakan balas jasa imbalan bagi tenaga kerja, dan sebagian lainnya merupakan keuntungan pengolah. Metode analisis Hayami adalah metode yang umum digunakan untuk menganalisis nilai tambah pada 27 subsistem pengolahan. Kerangka analisis perhitungan nilai tambah metode Hayami dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 3. Analisis Perhitungan Nilai Tambah Hayami No. Variabel Nilai Output, Input, Harga 1. Output total produksi Unit periode A 2. Input bahan baku Tunggak periode B 3. Input tenaga kerja HOK periode C 4. Faktor konversi 1 2 D = A B 5. Koefisien tenaga kerja 3 2 E = C B 6. Harga produk Rp unit F 7. Upah rata-rata tenaga kerja per HOK Rp HOK G Pendapatan dan Keuntungan 8. Harga input bahan baku Rp tunggak H 9. Sumbangan input lain Rp I 10. Nilai produk 4 x 6 Rp tunggak J = D X F 11. a. Nilai tambah 10 – 8 – 9 Rp tunggak b. Rasio nilai tambah 11a 10 K = J – H – I L = K J 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja Rp tunggak b. Imbalan Tenaga Kerja 12a 11a M = E X G N M K 13. a. Keuntungan 11a – 12a Rp tunggak b. Tingkat Keuntungan 13a 10 O = K – M P = O – J Balas Jasa untuk Faktor Produksi 14. Marjin 10 – 8 Rp tunggak a. Pendapatan tenaga kerja 12a 14 b. Sumbangan input lain 9 14 c. Keuntungan perusahaan 13a 14 Q = J – H R = M Q S = I Q T = O Q Sumber : Hayami et. al 1987 dalam Maimun 2009 Informasi yang dihasilkan melalui metode analisis nilai tambah Hayami yang digunakan pada subsistem pengolahan ini adalah sebagai berikut : 1. Perkiraan besarnya nilai tambah Rp. 28 2. Rasio nilai tambah terhadap nilai produk yang dihasilkan , menunjukkan presentase nilai tambah dari nilai produk. 3. Imbalan bagi tenaga kerja Rp, menunjukkan besar upah yang diterima oleh tenaga langsung. 4. Bagian tenaga kerja dari nilai tambah yang dihasilkn , menunjukkan presentase imbalan tenaga kerja dari nilai tambah. 5. Keuntungan pengolahan Rp, menunjukkan bagian yang diterima pengusaha pengolah, karena menanggung risiko usaha. 6. Tingkat keuntungan pengolah terhadap nilai output , menunjukkan presentase keuntungan terhadap nilai tambah. 7. Marjin pengolah Rp, menunjukkan kontribusi pemilik faktor produksi selain bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. 8. Presentase pendapatan tenaga kerja langsung terhadap marjin 9. Presentase keuntungan perusahaan terhadap marjin 10. Presentase sumbangan input lain terhadap marjin

4.4.2.1 Analisis Pendapatan Usaha