Lembaga Usaha Pengolahan Limbah Tunggak Jati

42 Perindagkop telah berperan sebagai lembaga yang menaungi usaha pengolahan limbah tunggak jati dalam memberikan pelatihan dan informasi terkait pameran, dirasakan oleh para pelaku usaha fungsinya sebagai lembaga yang berperan menaungi kegiatan usahatani pengolahan limbah tunggak jati masih kurang efektif.

6.3. Sumber Daya Manusia Usaha Pengolahan Limbah Tunggak Jati

Sumberdaya manusia merupakan faktor yang penting dalam pembentukan kualitas hasil usaha pengolahan limbah tunggak jati. Sumberdaya yang baik dan profesional akan menghasilkan produk yang baik juga. Kegiatan usaha ini merupakan usaha padat karya, dimana nilai tambah terdapat karena adanya suatu karya pada kerajinan tersebut, seperti halnya dalam bentuk ukir-ukiran. Tipe sumberdaya manusiatenaga kerja kegiatan usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken adalah tenaga kerja tradisional. Disebut demikian karena sebagian besar tenaga kerja tersebut memiliki keahlian secara otodidak dan bukan merupakan tenaga kerja profesional. Rata-rata upah yang mereka dapat berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp. 65.000 setiap harinya. Berbeda dengan usaha lainnya yang sejenis, seperti halnya usaha pengolahan kayu ukir-ukiran Jepara. Pada usaha tersebut telah menggunakan tenaga kerja yang professional. Dapat dikatakan professional, karena tenaga kerja yang digunakan sebagian besar berasal dari sekolah ukir yang berada di Kota Jepara tersebut. Maka dari itu, upah yang mereka dapatkan juga lebih besar dari upah tenaga kerja usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati. Kelemahan sumberdaya manusiatenaga kerja kegiatan usaha pengolahan limbah tunggak jati adalah pada tingkat pendidikannya yang sebagian besar hanya lulusan SMP. Menurut Siregar 2009 dimana tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengorganisasian manajemen. Pengaruhnya adalah kepada manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Maka dari itu, kegiatan usaha pengolahan limbah tunggak jati di Kecamatan Jiken Kabupaten Blora sulit untuk berkembang. Sehingga perlu memperbaiki system manajemen pengelolaan usaha, bagaimana usaha tetap dapat berjalan optimal dengan tenaga kerja berpendidikan rendah.

6.4. Rantai Pemasaran Usaha Pengolahan Limbah Tunggak Jati

Kegiatan usaha tidak dapat lepas dari pemasaran untuk mendukung lancarnya suatu usaha tersebut. Rantai pemasaran merupakan saluran distribusi dari produsen bahan baku hulu hingga konsumen akhir hilir. Fungsi-fungsi saluran pemasaran tersebut terbagi dalam empat tahap. Pertama, yaitu pemasok bahan baku di bagian hulu. Selanjutnya pengrajin limbah tunggak pohon jati, dilanjutkan dengan reseller domestik dan mancanegara, yang terakhir adalah konsumen akhir. Gambar dibawah ini merupakan gambar rantai pemasaran dalam kegiatan usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati. Konsumen Akhir Reseller domestik dan Mancanegara Pengrajin Limbah Tunggak Pemasok bahan baku Sumber : Data Primer 2011 Gambar 5. Aliran Rantai Pemasaran Kegiatan Usahatani Pengolahan Limbah Tunggak Jati di Kecamatan Jiken Pada Gambar di atas terlihat awal rantai pemasaran adalah pemasok bahan baku. Pemasok bahan baku pada kegiatan usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken adalah masyarakat disekitar hutan yang mengambil 43