11 jalan, tebang bayang, penebangan dan pengangkutan, termasuk pohon yang
ditebang untuk pembebasan pohon inti. Kelayakan pemanfaatan limbah pohon akibat pemanenan tergantung pada
dua faktor utama, yaitu : 1. Kesesuaian fisik dari limbah pemanenan untuk menghasilkan produk-
produk tertentu.
2. Nilai produk yang dihasilkan dari limbah pemanenan relatif terhadap biaya pengolahan dan penerimaan Timson dalam Anggoro, 2007.
2.3 Karakteristik Usaha Pengolahan Limbah Pohon Jati
Usaha pengolahan limbah pohon jati merupakan bagian dari usaha mikro kecil menengah UMKM, karena memiliki kriteria yang sama dengan kriteria
dari UMKM, yaitu Siregar, 2009: 1. Memiliki kekayaan atau asset bersih paling banyak 200 juta rupiah, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2. Hasil penjualan tahunan omzet paling banyak 1 miliar rupiah
3. Milik warga Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah dan usaha besar.
5. Terbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum.
6. Jumlah tenaga kerja 5 – 99 orang. Adapun empat macam karakteristik usaha mikro kecil menengah
UMKM, yaitu:
12 1. Sebagian besar UMKM menghasilkan barang-barang konsumsi consumer
goods khususnya yang tidak tahan lama non-durable consumer goods. Kelompok barang ini dicirikan bila seandainya terjadi peningkatan
pendapatan masyarakat permintaan terhadap barang ini tidak berubah banyak, begitu juga sebaliknya jika pendapatan masyarakat merosot
sebagai akibat dari krisis maka permintaan pun tidak berkurang banyak. 2. Mayoritas usaha kecil lebih mengandalkan pada non-banking financing
dalam aspek pendanaan usaha. 3. Umumnya usaha kecil melakukan spesialisasi yang ketat yaitu hanya
memproduksi barang atau jasa tertentu saja Kebalikan dari konglomerasi. UMKM mengarah pada pasar persaingan sempurna
dimana kondisi keluar masuk pasar kerap terjadi. Spesialisasi dan struktur pasar tersebut membuat UMKM cenderung fleksibel dalam memilih dan
berganti usaha.
4. Terbentuknya usaha kecil informal baru akibat banyaknya pemutusan hubungan kerja dimasa krisis.
Hambatan-hambatan yang terjadi pada UMKM di Indonesia, yang mempengaruhi karakteristik dari UMKM, yaitu Siregar, 2009:
1. Financial atau permodalan. Masalah permodalan umumnya disebabkan karena UMKM merupakan usaha perseorangan yang mengandalkan modal
sendiri dengan jumlah yang terbatas dan keterbatasan akses ke sumber- seumber permodalan, terutama akses lembaga keuangan formal seperti
bank.
13 2. Kelemahan dalam Organisasi manajemen. Umumnya UMKM merupakan
usaha yang memiliki Sumber Daya Manusia SDM dengan tingkat pendidikan
dan keterampilan yang rendah. Hal ini berpengaruh terhadap
manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal.
3. Kelemahan dalam akses pasar. UMKM biasanya memiliki keterbatasan dalam menyediakan produk atau jasa yang sesuai dengan keinginan pasar.
4. Kebijakan pemerintah daerah. Adanya undang-undang tentang oronomi daerahnya sendiri. Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk
mengatur masyarakatnya.
Sehingga seringkali terjadi pengaturan yang
berlebihan oleh pemerintah. 5. Pengaruh globalisasi. Di tengah tuntutan kemampuan bersaing dalam
negeri, UMKM juga harus menghadapi persaingan global yang berasal dari berbagai bentuk usaha.
2.4 Nilai tambah