Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

15 proses finishing yaitu pedagang mebel. Struktur pasar yang terbentuk pada pengrajin dan pemilik toko adalah struktur pasar persaingan monopolistik. Hasil analisis rasio keuntungan terhadap biaya pada masing-masing lembaga pemasaran, didapat nilai rasio tertinggi terdapat pada pengumpul. Hal ini karena biaya yang dikeluarkan oleh pengumpul lebih sedikit dari pada biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin dan pemilik toko. Saluran pemasaran yang banyak terdapat di industri mebel jati Jepara adalah saluran satu tingkat pengrajin, eksportir, gudang, konsumen dan saluran empat tingkat pengrajin, pengumpul dilur Jepara, finishing, konsumen. Perbedaan preferensi antara produsen dan konsumen terdapat pada atribut produk seperti pada keluhan dan kekuatan mebel, atribut harga, atribut lokasi, dan atribut promosi. Komalasari 2009 melakukan penelitian mengenai kayu pohon jati dengan judul “Kuantifikasi Kayu Sisa Penebangan Jati pada Areal Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Tersertifikasi di Kabupaten Konawe Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa volume total 30 pohon termasuk kulit berdasarkan pengukuran sampai diameter 3 cm adalah 34,98 m 2 dengan nilai rata- rata per pohon 1,17 m 3 . Sejumlah 23,32 m 3 66,57 berupa kayu sisa dan kulit yang belum termanfaatkan dengan nilai rata – rata per pohon 0,78 m 3 . Volume terbesar berasal dari sebetan dengan nilai 8,26 m 3 dan presetase dari total kayu sisa sebesar 35,44 dan volume terkecil berasal dari tunggak yaitu 0,73 m 3 3,12. Sejumlah 68,31 masih berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai sortimen kayu bulat, yaitu sebesar 0,16 m 3 pohon dengan proporsi cabang dan ranting 47,20, 46,98 batang atas dan sisanya 5,82 merupakan potongan pendek. 16 Anggoro 2007 melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Potensi Limbah Pemanenan Jati di KPH Banyuwangi Utara Perum Perhutani II Jawa Timur”. Hasil penelitian ini diketahui volume limbah yang dihasilkan mencapai 15.759,017 m 3 . Terdiri atas 1,77 limbah berbentuk kayu pecah, 0,48 limbah berbentuk kayu lapuk, 1,4 berbentuk potongan pendek, 91,35 berbentuk cabang dan ranting, 2,91 berbentuk tunggak dan 2,08 berbentuk limbah kayu tak beraturan. Limbah yang dimanfaatkan oleh masyarakat adalah limbah yang berbentuk kayu pecah, kayu tak beraturan, tunggak, limbah berbentuk cabang dan ranting. Volume limbah yang dimanfaatkan 15.313,280 m 3 atau 97 dari total limbah pemanenan. Nilai dari limbah yang dimanfaatkan adalah sebesar Rp 401.700.000. Penelitian mengenai kayu pohon jati dari dari segi sosio-ekonomi maupun teknis telah banyak dilakukan. Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya, seperti halnya pada bagian pohon jati yang dikaji. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Blora khususnya Kecamatan Jiken yang telah melakukan pengolahan limbah pohon jati. Bagian dari pohon jati yang diteliti adalah tunggak dari pohon jati. Penelitian ini menitik beratkan pada karakteristik usaha, rantai pemasaran, nilai tambah dan pendapatan yang dihasilkan, serta penyerapan tenaga kerja akibat usaha pengolahan limbah pohon jati.

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka

Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini. Teori-teori ini merupakan landasan untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian.

3.1.1 Konsep Pemasaran dan Rantai Pemasaran a. Konsep

Pemasaran Pemasaran merupakan proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Konsep pemasaran menyatakan pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada pesaing. Konsep pemasaran dan konsep penjualan berbeda. Perbedaan konsep pemasaran dan konsep penjualan akan diuraikan pada Gambar 1 di bawah ini : Keuntungan melalui volume penjualan Penjualan dan promosi Produk yang sudah ada Pabrik Konsep Penjualan Keuntungan melalui kepuasan pelanggan Pemasaran yang terintegrasi Kebutuhan pelanggan Pasar Konsep Pemasaran Sumber : Kotler 2008 Gambar 1. Konsep pemasaran dan konsep penjualan Gambar 1 di atas menggambarkan bahwa konsep pemasaran lebih menekankan pasar yang terintegrasi dibandingkan dengan konsep penjualan yang menekankan pada penjualan dan promosi. Pasar yang terintegrasi membutuhkan rantai pemasaran yang menghubungkan antara produsen dengan konsumen akhir. Menurut firdaus 2008 pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha dalam mendapatkan laba, dan untuk berkembang. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan nonfisik. Aspek fisik meliputi perpindahan barang-barang ke tempat dimana mereka dibutuhkan. Sedangkan aspek non fisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual.

b. Rantai Pemasaran

Perekonomian dewasa ini, sebagian besar produsen tidak menjual langsung barang-barang mereka kepada pemakai akhir. Antara produsen dan pemakai akhir terdapat sekelompok pemasaran saluran distribusi yang memerankan bermacam-macam fungsi dan memakai berbagai macam nama. Saluran distribusi pada sistem pemasaran digambarkan pada gambar 2 di bawah ini: Perusahaan pemasar Perantara pemasaran Pengguna akhir Pemasok bahan baku Sumber : Kotler 2008 Gambar 2. Aliran Rantai Pemasaran 3.1.2 Konsep Pendapatan Usaha Pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Penerimaan tunai usaha tani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan semua produk usaha, yaitu perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. 18