64
iantara kerajinan yang
atung ukir masing-masing memiliki nilai tambah anfaat
Hasil analisis mengenai nilai tambah diatas, terlihat bahwa kerajinan yang kurang memiliki keunggulan dalam nilai tambah adalah meja akar, karena
memiliki nilai tambah dan keuntungan yang paling rendah d lain. Namun produk meja akar memiliki keunggulan pada permintaan pasarnya.
Produk lainnya memiliki nilai tambah dan HOK yang tinggi namun kekurangan dalam permintaan pasarnya. Selain itu, seharusnya pada kerajinan ukir imbalan
bagi tenaga kerja lebih tinggi, karena pada kerajinan ukir dibutuhkan keahlian yang lebih daripada kerajinan tanpa ukir. Namun rasio imbalan bagi tenaga kerja
pada produk meja akar lebih besar daripada imbalan bagi tenaga kerja pada produk patung ukir. Perbedaan rasio nilai tambah terhadap nilai produk antar
setiap kerajinan dikarenakan perbedaan antara produk ukir dan produk non ukir. Ukiran tersebut menyebabkan nilai tambah lebih besar dari produk non ukir.
Selain memperhatikan ukiran yang menjadikan nilai tambahnya tinggi, perlu diperhatikan juga perbaikan manajemen pemasaran bagi produk yang memiliki
permintaan pasar yang rendah.
7.1.5 Nilai Tambah Agregat Hasil Pengolahan Limbah Tunggak Jati
Hasil dari kegiatan usaha pengolahan limbah tunggak jati yaitu meja akar, meja ukir, lemari display dan p
yang berbeda. Nilai tambah yang dihasilkan tersebut menciptakan m ekonomi yang bila dihitung secara agregat keseluruhan merupakan nilai tambah
bagi wilayah setempat khususnya Kecamatan Jiken Kabupaten Blora. Nilai tambah secara agregat masing-masing produk dapat dilihat pada Tabel 14 di
bawah ini :
65
Kecamatan Jiken
duk Nilai
Tambah per Produk
Nilai Tambah per Periode
Nilai Tambah Agregat
Tabel 14. Nilai Tambah Agregat Hasil Pengolahan Limbah Tunggak Jati di
No Pro
1 Meja Akar
327.600 74.692.800 1.717.934.400
2 Meja Ukir
2.469.000 27.159.000 624.657.000
3 Lemari Display
945.000 13.230.000 304.290.000
4 Patung Ukir
3.068.000 33.748.000 776.204.000
Total 3.423.085.400
Nilai Tambah 1 Tahun 41.077.024.800
Sumber : Data Primer Diolah 2011 B
abel 14 di atas, ah set
hasi lim
emiliki nilai tambah yang berbeda. Bila ditotal secara tambah yang dihasilkan secara keseluruhan
leh m
a. Nilai tambah per periode untuk produk eja a
erdasarkan T nilai tamb
iap produk l pengolahan
bah tunggak jati m agregat, akan menggambarkan nilai
o asyarakat Kecamatan Jiken. Nilai tambah per produk merupakan nilai
tambah yang dihasilkan dari pengolahan bahan baku untuk setiap produknya. nilai tambah per periode merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh satu
usaha dalam satu periode satu bulan. Produk meja akar memiliki nilai tambah per produknya sebesar Rp
327.600 sehingga setiap usaha menghasilkan nilai tambah total produk meja akar setiap periodenya sebesar Rp 74,69 jut
m kar memang paling tinggi, karena produksi meja akar setiap periodenya
paling banyak disbanding dengak produk lainnya. Produk meja ukir yang memiliki nilai tambah per produknya Rp 2,46 juta sehingga untuk setiap usaha
menghasilkan nilai tambah total produk meja ukir per periode rata-rata sebesar 27,15 juta. Produk lemari display memiliki nilai tambah sebesar Rp 945.000
sehingga setiap usaha menghasilkan nilai tambah total produk lemari display setiap periodenya sebesar 13,23 juta. Produk yang terakhir yaitu produk patung
66
a akar adalah sebesar Rp 1,71 milyar. Nilai tambah agregat yang
ilyar untuk setiap periodenya. Banyaknya nilai tambah tersebut merupakan anfaa
limbah tunggak jati yang melakukan kegiatan pengolahan limbah tunggak menjadi
ukir memiliki nilai tambah sebesar Rp 3,06 juta sehingga setiap usaha menghasilkan nilai tambah total produk patung ukir per periodenya sebesar Rp
33,74 juta. Nilai tambah agregat merupakan nilai tambah total yang dihasilkan dalam
suatu wilayah, khususnya wilayah Kecamatan Jiken. Nilai tambah agregat untuk produk mej
dihasilkan dari pengolahan produk meja akar merupakan nilai tambah terbesar karena produksi produk meja akar setiap periodenya paling banyak. Nilai tambah
agregat terendah pada produk lemari display yaitu sebesar Rp 304,29 juta. Nilai tambah agregat untuk produk meja ukir adalah sebesar 624,65 juta dan yang
terakhir nilai tambah agregat untuk produk patung ukir adalah sebesar Rp 776,20 juta.
Nilai tambah agregat yang dihasilkan dari pengolahan limbah tunggak jati, bila dijumlahkan secara total maka didapat nilai tambah agregat total sebesar Rp
3,42 m m
t ekonomi yang dihasilkan dari pengolahan limbah tunggak jati menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual. Sehingga dalam satu tahun, didapatkan nilai
tambah agregat totalnya sebesar Rp 41,07 milyar yang merupakan menjadi bagian dari pembangunan perekonomian di wilayah Kecamatan Jiken Kabupaten Blora.
7.2. Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Limbah Tunggak Jati