Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

1. Karakteristik usaha dari usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati ini termasuk kedalam skala usaha mikro, dengan SDM tradisional, lembaga kelompok usaha dalam bentuk paguyuban yang kurang aktif dan akses terhadap pasarnya yang cenderung sulit karena kegiatan pengolahan limbah tunggak jati memang belum umum. Rantai pemasaran dari kegiatan ini adalah dimulai dari pemasok bahan baku, pengrajin limbah tunggak, reseller atau pedagang perantara dan yang terakhir adalah konsumen akhir. Fungsi dari rantai pemasaran optimal pada pemasok bahan baku hingga pengolahan. Namun, masih tergantung dengan pembeli tetap dan produk yang dibuat hanya berdasarkan order sehingga pemilik usaha tidak dapat menentukan produk yang dijual. 2. Nilai tambah yang dihasilkan pada masing-masing produk adalah pada produk meja akar sebesar 56,48 dari nilai produknya, produk meja ukir 75,97 dari nilai produknya, produk lemari display sebesar 67,99 dan produk patung ukir sebesar 73,05 dari nilai produknya. Pendapatan rata- rata bagi usaha yang dihasilkan adalah sebesar Rp 35,40 juta sehingga pendapatan usaha secara agregat adalah sebesar Rp 9,77 milyar. Pendapatan bagi tenaga kerja dalam bentuk biaya upah tenaga kerja yang harus dikeluarkan bagi setiap pelaku usaha adalah sebesar Rp 16,11 juta, sehingga pendapatan bagi tenaga kerja secara agregat adalah sebesar Rp 4,44 milyar. 75 3. Manfaat ekonomi lainnya dari kegiatan pengolahan limbah tunggak pohon jati adalah terciptanya penyerapan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di wilayah setempat. Tenaga kerja sebagai pengrajin limbah tunggak jati adalah sebanyak 278 orang, yaitu 6,3 kali jumlah tenaga kerja sebagai pengrajin limbah sebelum didirikannya LMDH. Tenaga kerja sebagai pemasok limbah tunggak jati adalah sebanyak 138 orang. Sehingga total jumlah tenaga kerja yang dapat diserap adalah sebanyak 416 orang.

8.2. Saran

1. Pemerintah kabupaten Blora sebaiknya melakukan pembinaan kepada para pelaku usaha agar dapat mengembangkan pasar sehingga penjualan produk tidak hanya bergantung kepada para reseller atau pemesanan saja. Selain itu, pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan informasi-informasi yang dibutuhkan bagi para pelaku usaha pengolahan limbah tunggak jati seperti halnya informasi dalam pengadaan pameran hingga informasi mengenai nilai tambah yang lebih besar terdapat pada kerajinan ukir daripada kerajinan non ukir. 2. Pemerintah hendaknya memberikan pelatihan dan penyuluhan agar produk meja akar ditingkatkan pengolahannya seperti dalam pemberian aksen ukir sehingga nilai tambahnya dapat ditingkatkan. Selain itu pemerintah hendaknya memberikan pembinaan dalam manajemen pemasaran bagi produk lainnya yang memiliki nilai tambah tinggi namun permintaan pasar yang rendah. Pembinaan manajemen pemasaran tersebut bisa dalam 76 bentuk pengadaan pameran rutin bagi hasil-hasil kerajinan pengolahan limbah tunggak. 3. Agar dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak, sebaiknya pemerintah melakukan pembinaan terhadap UMKM nya dalam manajemen usaha dan pembinaan kepada masyarakat lainnya agar dapat ikut dalam kegiatan pengolahan limbah tunggak pohon jati. DAFTAR PUSTAKA Anggoro, Romadoni. 2007. Identifikasi Limbah Pemanenan Jati di KPH Banyuwangi Utara Perum Perhutani Unit II Jawa Timur [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Badan Pusat Statistik. 2010. Produksi Kayu Bulat oleh Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan Menurut Jenis Kayu, 2004-2009. h p: tt www.bps.go.idtab_subview.php?tabel=1daftar=1id_subyek=60n otab=3. diakses: 20 Desember 2010 . 2010. Produksi Kayu Jati Menurut Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH di Jawa Tengah Keadaan Februari Tahun 2010m.http:jateng.bps.go.id2006web06bab105web06_1050502.html. diakses: 20 Desember 2010 . 2011. Blora dalam Angka Tahun 2010. Blora : Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora Fatmasari, Dian Sapta Wulan. 2001. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi di Kota Tangerang.http:www.docstoc.comdocs36647921Analisis- Potensi- Pertumbuhan-Ekonomi-di-Kota-Tangerang. diakses: 24 Februari 2011 Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara Kementrian Lingkungan Hidup. 2008. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Jakarta Komalasari, Putri. 2009. Kuantifikasi Kayu Sisa Penebangan Jati pada Areal Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Tersertifikasi [Tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor Kotler, Philip dan Dary Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta: Erlangga Maimun. 2009. Analisis Pendapatan Usahatani, Nilai Tambah dan Saluran Pemasaran Kopi Arabika Organik Anoeganik Aceh Tengah-Kasus Pengolahan Bubuk Kopi Ulee Kareng di Banda Sceh Nanggroe Aceh Darussalam [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Martawijaya, Abdurahim dan Paribroto Sutigno. 1990. Peningkatan Efisiensi dan Produktifitas Pengolahan Kayu melalui Pengurangan dan Pemanfaatan Limbah. Jakarta. 77 78 Mulyana, Dadan dan Ceng Asmarahman. 2010. 7 Jenis Kayu Penghasil Rupiah. Jakarta: Agromedia Pustaka Rahim, Abd dan Diah Ratno Dwihastuti. 2002. Pengantar, Teori dan Kasus Ekonomika Pertanian. Jakarta: Penebar Swadaya Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Sari, Kasmalia. 2010. Pemasaran Mebel Kayu Jati Jepara [Tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Siregar, Hermanto. 2009. Makro-Mikro Pembangunan-Kumpulan Makalah dalam Esai. Bogor: IPB Press Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia Zamrowi, Muhammad Taufik. 2007. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil http:eprints.undip.ac.id157051M_Taufik_Zamrowi.pdf. diakses: 24 Februari 2011 Lampiran 1. Analisis Nilai Tambah Metode Hayami Kerajinan Meja Akar pada Bulan Maret 2011 No Variabel Perhitungan Nilai input, output, harga 1 outputtotal produksi unitperiode A 228 2 input bahan baku tunggakperiode B 228 3 input tenaga kerja HOKperiode C 330 4 Faktor Konveksi 12 D = A B 1 5 Koefisien tenaga kerja 32 E = C B 1,45 6 harga Produk Rpunit F 580.000 7 Upah rata-rata TK per HOK RpHOK G 50.000 Pendapatan dan Keuntungan 8 Harga input bahan baku Rptunggak H 146.000 9 Sumbangan input lain Rptunggak I 106.400 10 Nilai Produk 4x6 Rptunggak J = D X F 580.000 11 a. Nilai tambah 10-8-9 Rptunggak K = J - H – I 327.600 b. Rasio nilai tambah 11a10 L = K J 56,48 12 a. Pendapatan tenaga kerja 5x7 Rptunggak M = E X G 72.368 b. Imbalan tenaga kerja 12a11a N = M K 22,09 13 a. Keuntungan 11a-12a Rptunggak O = K – M 255.231 b. Tingkat keuntungan13a10 P = O – J 44,01 Balas Jasa untuk Faktor Produksi 14 Marjin 10-8 Rptunggak Q = J – H 434.000 a. Pendapatan tenaga kerja 12a14 Rptunggak R = M Q 16,67 b. Sumbangan input lain 914 S = I Q 24,52 c. Keuntungan usaha 13a14 T = O Q 58,81 Sumber : Data Primer Diolah 2011 80 Lampiran 2. Analisis Nilai Tambah Metode Hayami Kerajinan Meja Akar Ukir pada Bulan Maret 2011 No Variabel Perhitungan Nilai Input, Output, Harga 1 outputtotal produksi unitperiode A 11 2 input bahan baku tunggakperiode B 11 3 input tenaga kerja HOKperiode C 88 4 Faktor Konveksi 12 D = A B 1 5 Koefisien tenaga kerja 32 E = C B 8 6 harga Produk Rpunit F 3.250.000 7 Upah rata-rata TK per HOK RpHOK G 65.000 Pendapatan dan Keuntungan 8 Harga input bahan baku Rptunggak H 540.000 9 Sumbangan input lain RpTunggak I 241.000 10 Nilai Produk 4x6 Rptunggak J = D X F 3.250.000 11 a. Nilai tambah 10-8-9 Rptunggak K = J - H – I 2.469.000 b. Rasio nilai tambah 11a10 L = K J 75,97 12 a. Pendapatan tenaga kerja 5x7 Rptunggak M = E X G 520.000 b. Imbalan tenaga kerja 12a11a N = M K 21,06 13 a. Keuntungan 11a-12a Rptunggak O = K – M 1.949.000 b. Tingkat keuntungan13a10 P = O – J 59,97 Balas Jasa untuk Faktor Produksi 14 Marjin 10-8 Rptunggak Q = J – H 2.710.000 a. Pendapatan tenaga kerja 12a14 Rptunggak R = M Q 19,19 b. Sumbangan input lain 914 S = I Q 08,89 c. Keuntungan usaha 13a14 T = O Q 71,92 Sumber : Data Primer Diolah 2011 81 Lampiran 3. Analisis Nilai Tambah Metode Hayami Kerajinan Display Akar pada Bulan Maret 2011 No Variabel Perhitungan Nilai Input, Output, Harga 1 outputtotal produksi unitperiode A 14 2 input bahan baku tunggakperiode B 14 3 input tenaga kerja HOKperiode C 72 4 Faktor Konveksi 12 D = A B 1 5 Koefisien tenaga kerja 32 E = C B 5,14 6 harga Produk Rpunit F 1.390.000 7 Upah rata-rata TK per HOK G 50.000 Pendapatan dan Keuntungan 8 Harga input bahan baku Rptunggak H 342.000 9 Sumbangan input lain Rp I 103.000 10 Nilai Produk 4x6 Rptunggak J = D X F 1.390.000 11 a. Nilai tambah 10-8-9 Rptunggak K = J - H – I 945.000 b. Rasio nilai tambah 11a10 L = K J 67,99 12 a. Pendapatan tenaga kerja 5x7 Rptunggak M = E X G 257.142 b. Imbalan tenaga kerja 12a11a N = M K 27,21 13 a. Keuntungan 11a-12a Rptunggak O = K – M 687.857 b. Tingkat keuntungan13a10 P = O – J 49,49 Balas Jasa untuk Faktor Produksi 14 Marjin 10-8 Rptunggak Q = J – H 1.048.000 a. Pendapatan tenaga kerja 12a14 Rptunggak R = M Q 24,54 b. Sumbangan input lain 914 S = I Q 09,83 c. Keuntungan usaha 13a14 T = O Q 65,64 Sumber : Data Primer Diolah 2011 Lampiran 4. Analisis Nilai Tambah Metode Hayami Kerajinan Patung Akar Ukir pada Bulan Maret 2011 Sumber : Data Primer Diolah 2011 No Variabel Perhitungan Nilai Input, Output, Harga 1 outputtotal produksi unitperiode A 11 2 input bahan baku tunggakperiode B 11 3 input tenaga kerja HOKperiode C 85 4 Faktor Konveksi 12 D = A B 1 5 Koefisien tenaga kerja 32 E = C B 7,72 6 harga Produk Rpunit F 4.200.000 7 Upah rata-rata TK per HOK G 65.000 Pendapatan dan Keuntungan 8 Harga input bahan baku Rptunggak H 820.000 9 Sumbangan input lain Rp I 312.000 10 Nilai Produk 4x6 Rptunggak J = D X F 4.200.000 11 a. Nilai tambah 10-8-9 Rptunggak K = J - H – I 3.068.000 b. Rasio nilai tambah 11a10 L = K J 73,05 12 a. Pendapatan tenaga kerja 5x7 Rptunggak M = E X G 502.272 b. Imbalan tenaga kerja 12a11a N = M K 16,37 13 a. Keuntungan 11a-12a Rptunggak O = K – M 2.565.727 b. Tingkat keuntungan13a10 P = O – J 61,09 Balas Jasa untuk Faktor Produksi 14 Marjin 10-8 Rptunggak Q = J – H 3.380.000 a. Pendapatan tenaga kerja 12a14 Rptunggak R = M Q 14,86 b. Sumbangan input lain 914 S = I Q 09,23 c. Keuntungan usaha 13a14 T = O Q 75,91 82 Lampiran 5. Pendapatan Usaha Pengolahan Limbah Tunggak Jati di Kecamatan Jiken 2011 Nama TR Bahan Baku Lainnya Transportasi Tak Terduga Upah TK TC PD Ahmad Syaifudin 97000000 23500000 6500000 2000000 750000 14700000 47450000 49550000 Raisah 103000000 43250000 6500000 2000000 50000 30000000 81800000 21200000 Gito 50000000 8500000 6500000 200000 200000 7500000 22900000 27100000 Ahmad Salamun 87500000 8750000 7000000 2000000 50000 14000000 31800000 55700000 Purwanto 86500000 21250000 6500000 2000000 18900000 48650000 37850000 Rumhayati 49500000 8400000 6500000 2000000 50000 6000000 22950000 26550000 kukuh 87500000 20000000 6500000 2000000 50000 9000000 37550000 49950000 Ali 107500000 32250000 6500000 2000000 50000 36000000 76800000 30700000 Didi 63750000 15500000 6500000 600000 50000 15750000 38400000 25350000 Nabi 135000000 35000000 6500000 2500000 50000 47700000 91750000 43250000 Kasiyo 70000000 30000000 6500000 500000 50000 10650000 50700000 22300000 Sarji 92500000 30000000 6500000 2500000 50000 8400000 47450000 45050000 Muklisin 64000000 28000000 6500000 1000000 50000 8400000 43950000 20050000 Warmin 64000000 28000000 6500000 500000 50000 6000000 47050000 22950000 Parmin 64000000 28000000 6500000 2000000 50000 6000000 42550000 21450000 Majt 75000000 29500000 6500000 1000000 50000 10500000 47550000 27450000 Kiki 97500000 39000000 6500000 2000000 50000 10500000 58050000 39450000 Sumarno 70000000 10000000 6500000 1500000 50000 15000000 33050000 36950000 Abdul Munir 97500000 32500000 6500000 2000000 50000 15000000 56050000 41450000 Edi Priyono 65000000 6500000 6500000 500000 50000 18000000 31550000 33450000 siswoyo 106100000 26200000 6500000 1500000 50000 7200000 41450000 55650000 Dari 99000000 29000000 6500000 1500000 50000 31500000 68550000 30450000 priyanto 80000000 5500000 6500000 2500000 50000 15000000 29550000 50450000 Lampiran 6. Tenaga Kerja Pemasok Bahan Baku Limbah Tunggak Pohon Jati di Kecamatan Jiken No Uraian Jumlah orang 1 Jumlah Usaha Pengolahan Limbah Jati 6 2 Jumlah Anggota Kelompok Pemasok Bahan Baku 23 Jumlah Tenaga Kerja Pemasok Bahan Baku 138 84 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 15 November 1989. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Pudji Harmanto dan Sri Utami. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2001 di Sekolah Dasar Sasana Wiyata II. Tahun 2004 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Bogor. Tahun 2007 penulis lulus Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Bogor, lalu pada tahun 2007 penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB USMI dan diterima sebagai mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis tergabung dalam UKM Music Agriculture X-pression MAX sebagai divisi Music Corner periode 2008-2009 dan sebagai sekretaris 1 periode 2009-2010. Penulis merupakan penerima Beasiswa Bantuan Mahasiswa BBM periode 2009-2010 dan periode 20101- 2011. Penulis juga menjadi finalis Pekan Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan PKM-K periode 2010-2011 dengan mengusung tema Butik Jeans Butut-Antik Jeans. Selain itu, penulis juga pernah mengikuti berbagai kepanitiaan seperti Green Base pada tahun 2009, IPB Art Contest pada tahun 2009. ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH POHON JATI Studi Kasus Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah CITRA ANGGUN PRAMITHASARI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN CITRA ANGGUN PRAMITHASARI. Analisis Manfaat Ekonomi Pengolahan Limbah Pohon Jati Kasus: Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Dibimbing oleh ADI HADIANTO. Penelitian ini bertujuan 1 mengidentifikasi karakteristik usaha dan rantai pemasaran dari usaha pengolahan limbah pohon jati dengan menggunakan metode yang dilakukan analisis deskriptif. 2 menghitung nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami dan menghitung pendapatan usaha pengolahan limbah pohon jati dengan menggunakan metode analisis pendapatan. 3 menghitung tingkat penyerapan tenaga kerja yang dihasilkan dari kegiatan usaha pengolahan limbah pohon jati dengan menggunakan metode rumus pertumbuhan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan responden. Data sekunder diperoleh dari Kantor Kecamatan Jiken, Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora, Perum Perhutan KPH Cepu, Perum Perindagkop UMKM Kabupaten Blora dan literatur yang terkait dengan penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik usaha pengolahan limbah pohon jati termasuk kedalam skala usaha mikro dimana fungsi kelembagaannya kurang berperan dan sumberdaya manusia nya tergolong SDM tradisional. Rantai pemasaran dari kegiatan usaha tersebut, dimulai dari pemasok bahan baku, pengolah limbah, pembeli jumlah dalam jumlah banyak tengkulak dilanjutkan ke konsumen akhir. Perhitungan nilai tambah metode Hayami menunjukkan nilai tambah tertinggi ada pada produk meja ukir dengan rasio 75,97 dari nilai produknya. Nilai tambah terendah pada produk meja akar dengan rasio 56,48 dari nilai produknya. Produk patung ukir memiliki nilai tambah dengan rasio 73,05 dari nilai produknya dan lemari display akar memiliki nilai tambah dengan rasio 67,99 dari nilai produknya. HOK per produk tertinggi terdapat pada produk meja ukir sebesar 8 HOK. HOK per produk terendah pada produk meja akar sebesar 1,45 HOK. Produk patung ukir membutuhkan 7,72 HOK untuk setiap produknya dan produk lemari display akar membutuhkan 5,14 HOK untuk setiap produknya. namun dari sisi permintaan tertinggi ada pada produk meja akar sebanyak 228 unit setiap bulannya, dilanjutkan produk lemari display akar sebanyak 14 unit setiap bulannya, yang terakhir produk meja ukir dan patung ukir sebanyak 11 unit setiap bulannya. Pendapatan rata-rata setiap pelaku usaha setiap periodenya adalah sebesar Rp 35,4 juta dengan rasio sebesar 42,59 dari total penerimaannya setiap bulan. Penyerapan tenaga kerja pada tahun 2011 yang dihasilkan sebesar 278 orang atau 6,3 kali jumlah tenaga kerja sebagai pengrajin limbah pohon jati pada tahun 2002. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengolahan limbah pohon jati menghasilkan manfaat ekonomi meskipun masih memiliki karakteristik usaha yang belum cukup baik. Kata kunci: nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, limbah pohon jati

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumberdaya alam. Salah satu sumberdaya yang melimpah di Indonesia adalah sumberdaya hutan. Indonesia adalah penghasil sumberdaya hutan kedua terbesar di dunia. Sehingga sumberdaya hutan di Indonesia merupakan sektor yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian. Sumberdaya hutan memiliki nilai-nilai ekonomi yang terdiri dari nilai guna langsung direct use value dan nilai guna tidak langsung indirect use value. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup KLH, 2008 nilai guna langsung adalah nilai yang dapat ditemukan harga pasarnya. Nilai guna tidak langsung adalah manfaat yang dirasakan dari adanya jasa lingkungan hutan. Nilai guna langsung sumberdaya hutan terdapat pada kayu, madu, buah, dan sumberdaya lainnya yang dapat ditemukan harga pasarnya. Nilai guna tidak langsung sumberdaya hutan terdapat pada fungsi hidrologis hutan sebagai penahan air, sebagai penyerap emisi di udara, dan juga sebagai penahan erosimencegah terjadinya bencana longsor. Nilai guna sumberdaya hutan sangat berperan penting dalam menambah jumlah devisa negara. Salah satu nilai guna hutan yang memiliki nilai strategis terdapat pada kayu sebagai hasil hutan. Jumlah produksi kayu bulat oleh Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan HPH di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 7,39 juta m 3 BPS, 2010. Banyaknya kayu bulat yang diproduksi tersebut menandakan bahwa industri kayu pada saat sekarang ini telah berkembang pesat dan memiliki permintaan yang tinggi. Selain permintaan dan 2 nilai ekonomi yang tinggi, terdapat beberapa jenis pohon yang memang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Salah satu jenis kayu hutan yang memiliki potensi di Indonesia adalah kayu dari pohon jati. Pohon jati merupakan termasuk pohon yang memiliki struktur kayu yang kuat dan sangat baik untuk menjaga struktur tanah, sehingga sangat baik untuk mencegah erosi. Kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang bernilai tinggi dalam industri kayu di Indonesia. Kayu jati telah dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, furniture, hingga souvenir. Pohon jati sangat cocok untuk ditanam di Indonesia karena iklim dan suhu udaranya yang mendukung daya tumbuh pohon tersebut Mulyana dan Asmarahman, 2010. Sehingga Indonesia berpotensi untuk mengembangkan hutan jati, karena menguntungkan dari segi ekonomi dan juga ekologi. Kegiatan pengembangan hutan produksi kayu jati di Indonesia, selain menghasilkan manfaat ekonomi juga menghasilkan limbah eksploitasi hutan. Limbah eksploitasi hutan merupakan bagian pohon yang sebenarnya dapat dimanfaatkan tetapi karena berbagai sebab terpaksa ditinggalkan di hutan Simamarta Sastrodimedjo dalam Anggoro, 2007. Limbah eksploitasipemanenan hutan dapat berupa kayu bulat yang merupakan bagian dari batang komersial, potongan pendek, tunggak, cabang dan ranting Budiaman dalam Anggoro, 2007. Di bawah ini adalah tabel potensi limbah eksploitasi hutan pada beberapa pengusahaan hutan alam dan hutan tanaman industri di Indonesia: