61
jati yaitu patung akar ukir. Harga produk rata-rata untuk setiap lisis nilai tambah
etode
2011
Sum r : Da
Dapat dilihat pada tabel di atas, jumlah produksi rata-rata untuk patung akar ukir adalah sebanyak 11 unit patung lampiran 4. Faktor konversi pada
tu. Artinya untuk menghasilkan satu patung
enaga kerja yang dibayarkan adalah sebesar Rp 65.000 per HOK. Nilai koefisien tenaga kerja didapatkan dari
itu pada produk lemari display akar ini diperlukan manajemen pemasaran yang lebih baik lagi, agar penjualan tidak hanya bergantung kepada pemesanan dari
pada reseller.
7.1.4 Analisis Nilai Tambah Kerajinan Patung Akar Ukir
Analisis nilai tambah ini menganalisis produk hasil pengolahan limbah tunggak pohon
unit patung akar ukir adalah sebesar Rp 4,2 juta. Hasil ana m
Hayami untuk produk meja akar ukir dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13. Nilai Tambah Kerajinan Patung Akar Ukir pada Bulan Maret
No Variabel
Nilai
1 Harga Produk Rata-Rata Rpunit
4.200.000 2
Biaya Input Rata-Rata RpUnit 1.132.000
4 Nilai ambah
Rptunggak 3.068.000
n tenaga kerja Rptunggak 272
3 Biaya Upah Tenaga Kerja Rata-Rata RpHOK
65.000 t
be ta Primer Diolah 2011
5 6
Pendapata Keuntunga
502. 2.565.
n Rptunggak
Marjin Rptunggak
727 3.380.000
7
analisis ini nilainya adalah sebesar sa ukir, dibutuhkan sebanyak satu tunggak sebagai bahan bakunya. Sehingga satu
tunggak jati hanya dapat dijadikan satu patung ukir. Tenaga kerja rata-rata yang dibutuhkan dalam pengolahan limbah tunggak
pohon jati menjadi meja akar ukir adalah empat orang tenaga kerja. Semua tenaga kerja tersebut adalah laki-laki. Upah rata-rata bagi t
62
embag
erupakan biaya finishing, seperti biaya tuk f
an tunggak jati menjadi kerajinan patung p
ian jumlah total hari kerja HOK selama satu periode satu bulan. Nilai koefisien tenaga kerja sebesar 7,72 lampiran. Nilai tersebut menunjukkan
jumlah hari orang kerja HOK yang diperlukan untuk memproduksi satu unit meja akar ukir dibutuhkan tenaga kerja sebesar 7,72 HOK. Artinya tenaga kerja
membutuhkan waktu selama 7,72 hari untuk mengolah limbah tunggak jati menjadi kerajinan patung ukir.
Biaya input rata-rata terdiri dari biaya bahan baku rata-rata dan biaya sumbangan input lain rata-rata. Biaya bahan baku rata-rata untuk meja akar ini
sebesar Rp 820.000. Untuk memproduksi satu unit patung akar ukir ini, diperlukan input lainnya. Input tersebut m
un litur, lem dan melamin. Biaya finishing rata-rata untuk setiap unit patung
akar ukir adalah sebesar Rp 312.000. Harga produk rata-rata untuk satu unit patung akar ukir adalah sebesar Rp.
4,2 juta. karena faktor konversi adalah sebesar satu, sehingga nilai produk untuk lemari display akar sama dengan harga produknya yaitu sebesar 4,2 juta. Nilai
tambah yang diperoleh dari pengolah akar ukir adalah sebesar Rp 3,07 juta dengan rasio nilai tambah sebesar 73,05
dari nilai tambahnya. Artinya dari Rp 4,2 juta per unit nilai produk, 73,05 merupakan nilai tambah dari pengolahan produk. Nilai tambah yang hampir
mencapa ¾ dari nilai produknya tersebut selain karena memang harga bahan baku limbah tunggak yang jauh lebih murah dibandingkan bahan baku kayu jati bukan
limbah, produk patung ini ditambahkan ukir-ukiran oleh para tenaga kerja. Sehingga menjadikan nilai tambah yang tinggi pada produk patung ukir tersebut.
63
besar Rp 3,38 juta. Marjin yang didistribusikan untuk tenaga kerja
n yang didapat karena ukir-ukiran pada patung juga nilai ni ya
Imbalan tenaga kerja didapatkan dari perkalian koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata per HOK, yaitu sebesar Rp 502.272 dengan rasio imbalan
tenaga kerja sebesar 16,37 dari nilai tambahnya. Hal ini berarti bahwa 16,37 dari nilai tambah merupakan imbalan yang diterima bagi tenaga kerja. Setiap unit
penjualan patung akar ukir, keuntungan yang didapatkan oleh pelaku usaha adalah sebesar Rp 2,56 juta dengan rasio keuntungan sebesar 61,09 dari nilai
produknya. Artinya bahwa sebesar 61,09 dari harga jual patung akar ukir merupakan keuntungan yang diterima pelaku usaha. Keuntungan ini merupakan
nilai tambah bersih bagi pelaku usaha karena telah dikurangi dengan imbalan tenaga kerja.
Berdasarkan analisis nilai tambah ini diperoleh marjin dari pengolahan limbah tunggak jati. Marjin yang diperoleh dari setiap unit penjualan patung akar
ukir adalah se adalah sebesar Rp. 502.272 per unit atau sebesar 14,86. Marjin untuk
sumbangan input lain adalah sebesar Rp. 312.000 per unit atau sebesar 09,23. Sedangkan marjin untuk keuntungan usaha adalah Rp. 2,56 juta per unit atau
sebesar 75,91 yang merupakan imbalan bagi pelaku usaha atas penggunaan modal dan manajemen.
Pada kerajinan patung akar ukir memiliki keuntungan yang paling tinggi dari pada kerajinan lainnya, yaitu sebesar 75,91 dari total marjinnya. Pada
kerajinan ini, keuntunga se
ng dijual sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Namun imbalan bagi tenaga kerjanya yang sebesar 14,86 dari total marjinnya terbilang lebih kecil
daripada imbalan bagi tenaga kerja pada produk meja akar.
64
iantara kerajinan yang
atung ukir masing-masing memiliki nilai tambah anfaat
Hasil analisis mengenai nilai tambah diatas, terlihat bahwa kerajinan yang kurang memiliki keunggulan dalam nilai tambah adalah meja akar, karena
memiliki nilai tambah dan keuntungan yang paling rendah d lain. Namun produk meja akar memiliki keunggulan pada permintaan pasarnya.
Produk lainnya memiliki nilai tambah dan HOK yang tinggi namun kekurangan dalam permintaan pasarnya. Selain itu, seharusnya pada kerajinan ukir imbalan
bagi tenaga kerja lebih tinggi, karena pada kerajinan ukir dibutuhkan keahlian yang lebih daripada kerajinan tanpa ukir. Namun rasio imbalan bagi tenaga kerja
pada produk meja akar lebih besar daripada imbalan bagi tenaga kerja pada produk patung ukir. Perbedaan rasio nilai tambah terhadap nilai produk antar
setiap kerajinan dikarenakan perbedaan antara produk ukir dan produk non ukir. Ukiran tersebut menyebabkan nilai tambah lebih besar dari produk non ukir.
Selain memperhatikan ukiran yang menjadikan nilai tambahnya tinggi, perlu diperhatikan juga perbaikan manajemen pemasaran bagi produk yang memiliki
permintaan pasar yang rendah.
7.1.5 Nilai Tambah Agregat Hasil Pengolahan Limbah Tunggak Jati