VII. NILAI TAMBAH, PENDAPATAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA PENGOLAHAN LIMBAH POHON JATI
7.1. Analisis Nilai Tambah
Proses pengolahan pada limbah tunggak pohon jati menjadi suatu kerajinan menyebabkan adanya nilai tambah pada limbah tersebut, sehingga harga
jual kerajinan dari tunggak jati menjadi lebih tinggi dari pada harga jual gelondongan dari tunggak tersebut. Perhitungan nilai tambah dilakukan pada
periode produksi bulan maret 2011, dengan menganalisis hasil pengambilan data pada bulan maret hingga April 2011.
Pada penelitian ini, analisis nilai tambah pengolahan limbah tunggak jati yang dilakukan mulai dari pengadaan bahan baku berbentuk tunggak pohon jati
gelondongan, sampai dengan menjadi kerajinan yang siap dipasarkan. Kerajinan yang dinilai nilai tambahnya adalah kerajinan meja akar, meja ukir akar, display
akar, dan patung ukir. Analisis nilai tambah ini dilakukan untuk menghitung berapa jumlah nilai tambah yang dapat dihasilkan dan jumlah keuntungan yang
didapat. Selain itu, analisis nilai tambah ini juga dapat melihat HOK yang dibutuhkan dan jumlah permintaan pasarnya. Analisis perbandingan masing-
masing produk digambarkan pada Tabel 9 dibawah :
Tabel 9. Perbandingan Nilai Tambah, Keuntungan, HOK dan Permintaan Tiap Unit Produk Hasil Pengolahan Limbah Tunggak Pohon Jati
Perbandingan Meja Akar
Meja Ukir Lemari Display Patung
Ukir
Harga 580.000 3.250.000
1.390.000 4.200.000
Nilai Tambah 327.600
2.469.000 945.000
3.068.000 Keuntungan
HOK Permintaan
255.231 1,45
228 1.949.000
8 11
687.857 5,14
14 2.565.727
7,72 11
Sumber : Data Primer Diolah 2011
47
at pada tabel d s, produk ha
pengolahan l ah tunggak j
ari display dan patung ukir. Perbandingan
paling tinggi terdapat rga rata-rata untuk patung ukir itu sendiri adalah Rp
4,2 ju
b
ihasilkan paling tinggi adalah
dari ni Dapat dilih
i ata sil
imb ati
terdiri dari meja akar , meja ukir, lem yang dari tabel di atas dilihat dari sisi harga, nilai tambah, keuntungan, HOK per
produk dan sisi permintaan pasar terhadap produk tersebut.
a. Harga Produk
Pada tabel di atas menunjukkan harga rata-rata yang pada produk patung ukir. Ha
ta. Harga rata-rata yang paling rendah dari produk hasil olahan limbah tunggak jati adalah produk meja akar yaitu Rp 580.000. Produk lainnya adalah
lemari display dengan harga Rp 1,39 juta tiap unit produknya dan yang terakhir adalah produk meja ukir dengan harga 3,25 juta.
. Nilai Tambah
Dilihat dari rasionya, nilai tambah yang d pada meja ukir dimana nilai tambahnya sebesar Rp 2,46 juta dengan rasio 75,97
lai produknya. Nilai tambah terendah pada produk meja akar sebesar Rp 327.600 dengan rasio 56,48 dari nilai produknya. Produk lainnya adalah patung
ukir dengan nilai tambah sebesar Rp 3,06 juta dengan rasio 73,05 dari nilai produknya. Terakhir adalah untuk produk lemari display akar nilai tambahnya
sebesar 945.000 dengan rasio 67,99 dari nilai produknya. Apabila diurutkan menurut rasio terhadap nilai produk, maka produk meja ukir memiliki nilai
tambah paling tinggi, diikuti dengan produk patung ukir, lemari display dan meja akar. Nilai tambah yang tinggi dari produk dikarenakan pada produk tersebut
diberikan pengolahan yang lebih. Seperti halnya pemberian ukiran pada produk sehingga memiliki harga jual yang lebih tinggi dari produk yang tanpa ukir-
48
tinggi bila dilihat dari rasionya, adalah pada produk patung
hanya dirasakan bagi pelaku usaha saja. ukiran. Nilai tambah yang tinggi dari setiap produk tersebut bila dibandingkan
dengan biaya bahan bakunya adalah karena pengolahan tersebut dilakukan pada limbah tunggak jati, yang memang tanpa adanya kegiatan pengolahan dirasakan
tidak memiliki nilai. Berbeda jika bahan baku yang digunakan bukan limbah kayu jati gelondongan, tanpa adanya pengolahan kayu tersebut tetap memiliki
nilai jual yang tinggi. c. Keuntungan
Keuntungan paling ukir yaitu sebesar Rp 2,56 juta dengan rasio 61,09 dari nilai produknya.
Keuntungan paling rendah ada pada produk meja akar yaitu sebesar Rp 255.231 dengan rasio 44,01 dari nilai produknya. Produk lainnya adalah meja ukir
dengan keuntungan sebesar 1,95 juta dengan rasio 59,97 dari tiap unit produknya dan yang terakhir adalah produk lemari display dengan keuntungan
sebesar Rp 687.857 dengan rasio 49,49 dari nilai produknya. Bila diurutkan dari keuntungan yang paling tinggi, maka produk patung ukir memiliki keuntungan
tertinggi diikuti dengan produk meja ukir, lemari display akar dan yang terakhir adalah produk meja akar. Keuntungan berkaitan erat dengan nilai tambah yang
dihasilkan. Apabila nilai tambah yang dihasilkan tinggi, maka keuntungan yang dihasilkan juga tinggi. Namun hal tersebut tidak lepas dari imbalan yang
dihasilkan bagi tenaga kerja dari pengolahan dan pengerjaan untuk setiap produknya. Hal tersebut karena keuntungan merupakan selisih dari nilai tambah
dan imbalan bagi tenaga kerja atas pengolahan yang dilakukan pada bahan baku. Sehingga keuntungan merupakan nilai tambah bersih yang dihasilkan, namun
49
ari orang kerja yang dibutuhkan untuk mproduksi suatu produk tersebut. HOK per produk tertinggi ada pada produk
meja u
lah produksi setiap ini adalah setiap bulannya. Permintaan tertinggi
d. HOK per Produk