U = Upah tenaga kerja RpHOK H = Harga output RpUnit
h = Harga bahan baku RpUnit L = Nilai input lain Unit
Analisis input lain adalah semua korbanan yang terjadi Selama proses pelakuan untuk menambah nilai output, selain bahan baku dan tenaga kerja
langsung, mencakup modal berupa bahan penolong dan biaya overhead pabrik lainnya, upah tenaga kerja tidak langsung.
3.1.4 Penyerapan Tenaga Kerja
Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha Zamrowi, 2007. Usaha pengolahan limbah pohon jati akan
menumbuhkan penyerapan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja dapat terlihat dari jumlah tenaga kerja yang bertambah akibat adanya usaha tani pengolahan
limbah kayu jati. Rumus penyerapan tenaga kerja dapat digambarkan dengan rumus pertumbuhan, yaitu Fatmasari, 2007:
Pertumbuhan = X
t
– X
t-1
x 100 X
t-1
3.2 Kerangka Operasional
Saat sekarang ini, industri kayu jati memiliki peran penting terhadap perekonomian negara. Nilai ekonomi dari kayu jati yang tinggi, menjadikan usaha
industri pengolahan kayu jati begitu menjanjikan, selain itu Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan pohon jati. Potensi tersebut mencakup iklim dan
suhu di Indonesia yang mendukung daya tumbuh pohon tersebut. Industri kayu jati yang memiliki potensi di Indonesia, nilai ekonomi yang tinggi, dan
21
22 keunggulain kayu jati berupa kayu keras yang baik untuk dijadikan bahan
bangunan maupun furniture, menyebabkan permintaan kayu dari pohon jati menjadi tinggi.
Permintaan pohon jati yang tinggi, menjadikan para produsen pengolahanan kayu jati meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintan
dari produk olahan kayu jati. Setiap kegiatan produksi, akan menghasilkan limbah. Pada kegiatan produksi kayu jati, akan meninggalkan limbah atau sisaan
residu yang terdiri dari limbah eksploitasi dan limbah pengolahan. Limbah eksploitasi berupa daun, batang cabang kayu, dan tunggak pohon jati. Sedangkan
limbah pengolahan berupa sisa gergajian baik serpihan kayu kecil sisa olahan maupun serbuk kayu. Limbah-limbah pada kayu jati tersebut masih dapat
dimanfaatkan kembali menjadi barang serba guna, seperti yang telah dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Jiken Kabupaten Blora.
Pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Jiken Kabupaten Blora adalah pengolahan limbah pohon jati menjadi barang serba guna seperti
kerajinan, hingga barang-barang furniture. Pemanfaatan limbah pohon jati tersebut, memiliki manfaat-manfaat ekonomi yang menukung pembangunan
perekonomian di wilayah Kabupaten Blora pada khususnya. Penelitian
ini menganalisis manfaat-manfaat ekonomi yang dihasilkan dari
kegiatan pengolahan limbah pohon jati. Penelitian ini akan membahas mengenai karakteristik profil usaha dan rantai pemasaran dari usaha pengolahan limbah
pohon jati. Selain itu, dari pengolahan tersebut akan dihitung berapa nilai tambah yang dihasilkan dan berapa pendapatan yang diterima pelaku usaha. Penghitungan
nilai tambah tersebut akan menggunakan metode hayami. Yang terakhir, dalam
menganalisis manfaat pengolahan limbah pohon jati tersebut, akan dapat diketahui seberapa banyak jumlah tenaga kerja yang dapat diserap. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat berguna dan dapat menjadi rekomendasi kebijakan bagi pemerintah dalam usaha pengembangan masyarakat dengan usaha rakyat. Untuk
lebih jelas kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini :
Permintaan kayu pohon jati tinggi Produksi kayu pohon jati tinggi
Limbah pohon jati tinggi Daun
Tunggak Kayu dan Serbuk
gergajian Pemanfaatan limbah tunggak pohon jati
Dijadikan bahan bakar kayu bakar
Daur ulangpengolahan limbah tunggak pohon jati menjadi barang serba guna
Manfat ekonomi pengolahan limbah tunggak jati Karakteristik usaha dan
rantai pemasarannya Analisis penyerapan tenaga
kerja yang dihasilkan Analisis nilai tambah dan
analisis pendapatan usaha Rekomendasi kebijakan lebih lanjut untuk pengembangan masyarakat
dengan usaha pengolahan limbah tunggak jati
Keterangan : tidak dibahas dalam penelitian ini
Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional
23
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di tiga desa di Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora dikhususkan di tiga desa sekitar hutan yaitu Desa Jiken, Desa Cabak dan
Desa Nglebur. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan tujuan penelitian purposive dengan pertimbangan bahwa di daerah tersebut telah terdapat LMDH
dan telah terdapat usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Kegiatan pengumpulan data untuk keperluan
penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret hingga April 2011.
4.2 Jenis dan Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari wawancara masyarakat di Kecamatan Jiken
yang bergerak dalam usaha pengolahan limbah pohon jati. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, instansi yang terkait seperti Perum Perhutani,
Dinas Perindagkop UMKM Kab. Blora, Bappeda Kab. Blora, Dinas Kehutanan, BPS, juga referensi lainnya dan penelitian-penelitian terdahulu yang
dapat dijadikan sebagai bahan rujukan yang berhubungan dengan usaha pemanfaatan limbah tunggak pohon jati.
4.3 Metode pengambilan Data
Metode pengambilan sampel untuk penelitian ini dilakukan dengan Sensus Sampling dimana responden yang dipilih dari seluruh populasi yang ada. Jumlah
populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 23 pelaku usaha. Pengambilan data dari populasi ini digunakan untuk menjawab masalah mengenai karakteristik
usaha pengolahan limbah tunggak jati, rantai pemasarannya, nilai tambah yang