Analisis Nilai Tambah NILAI TAMBAH, PENDAPATAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHA PENGOLAHAN LIMBAH POHON JATI

47 at pada tabel d s, produk ha pengolahan l ah tunggak j ari display dan patung ukir. Perbandingan paling tinggi terdapat rga rata-rata untuk patung ukir itu sendiri adalah Rp 4,2 ju b ihasilkan paling tinggi adalah dari ni Dapat dilih i ata sil imb ati terdiri dari meja akar , meja ukir, lem yang dari tabel di atas dilihat dari sisi harga, nilai tambah, keuntungan, HOK per produk dan sisi permintaan pasar terhadap produk tersebut.

a. Harga Produk

Pada tabel di atas menunjukkan harga rata-rata yang pada produk patung ukir. Ha ta. Harga rata-rata yang paling rendah dari produk hasil olahan limbah tunggak jati adalah produk meja akar yaitu Rp 580.000. Produk lainnya adalah lemari display dengan harga Rp 1,39 juta tiap unit produknya dan yang terakhir adalah produk meja ukir dengan harga 3,25 juta. . Nilai Tambah Dilihat dari rasionya, nilai tambah yang d pada meja ukir dimana nilai tambahnya sebesar Rp 2,46 juta dengan rasio 75,97 lai produknya. Nilai tambah terendah pada produk meja akar sebesar Rp 327.600 dengan rasio 56,48 dari nilai produknya. Produk lainnya adalah patung ukir dengan nilai tambah sebesar Rp 3,06 juta dengan rasio 73,05 dari nilai produknya. Terakhir adalah untuk produk lemari display akar nilai tambahnya sebesar 945.000 dengan rasio 67,99 dari nilai produknya. Apabila diurutkan menurut rasio terhadap nilai produk, maka produk meja ukir memiliki nilai tambah paling tinggi, diikuti dengan produk patung ukir, lemari display dan meja akar. Nilai tambah yang tinggi dari produk dikarenakan pada produk tersebut diberikan pengolahan yang lebih. Seperti halnya pemberian ukiran pada produk sehingga memiliki harga jual yang lebih tinggi dari produk yang tanpa ukir- 48 tinggi bila dilihat dari rasionya, adalah pada produk patung hanya dirasakan bagi pelaku usaha saja. ukiran. Nilai tambah yang tinggi dari setiap produk tersebut bila dibandingkan dengan biaya bahan bakunya adalah karena pengolahan tersebut dilakukan pada limbah tunggak jati, yang memang tanpa adanya kegiatan pengolahan dirasakan tidak memiliki nilai. Berbeda jika bahan baku yang digunakan bukan limbah kayu jati gelondongan, tanpa adanya pengolahan kayu tersebut tetap memiliki nilai jual yang tinggi. c. Keuntungan Keuntungan paling ukir yaitu sebesar Rp 2,56 juta dengan rasio 61,09 dari nilai produknya. Keuntungan paling rendah ada pada produk meja akar yaitu sebesar Rp 255.231 dengan rasio 44,01 dari nilai produknya. Produk lainnya adalah meja ukir dengan keuntungan sebesar 1,95 juta dengan rasio 59,97 dari tiap unit produknya dan yang terakhir adalah produk lemari display dengan keuntungan sebesar Rp 687.857 dengan rasio 49,49 dari nilai produknya. Bila diurutkan dari keuntungan yang paling tinggi, maka produk patung ukir memiliki keuntungan tertinggi diikuti dengan produk meja ukir, lemari display akar dan yang terakhir adalah produk meja akar. Keuntungan berkaitan erat dengan nilai tambah yang dihasilkan. Apabila nilai tambah yang dihasilkan tinggi, maka keuntungan yang dihasilkan juga tinggi. Namun hal tersebut tidak lepas dari imbalan yang dihasilkan bagi tenaga kerja dari pengolahan dan pengerjaan untuk setiap produknya. Hal tersebut karena keuntungan merupakan selisih dari nilai tambah dan imbalan bagi tenaga kerja atas pengolahan yang dilakukan pada bahan baku. Sehingga keuntungan merupakan nilai tambah bersih yang dihasilkan, namun