Konsep Nilai Tambah Rantai Pemasaran

19 Pengeluaran atau biaya tunai usaha adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usaha. Biaya usaha tani diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Sehingga besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh Soekartawi, 2002. Rahim, Abd dan Diah R.D.Hastuti 2002 menyebutkan bahwa pendapatan usaha merupakan selisisih antara penerimaan dan pengeluaran, atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah nilai produksi secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Pengeluaran usaha merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen dalam mengelola usahanya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

3.1.3 Konsep Nilai Tambah

Menurut Hayami et. al 1987 dalam Maimum 2009 menyatakan bahwa nilai tambah adalah selisih antara komoditas yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dan nilai korbanan yang digunakan selama proses berlangsung. Sumber- sumber dari nilai tambah tersebut adalah dari pemanfaatan faktor-faktor tenaga kerja, modal, sumberdaya manusia dan manajemen. Besaran nilai tambah yang dihasilkan dapat digunakan untuk mendugamenaksir besarnya balas jasa yang diterima faktor produksi yang digunakan dalam proses perlakuan tersebut. Analisis nilai tambah memiliki tiga 20 komponen pendukung, yaitu faktor konversi yang menunjukkan banyaknya output yang dihasilkan dari satu satuan input, faktor koefisien tenaga kerja yang menunjukkan banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input, dan nilai yang menunjukkannilai output yang dihasilkan dari satu satuan input. Distribusi nilai tambahan berhubungan dengan teknologi yang diterapkan dalam proses pengolahan, kualitas tenaga kerja berupa keahlian dan ketrampilan, serta kualitas bahan baku. Apabila penerapan teknologi cenderung padat karya maka proporsi bagian tenaga kerja yang diberikan lebih besar dari proporsi bagian keuntungan bagian perusahaan, sedangkan apabila diterapkan pada teknologi padat modal, maka besarnya proporsi bagian manajemen lebih besar dari proporsi bagian tenaga kerja. Nilai tambah dipengaruhi oleh faktor teknis dan non teknis faktor pasar. Faktor teknis terdiri dari jumlah dan kualitas bahan baku serta input penyerta, kualitas produk, penerapan teknologi, kapasitas produksi dan penggunaan unsur tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar meliputi harga bahan baku, harga jual output, upah tenaga kerja, modal investasi, informasi pasar dan nilai input lain selain bahan bakar. Dengan demikian fungsi dari nilai tambah yang menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen dapat dirumuskan sebagai berikut : Nilai Tambah = f K, B, T, U, H, h, L Dimana : K = Kapasitas produksi unit usaha Unit B = Jumlah bahan baku yang digunakan Unit T = Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan HOK U = Upah tenaga kerja RpHOK H = Harga output RpUnit h = Harga bahan baku RpUnit L = Nilai input lain Unit Analisis input lain adalah semua korbanan yang terjadi Selama proses pelakuan untuk menambah nilai output, selain bahan baku dan tenaga kerja langsung, mencakup modal berupa bahan penolong dan biaya overhead pabrik lainnya, upah tenaga kerja tidak langsung.

3.1.4 Penyerapan Tenaga Kerja