Hubungan Tingkat Partisipasi Perempuan

meningkat. Oleh karena itu, sebagian pinjaman digunakan untuk mencukupi kebutuhan tersebut; dan 3 Penggunaan pinjaman yang tidak tepat yaitu perempuan yang tidak menggunakan pinjaman untuk usaha. Perempuan anggota SPP bingung menentukkan jenis usaha yang akan dijalankan. Mereka mengaku pada kegiatan SPP tidak pernah mengadakan pelatihan usaha. Pada hal kegiatan tersebut dipandang perlu untuk menambah keterampilan dan memberi motivasi perempuan anggota SPP untuk membuka usaha.

6.3 Hubungan Tingkat Partisipasi Perempuan

dengan Tingkat Keberhasilan Kegiatan SPP Tingginya partisipasi pengurus dalam kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP tidak berpengaruh pada peningkatan pendapatan. Banyak pengurus yang tergolong pada tingkat partisipasi yang tinggi, ternyata tidak mengalami peningkatan pendapatan. Hal ini dikarenakan, sebagian pengurus tidak berpartisipasi dalam pemanfaatan pinjaman untuk modal usaha. Akibatnya tidak adanya perputaran pinjaman. Keadaan ini berbeda pada anggota, karena sebagian besar anggota yang tergolong pada tingkat partisipasi yang tinggi menunjukkan peningkatan pendapatan, walaupun peningkatannya tergolong rendah. Tidak sedikit anggota berpartisipasi dalam penggunaan pinjaman untuk modal usaha walaupun tidak sepenuhnya. Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan pendapatan. Tidak terdapat hubungan yang nyata dan positif antara tingkat partisipasi perempuan dengan tingkat keberhasilan kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP. Hubungan tingkat partisipasi perempuan dengan tingkat keberhasilan Kegiatan SPP tampak pada Tabel 27. Tabel 27. Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Tingkat Keberhasilan Kegiatan SPP PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2011 Tahapan Partisipasi Tingkat Keberhasilan Kegiatan SPP Y2 Ketepatan Penggunaan Pinjaman Y2.1 Peningkatan Pendapatan Y2.2 Tingkat PartisipasiY1 -.066 .005 PerencanaanY1.1 -.101 -.041 PelaksanaanY1.2 .009 .069 Menikmati HasilY1.3 .089 .084 EvaluasiY1.4 -.063 -.059 Tidak terdapat hubungan yang nyata dan positif antara tingkat partisipasi perempuan dengan ketepatan penggunaan pinjaman atau peningkatan pendapatan. Tidak selalu semakin tinggi partisipasi perempuan, semakin tepat dalam penggunaan pinjaman dan meningkat pula pendapatannya. Keadaan seperti ini terjadi pada setiap tahapan partisipasi. Hal tersebut dikarenakan keterlibatan perempuan anggota Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP tinggi dalam hal-hal administrasi, rapat, dan pembuatan proposal pengajuan dana. Namun hanya sedikit dari mereka yang melaksanakan tujuan utama dari kegiatan SPP yaitu penggunaan pinjaman untuk usaha. Akibatnya tidak sedikit perempuan anggota SPP yang tidak mengalami peningkatan pendapatan. Tidak adanya pendampingan dalam pengelolaan pinjaman menyebabkan banyak perempuan anggota SPP yang penggunaan pinjamannya menyimpang dari tujuan kegiatan SPP. Selain itu, pengalaman usaha yang dimiliki oleh perempuan anggota Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP juga mempengaruhi peningkatan pendapatan. Terdapat perempuan anggota SPP yang mengalami peningkatan pendapatan yang relatif tinggi, walaupun tingkat partisipasinya dalam kegiatan SPP tergolong rendah. Mereka mengaku jarang mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan SPP. Namun hal ini tidak menjadi kendala bagi mereka dalam memanfaatkan pinjaman. Pengalaman usaha yang telah diperoleh selama berdagang menjadi pembelajaran untuk membuat strategi dagang yang dapat meningkatkan keuntungan. Banyak kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan SPP bukan merupakan kegiatan yang menunjang pengembangan usaha. Uraian di atas dapat membuktikan bahwa hipotesis ketiga “terdapat hubungan nyata dan positif antara tingkat partisipasi perempuan dengan tingkat keberhasilan kegiatan Simpan Pinjam Kelompok SPP ” tidak terbukti.

6.4 Analisis Pemberdayaan pada Pelaksanaan Kegiatan SPP

Dokumen yang terkait

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Studi Komparatif Peran Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama dan BMT Insani Dalam Pengembangan UMK di Kota Padangsidimpuan

1 49 107

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Pada Koperasi Menurut PP No.9 Tahun 1995 (Studi Pada Koperasi Pegawai Negeri Guru SD Kec, Binjai Barat Di Kota Binjai)

0 30 154

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

1 44 87

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Tingkat partisipasi perempuan terhadap simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM M) perdesaan

0 15 110

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin

4 69 162

Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman.

0 0 6

KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM PNPM MANDIRI DI DESA KEMAWI KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 15