Taruna adalah memeriahkan HUT RI di tingkat desa. Selain itu, terdapat Gapoktan gabungan kelompok tani yaitu suatu organisasi yang menjadi wadah
untuk pemberdayaan para petani. Gapoktan yang terdapat di desa ini terdiri dari tiga kelompok tani yaitu kelompok tani Tirta Sari, kelompok tani Sari Mukti, dan
kelompok tani Mudi Rahayu. Karang Taruna dan Gapoktan merupakan kelembagaan kemasyarakatan yang ada di desa tersebut.
4.5 Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan di perdesaan.
Program ini masuk ke desa penelitian pada tahun 2009. Desa ini diberi kesempatan untuk melaksanakan program PNPM Mandiri Perdesaan sampai
tahun 2014. Alasan desa tersebut mendapatkan bantuan program PNPM Mandiri Perdesaan yaitu masih banyaknya Rumah Tangga Miskin RTM. Terdapat
beberapa penggolongan keluarga, yaitu: 1 keluarga pra sejahtera keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, yaitu kebutuhan
pengajaran agama, sandang, pangan papan, dan kesehatan sebanyak 224 keluarga; 2 keluarga sejahtera 1 keluarga yang sudah dapat memenuhi
kebutuhan dasar minimumnya dalam hal sandang, pangan, dan pelayanan kesehatan tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya
sebanyak 260 keluarga; 3 keluarga sejarah 2 keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan
psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, yaitu kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi sebanyak 260 keluarga;
dan 3 keluarga sejahtera 3 keluarga yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis, dan kebutuhan pengembangan, tetapi belum
dapat memberikan sumbangan kontribusi pada masyarakat secara teratur dalam waktu tertentu dalam bentuk material, organisasi, dan lain sebanyak 26
keluarga. Pengurus Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri
Perdesaan di tingkat desa dipilih secara musyawarah oleh beberapa perwakilan dari warga RTM, BPD, Pemerintah Desa, ketua RT dan RW. Struktur
kepengurusan PNPM Mandiri Perdesaan sebagai berikut:
1. Tim Pengelola Kegiatan TPK, terdiri dari: Ketua, sekretaris, dan bendahara yang mengurusi semua administrasi PNPM Mandiri Perdesaan.
2. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa KPMD terdiri dari: KPMD perempuan yang bertanggung jawab pada kegiatan SPP dan PKH dan KPMD
laki-laki bertanggung jawab pada kegiatan sarana dan prasarana. Menurut pengakuan perempuan anggota Simpan Pinjam Kelompok Perempuan
SPP, keterlibatan TPK dalam kegiatan-kegiatan yang didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan lebih dominan dibandingkan KPMD. Hal ini disebabkan
orang-orang yang menjadi pengurus TPK merupakan orang-orang yang terpandang di desa tersebut. Akibatnya KPMD cenderung tunduk pada keputusan
TPK. Kepala Desa tidak terlalu ikut campur dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan karena orang-orang yang menjadi pengurus PNPM Mandiri Perdesaan khususnya Tim Pengelola Kegiatan
TPK adalah orang-orang yang disegani oleh Kepala Desa. Pengurus PNPM tingkat desa mempunyai tanggung jawab untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang
ada pada program tersebut. Terdapat tiga kegiatan yang mendapat bantuan dana PNPM Mandiri Perdesaan yaitu 1 Sarana dan Prasana Sarpras; 2 Peningkatan
Kualitas Hidup PKH; dan 3 Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Sarana dan Prasarana Pada kegiatan sarana dan prasarana Sarpras telah melakukan beberapa
kegiatan yaitu pembangunan paving jalan antar dusun. Pembangunan paving jalan menghubungkan RW satu, RW tiga, dan RW empat. Pembangunan jalan
dilakukan menjadi dua periode yaitu periode pertama dilaksanakan pada tahun 2009 dan periode kedua dilaksanakan tahun 2010. Pada periode pertama
melakukan membangun jalan yang panjangnya 750 m dan lebar 2,5 m, sedangkan pembangunan jalan pada periode kedua lebih panjang dari sebelumnya yaitu 885
m dan lebar 2,5 m. Masyarakat di sekitar pembangunan jalan dituntut untuk berpartisipasi baik tenaga maupun materi. Hal tersebut dimaksudkan untuk
membangun rasa memiliki masyarakat terhadap jalan yang telah dibangun, sehingga masyarakat perduli untuk memeliharanya. Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa KPMD laki-laki yang lebih bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.
2 Peningkatan Kualitas Hidup PKH Terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan Peningkatan
Kualitas Hidup PKH, antara lain: 1 pelatihan satpam; 2 pelatihan montir bagi pemuda; 3 pelatihan tataboga; dan 4 bantuan untuk posyandu baik bagi bayi
dibawah lima tahun balita atau lanjut usia lansia. Kegiatan pelatihan satpam dan montir bagi para pemuda di desa belum berhasil, karena setelah pelatihan
ketrampilan yang diperoleh tidak dimanfaatkan dan tidak adanya penyaluran tenaga kerja. Pelatihan tataboga bagi para ibu juga tidak terdapat keberlanjutan,
karena pelatihan tersebut belum bisa membangkitkan motivasi para ibu untuk membuka usaha makanan.
3 Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan masing-masing
kelompok sebelum meminjam dana pada kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP, yaitu: 1 pembentukkan kelompok; 2 pembuatan proposal
pengajuan dana yang disetujui oleh Tim Pengelola Kegiatan TPK dan Kepala Desa; dan 3 verifikasi dari Unit Pengelola Kegiatan UPK kecamatan. Kegiatan
Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP di desa penelitian diikuti oleh 158 orang yang terbagi menjadi 16 kelompok. Masing-masing kelompok mempunyai
anggota minimal lima orang dan maksimal 15 orang. Data secara rinci mengenai kelompok SPP tampak pada Tabel 4.
Tabel 4. Nama, Jumlah Anggota dan Pinjaman Kelompok dalam Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP
No Nama
Kelompok Jumlah
Anggota Jumlah
Anggota yang
Aktif Jumlah Pinjaman KelompokTahun
2009 Rp
2010 Rp
1 PKK 7
7 7.000.000,00
- 2 Usaha Jaya
11 7
10.000.000,00 9.500.000,00
3 Bakti Usaha 6
4 5.000.000,00
5.000.000,00 4 Gelombang
Cinta 12
12 11.500.000,00
- 5 Mugi Jaya
10 6
10.000.000,00 10.000.000,00
6 Mugi Barokah 15
10 15.000.000,00
22.000.000,00 7 Bina Usaha
12 7
10.000.000,00 10.500.000,00
8 KDI 6
4 4.000.000,00
4.000.000,00 9 Barokah
13 6
10.000.000,00 7.500.000,00
10 Mugi Rahayu 11
7 10.000.000,00
13.500.000,00 11 Kenanga
9 5
9.000.000,00 5.500.000,00
12 Wira Usaha 9
8 7.500.000,00
8.000.000,00 13 Usaha Mandiri
9 5
5.000.000,00 4.500.000,00
14 Karya Usaha 12
7 10.000.000,00
8.500.000,00 15 Mugi Rahayu
V 5
5 5.000.000,00
5.000.000,00 16 Bongas Putri
11 5
10.000.000,00 5.500.000,00
Jumlah 158
100 138.000.000,00 119.000.000,00
Sumber : Data Administrasi Kegiatan SPP Tahun 2009-2010
Tidak terdapat kriteria khusus dalam pemilihan anggota Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP. Bagi perempuan yang sudah menikah dan sekiranya
dapat membayar angsuran setiap bulannya dapat bergabung dalam kegiatan SPP. Pedoman Teknik Operasional PTO kegiatan SPP mencantumkan bahwa
kegiatan SPP dikhususkan bagi perempuan yang tergolong Rumah Tangga Miskin RTM, namun pada kenyataannya kriteria tersebut tidak berlaku. Pihak Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa KPMD mengaku pemilihan anggota SPP tidak berdasarkan kriteria RTM karena untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan
dalam pengangsuran pinjaman. Sedangkan pemilihan pengurus dalam kelompok sesuai dengan kesepakatan masing-masing anggota kelompok. Kenyataan di
lapang menunjukkan bahwa terdapat kelompok yang hanya mencantumkan kepengurusan kelompok untuk formalitas administrasi. Faktanya hanya satu orang
pengurus yang mengerjakan tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan SPP.
Setiap perempuan anggota Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP harus mengisi form proposal yang telah disediakan, antara lain persetujuan dari
hak waris dan rincian dana yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Bagi anggota yang mempunyai keterbatasan dalam membaca dan menulis, biasanya
pengisian form proposal dibantu oleh pengurus. Selain aktif dalam pembuatan proposal, anggota yang tergolong muda juga aktif mengikuti rapat-rapat yang
berhubungan dengan kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP. Hal tersebut dikarenakan mereka ingin mengetahui kegiatan SPP secara menyeluruh,
tidak hanya meminjam dana tetapi juga ingin terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan SPP. Keadaan ini berbeda pada anggota yang
tergolong usia lanjut, karena mereka mengikuti kegiatan SPP lebih karena ingin mendapatkan pinjaman. Kegiatan SPP sudah berjalan dua periode, namun terdapat
beberapa kelompok yang baru mengikuti satu periode pinjaman. Hal tersebut dikarenakan sistem peminjaman dana dilakukan secara bergiliran, sehingga
masing-masing kelompok berbeda. Jumlah dana pada periode pertama yang dapat dipinjam masing-masing individu maksimal Rp 1.000.000,00, sedangkan pada
periode kedua maksimal Rp 3.000.000,00. Pihak Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa KPMD perempuan lebih bertanggung jawab pada kegiatan
SPP.
BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN
5.1 Faktor Internal