dana digunakan untuk usaha. Jika dibandingkan antara pengurus dan anggota, ternyata lebih banyak 72 anggota yang menggunakan sebagian pinjaman untuk
modal usaha dibandingkan pengurus 48. Hal tersebut dikarenakan rendahnya minat pengurus yang bekerja bukan sebagai pedagang untuk membuka usaha.
Mereka mengaku bahwa pendapatan yang diperoleh sudah dapat mencukupi pengangsuran pinjaman tanpa harus membuka usaha. Pada hal tujuan dari
kegiatan SPP adalah pinjaman yang diberikan khusus untuk para perempuan yang seharusnya digunakan untuk modal usaha. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
tidak sedikit perempuan anggota SPP yang penggunaan pinjamannya menyimpang dari tujuan kegiatan SPP. Tidak adanya pengontrolan pengelolaan
pinjaman oleh pengurus Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM baik tingkat kecamatan maupun desa menjadi salah satu penyebab tujuan kegiatan
SPP tersebut tidak dapat diwujudkan. Dari hasil wawancara baik dengan pengurus maupun anggota diperoleh
berbagai alasan tentang ketidaktepatan penggunaan pinjaman. Alasan-alasan tersebut antara lain: 1 tidak adanya waktu untuk membuka usaha; 2 bingung
menentukan jenis usaha yang akan dijalankan; 3 banyaknya saingan dagang; dan 4 kebutuhan sehari-hari meningkat. Seperti yang diungkapkan oleh FTY
pengurus sebagai berikut: “Bekerja di pabrik saja pulangnya sudah sore, apalagi kalau lembur
bisa sampai pukul 7 malam. Jadi saya tidak menggunakan pinjaman dana untuk berdagang, tetapi digunakan untuk keperluan yang lainnya,
yang penting saya bisa mengangsur dari gaji saya sebagai buruh
pabrik”.
6.1.2 Peningkatan Pendapatan
Pengurus maupun anggota tampaknya tidak mengalami peningkatan pendapatan yang tinggi setelah mengikuti kegiatan Simpan Pinjam Kelompok
Perempuan SPP. Namun, lebih banyak pengurus yang tidak mengalami peningkatan pendapatan dibandingkan anggota. Sebaran anggota SPP menurut
peningkatan pendapatan tampak pada Tabel 25.
Tabel 25. Sebaran Anggota SPP PNPM Mandiri Perdesaan Berdasarkan Peningkatan Pendapatan Tahun 2011
Peningkatan Pendapatan
Status dalam Kelompok Pengurus
Anggota Total
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
Jumlah orang
Persentase Tidak
Meningkat 13
52 6
24 19
38 Sedikit
Meningkat 10
40 17
68 27
54 Meningkat
2 8
2 8
4 8
Jumlah 25
100 25
100 50
100 Sebagian besar 52 pengurus tidak mengalami peningkatan pendapatan
setelah mengikuti kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP. Keadaan berbeda pada anggota, karena hanya 24 persen dari anggota yang tidak mengalami
peningkatan pendapatan. Namun, tidak terdapat satu pun anggota yang mengalami peningkatan pendapatan yang tinggi setelah bergabung dengan kegiatan SPP. Hal
tersebut dikarenakan banyak anggota yang hanya membuka usaha dengan jumlah barang dagangan yang sedikit sehingga pendapatan yang diperoleh pun sedikit.
Setelah mengikuti kegiatan SPP, perempuan yang membuka usaha mengaku tidak banyak melakukan penambahan barang dagangan. Mereka takut melakukan
penambahan barang dalam jumlah yang banyak, karena menghindari kerugian. Banyaknya persaingan dalam berdagang pun menjadi salah satu kendala
rendahnya peningkatan pendapatan anggota SPP. Selain itu, kebiasaan orang desa yang berhutang menjadi penghambat perkembangan usaha tersebut.
Perempuan anggota Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP yang tidak mengalami peningkatan pendapatan adalah mereka yang tidak menggunakan
pinjaman untuk usaha, sehingga tidak terjadi perputaran modal dari dana pinjaman. Akibatnya pinjaman relatif habis dalam waktu yang singkat. Mereka
mengaku mengikuti kegiatan SPP hanya ingin meminjam dana tanpa adanya berkeinginan memanfaatkannya untuk membuka usaha. Selain itu, banyaknya
pedagang yang tidak bertahan lama semakin menguatkan mereka untuk tidak membuka usaha.
6.2 Hubungan Tingkat Keberhasilan Kegiatan SPP