5.1.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan pengurus lebih tinggi dari pada anggotanya. Sebagian besar pengurus bersekolah sampai tingkat SMA atau pernah bersekolah di
universitas, sedangkan sebagian besar anggota hanya bersekolah sampai tingkat Sekolah Dasar SD. Sebaran anggota Simpan Pinjam Kelompok Perempuan
SPP menurut tingkat pendidikan tampak pada Tabel 6. Tabel 6. Sebaran Anggota SPP PNPM Mandiri Perdesaan Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Tahun 2011 Tingkat
Pendidikan Status dalam Kelompok
Pengurus Anggota
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
Rendah 5
20 20
80 Sedang
5 20
2 8
Tinggi 15
60 3
12 Jumlah
25 100
25 100
Salah satu kriteria pemilihan pengurus dalam kelompok yaitu tingkat pendidikan formal. Perempuan yang memiliki pendidikan tinggi lebih berpeluang
menjadi pengurus dalam kelompok. Biasanya perempuan yang mendapatkan pendidikan tinggi, lebih dapat menyerap informasi dengan cepat dibanding
mereka yang hanya memperoleh pendidikan yang rendah. Banyaknya administrasi yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok merupakan salah satu
penyebab pendidikan formal menjadi kriteria dalam pemilihan pengurus. Malta 2008 pada penelitiannya mengemukakan bahwa tingkat pendidikan menentukan
kemampuan seseorang, khususnya dalam mencari informasi, sebagai tambahan pengetahuan. Pendidikan formal yang pernah dijalani oleh seseorang membantu
dalam pengembangan pola pikir dan daya nalar seseorang. Oleh karena itu, pendidikan formal dalam pemilihan pengurus kelompok perlu dipertimbangkan
untuk kelancaran kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP.
5.1.3 Jenis Pekerjaan
Sebagian besar anggota bekerja sebagai pedagang. Keadaan tersebut berbeda pada pengurus, karena hanya sedikit pengurus yang bekerja sebagai
pedagang. Hal ini menjelaskan bahwa tidak semua perempuan yang meminjam dana pada kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP digunakan untuk
modal usaha. Penggunaan pinjaman untuk usaha lebih banyak pada anggota
dibandingkan pengurus. Sebaran anggota SPP menurut jenis pekerjaan tampak pada Tabel 7.
Tabel 7. Sebaran Anggota SPP PNPM Mandiri Perdesaan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2011
Pekerjaan Status dalam Kelompok
Pengurus Anggota
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
Berdagang 12
48 19
76 Tidak Berdagang
13 52
6 24
Jumlah 25
100 25
100 Terdapat beberapa perempuan anggota Simpan Pinjam Kelompok
Perempuan SPP lebih memilih bekerja di bidang lain yaitu sebagai buruh pabrik, Pegawai Negeri Sipil PNS, guru honorer, dan buruh tani dibandingkan menjadi
pedagang. Selain itu, terdapat juga perempuan yang tidak bekerja, karena mereka hanya sebagai ibu rumah tangga. Dalam pengangsuran pinjaman, perempuan yang
tidak bekerja hanya bergantung kepada suami. Pada kenyataannya dalam kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP tidak membatasi pekerjaan
perempuan anggota SPP, baik berdagang maupun bukan pedagang. Setiap perempuan yang sudah menikah dan sekiranya mampu dalam pengangsuran
pinjaman dapat meminjam dana tanpa dilihat pekerjaannya. Beragam jenis usaha yang dijalankan oleh perempuan yang bekerja
sebagai pedagang yaitu pangan, jasa, dan pertanian. Sebagian besar dari pengurus dan anggota menjalankan usaha pada jenis usaha pangan. Jenis usaha pangan yang
dijalankan antara lain: 1 usaha makanan rames; 2 usaha es; dan 3 usaha sembako. Banyak perempuan anggota Simpan Pinjam Kelompok Perempuan
SPP lebih memilih menjalankan jenis usaha pangan karena lebih mudah dalam penjualan dan tidak membutuhkan modal yang terlalu besar. Sebaran anggota SPP
yang berdagang menurut jenis usaha pada tampak pada Tabel 8.
Tabel 8. Sebaran Anggota SPP PNPM Mandiri Perdesaan Berdasarkan Jenis Usaha Tahun 2011
Jenis Usaha Status dalam Kelompok
Pengurus Anggota
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
Pangan 9
76 17
89 Jasa
1 8
Pertanian 2
16 2
10 Jumlah
12 100
19 100
Modal merupakan faktor penting dalam menjalankan sebuah usaha. Sumber modal dapat diperoleh dari berbagai pihak. Kategori modal usaha dalam
penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu modal dari kegiatan SPP dan modal bukan dari kegiatan SPP. Sebagian besar perempuan anggota Simpan Pinjam
Kelompok Perempuan SPP yang bekerja sebagai pedagang telah memiliki usaha sebelum bergabung dalam kegiatan SPP. Mereka menggunakan pinjaman dana
untuk perkembangan usaha bukan menjadi modal awal. Hampir semua perempuan yang bekerja sebagai pedagang telah menjalankan usahanya lebih dari tiga tahun.
Namun, terdapat juga beberapa perempuan yang mengaku tetap meminjam modal dari bank keliling dengan alasan pencairan dana pinjaman lebih cepat
dibandingkan meminjam dana pada kegiatan SPP. Sebaran anggota SPP yang berdagang menurut modal usaha tampak pada Tabel 9.
Tabel 9. Sebaran Anggota SPP PNPM Mandiri Perdesaan Berdasarkan Modal Usaha Tahun 2011
Permodalan Status dalam Kelompok
Pengurus Anggota
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
Modal dari SPP
2 17
3 16
Modal dari pihak lain
10 83
16 84
Jumlah 12
100 19
100 Pemasaran adalah tahapan proses usaha setelah memproduksi barang.
Pemasaran barang-barang usaha dapat dikategorikan menjadi dua yaitu menjual sendiri atau dijual ke distributor. Sebaran anggota SPP yang berdagang menurut
modal usaha tampak pada Tabel 10.
Tabel 10. Sebaran Anggota SPP PNPM Mandiri Perdesaan Berdasarkan Pemasaran Produk Usaha Tahun 2011
Pemasaran Status dalam Kelompok
Pengurus Anggota
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
Menjual sendiri
10 83
18 95
Menjual ke distributor
2 17
1 5
Jumlah 12
100 19
100 Sebagian besar perempuan baik pengurus maupun anggota lebih memilih
menjual barang dagangannya sendiri dari pada dijual ke distributor. Alasan para perempuan memilih menjual sendiri barang dagangannya karena lebih praktis dan
keuntungan yang diperoleh juga lebih banyak dari pada dijual ke distributor. Beberapa perempuan memilih menjual barang dagangannya dengan cara
berkeliling. Cara penjualan seperti ini lebih banyak digunakam oleh mereka yang menjalankan jenis usaha makanan olahan yang harus terjual dalam waktu singkat.
Pengelolaan usaha adalah cara mengelola usaha yang dijalankan oleh penjual. Kategori pengelolaan usaha dapat dibagi menjadi dua yaitu berkelompok
dan individu. Semua perempuan yang tergabung dalam kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPP mengelola usahanya secara individu. Pada kegiatan
SPP tidak terdapat kegiatan usaha yang dikelola secara kelompok. Status kelompok dalam kegiatan SPP hanya digunakan untuk mempermudah dalam
administrasi dan menyaluran dana pinjaman.
5.1.4 Tingkat Pendapatan