Pengertian Hasil Belajar Hakekat Hasil Belajar
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terealisasikannya bahan pelajaran.
35
Menurut Muhammad Ali “Hasil belajar dapat diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulang-ulang dengan
hasil yang sama.”
36
Hasil belajar dapat dibagi menjadi empat ranah yaitu kognitif, psikomotorik, reaksi emosional, dan interaksi.
37
Sedangkan Robert M. Gagne mengemukakan bahwa ada lima macam kemampuan hasil belajar, yaitu:
1 Keterampilan intelektual.
2 Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang di
dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memcahkan masalah. 3
Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta, 4
Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan
menulis, mengetik,
menggunakan jangka,
dan sebagainya.
5 Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang memiliki seseorang, sebagimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang barang, atau
kejadian.
38
Secara garis besar Benyamin Bloom ”Mengklasifikasikan hasil belajar
kedalam tiga ranah yakni ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. ”
39
Sebagai contoh pengetahuan atau ingatan adalah mengetahui dan ingat kata kunci yang telah
dibaca dan digariskan dengan spidol. Hasil belajar berupa pemahaman peserta didik mampu menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri sesuatu yang dibaca
atau didengarnya dan mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa sendiri.
40
Hasil belajar ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku
seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
35
Dimyati dan Mudjono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:Rineka Cipta, 2010, h. 250-251.
36
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensido, 2007, cet.3 h. 14-15.
37
Munasco, loc.cit.
38
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, h. 5.
39
Nana Sudjana. Loc cit.
40
Ibid, h.24.
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Hasil belajar Ranah psikomotorik tampak dalam bentuk
keterampilan skill dan kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar.
41
Begitu juga yang dikatakan Kunandar bahwa “Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun
psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.”
42
Dapat diambil kesimpulan bahwa hasil balajar ialah perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
kemampuan saja atau terpisah, melainkan saling berhubungan setelah menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan. Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah
tercapai. ”
43
Untuk menjaring hasil belajar siswa diperlukan prosedur yang sistematis
untuk menggambarkan
karakteristik ketercapaian
siswa, ketercapaian tersebut yang dapat diukur melalui tes.
44
Maka, secara garis besar, alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu
nontes dan tes. 1
Teknik nontes a
Skala bertingkat rating scale, menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.
b Kuesioner questionair juga sering dikenal sebagai angket.
c Daftar cocok check list adalah deretan pernyataan yang baisanya
singkat-singkat, dimana
responden yang
dievaluasi tinggal
membubuhkan tanda cocok √ di tempat yang sudah disediakan. d
Wawancara interview. e
Pengamatan observation.
41
Ibid, h. 29-30.
42
Kunandar, Penilaian Autentik Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013 Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013, cet. Ke-2, h. 62.
43
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, edisi 2, h. 39.
44
Munasco, op.cit, h. 39.
2 Teknik tes. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes dibagi
menjadi 3, yaitu: a
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut dapat
dilakukan penanganan yang tepat. b
Tes formatif dimasudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu. tes formatif diberikan
pada akhir setiap program. Tes formatif ini disamakan dengan ulangan harian.
c Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok
d atau sebuah program yang lebih besar. Tes sumatif ini dapat disamakan
dengan ulangan umum.
45
Dengan demikian, penilaian hasil belajar dengan instrumen-instrumennya bisa dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan
guru dan juga tingkat penguasaan atau pemahaman siswa terhadap kompetensi yang telah ditentukan.