lebih luas. Tarigan menyebut jenis kegiatan membaca ini dengan istilah membaca teliti.
15
Tarigan mengatakan bahwa, pemahaman bacaan ialah membaca dalam hati yang dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif, yakni
suatu kegiatan pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya bertaraf rendah. Kedua, membaca intensif, yakni suatu kegiatan membaca dengan
teliti dan terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas pendek kira-kira dua hingga empat halaman.
16
Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi
pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya
membaca.
17
Menurut Kundharu Saddhono dan Slmaet membaca intesif atau pemahaman adalah
“Membaca dengan penuh pengahayatan untuk menyerap apa yang seharusya dikuasai siswapembaca.
”
18
Tampubolon mengatakan bahwa “Membaca pemahaman merupakan suatu proses yang melibatkan penalaran dan
ingatan dalam upaya menemukan dan memahami informasi yang dikomunikasikan pengarang.
19
Dalam kegiatan membaca tentunya terdapat kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami suatu teks. Menurut hasil penelitian Byrnes, Ferrari Palladino,
penyebab paling mendasar sehingga seseorang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan adalah kebiasaan baca yang salah, yaitu meliputi:
1 Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi, bagian demi
bagian, kalimat demi kalimat, atau bahkan kata demi kata. 2
Pandangan yang terlalu kuat terhadap suatu topik sehingga dalam menafsirkan isi wacana hanya berdasarkan satu sudut pandang saja.
3 Kebiasaan menyuarakan setiap bacaan, padahal kerja otak dan pikiran
jauh lebih cepat gerakan bibir.
15
Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 110.
16
Ibid, h. 89.
17
Novi Resmini dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, Bandung, UPI PRESS, 2007, Cet kesatu, h. 80.
18
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 84.
19
Mellawati, Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode Sq3r, jurnal uneshttp:stkipsiliwangi.ac.id. h. 3.
4 Kebiasaan membaca mundur, mengulang-ulang kalimat yang sudah
dibaca. 5
Kebiasaan membaca terlalu cepat.
20
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman adalah membaca dengan penuh konstrasi dan teliti untuk
memahami suatu isi bacaan.
f. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan membaca. Menurut McLaughlin Allen, prinsip- prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi
pemhaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini. 1
Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial. 2
Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.
3 Guru membaca yang professional unggul mempengaruhi belajar siswa.
4 Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif
dalam proses membaca. 5
Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna. 6
Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas.
7 Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemhaman
membaca. 8
Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman. 9
Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan. 10
Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.
21
Dengan begitu pengembangan kemampuan membaca pemahaman pada diri siswa dapat terwujud sesuai harapan.
2. Hakekat Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar sangat penting dalam kehidupan manusia, baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Adapun cakupan mengenai definisi belajar
20
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet h. 85.
21
Farida Rahim, op.cit, h. 4.
sangat luas. Secara umum, belajar diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.
22
Dalam perspektif islam, belajar berarti memperoleh ilmu pengetahuan dan upaya perubahan perilaku sebagai konsep belajar yang
ideal. Namun tujuan utama bukanlah mencari rezeki di dunia ini semata, tetapi untuk sampai kepada hakikat, memperkuat akhlak, artinya mencari
atau mencapai ilmu yang sebenarnya dan akhlak yang sempurna. Dalam perspektif psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu
perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
23
Untuk itu perubahan prilaku yang baik tergantung pada ilmu pengetahuan yang didapat dengan melalui proses belajar yang baik dan juga sesuai. Menurut
Gagne belajar dapat didefinisikan sebagai “Suatu proses di mana suatu
organisasi berubah perilakuny a sebagai akibat pengalaman.”
24
Belajar dapat didefinisikan sebagai aktifitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah
dipelajari sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya, aktifitas ini dipahami sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik,
menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta kognitif, rasa afektif, dan karsa psikomotorik.
25
Dalam buku Oemar Hamalik definisi belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Dalam konteks
merancang sistem belajar, konsep belajar ditafsirkan berbeda. Belajar dalam hal ini harus dilakukan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya dengan
struktur tertentu. Maksudnya agar proses belajar dan hasil-hasil belajar dapat dikontrol secara cermat.
26
22
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2009, h. 21.
23
Nadliri, dkk, Psikologi Belajar, edisi pertama, Surabaya: Amanah Pustaka, 2009, h.2.10- 2.11.
24
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga: 2011, cet. Ke- 2, h.2
25
Nadliri, dkk, op.cit., h. 1.12
26
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2005 h. 154