BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Islam Malahayati Medan
Pada tahun 1970-an terdapat sebuah bangunan milik Yayasan Kerukunan Aceh bersama dengan Dewan Pimpinan Pusat Aceh Sepakat Sumatera Utara yang
terletak di Jalan Pangeran Dipenogoro no. 4 Medan. Selama ini, bangunan ini hanya digunakan sebagai tempat pertemuan
pertemuan yang sifatnya tidak rutin sehingga timbul pemikiran untuk memanfaatkannya dengan mendirikan komplek
rumah sakit. Dalam rapat menentukan nama rumah sakit, nama Malahayati terpilih
menjadi nama rumah sakit ini. Tulisan Malahayati diartikan sebagai Mal al hayati,
kekayaaan dari hidup yaitu kekayaan hidup kita paling berharga yaitu kesehatan. Sedangkan Laksamana Malahayati diartikan sebagai
Srikandi, yang memimpin Armada Aceh dalam pertempuran melawan Portugis pada abad ke-16.
Malahayati juga sebagai Diplomat Kepala Protokol dalam perundingan perundingan dengan utusan Belanda dan Inggris.
Setelah 6 bulan melakukan persiapan dan dirasa sudah cukup, maka tepat pada tanggal 10 Mei 1973 dibentuklah Yayasan Rumah Sakit Malahayati dengan
Akte Notaris : Kusmulyanto dengan Akte : No. 42 tanggal 10 Mei 1973. Pengelolaan oleh sebuah yayasan bukan sebuah PT., CV., atau Firma atau badan
usaha lain adalah sebuah pemikiran bahwa Rumah Sakit Malahayati Medan nantinya tetap sebagai usaha nonprofit. Dengan pengertian jika nanti ada
keuntungan yang dihasilkan, maka keuntungan tersebut akan digunakan untuk perluasan dan peningkatan kegiatan-kegiatan rumah sakit itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal 14 April 1974 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan kamar bedah sebagai tanda dimulainya pembangunan Rumah Sakit
Malahayati. Pada tanggal 14 Januari 1975, Gubernur Sumatera Utara H. Marah Halim Harahap meresmikan rumah sakit ini yang diberi nama Rumah Sakit Islam
Malahayati dengan dipimpin oleh Dokter Djafar Siddik yang masih dilengkapi dengan peralatan sederhana.
Hanya berselang beberapa bulan dari peletakan batu pertama, pada tanggal 13 Agustus 1974 Yayasan mulai membuka poliklinik yang diresmikan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kotamadya Medan. Setahun kemudian Rumah Sakit Malahayati sudah dapat menunjukkan
eksistensinya di masyarakat dan dapat berdiri sendiri serta melengkapi peralatan kedokteran sendiri dan meneruskan pembangunan fasilitas rumah sakit. Tanggal 9
Mei 1976 fasilitas kamar bedah dan laboratorium diresmikan pemakaiannya oleh Walikota Medan H. Saleh Arifin, menyusul pula pembangunan paviliun yang juga
mendapat bantuan daari para donatur dan masyarakat. Diresmikan kemudian pemakaiannya oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Suwardjono
Soerjaningrat pada tanggal 5 November 1980, sampai sekarang Rumah Sakit Islam Malahayati masih menunjukkan eksistensinya kepada masyarakat dengan
fasilitas yang cukup lengkap untuk menunjang kebutuhan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Fasilitas atau Pelayanan Kesehatan