reliabilitas yang paling umum yang dapat digunakan karena koefisien ini menggambarkan variasi dari item-item baik untuk format benarsalah ataupun
bukan, sehingga koefisien Alpha Cronbach merupakan koefisien yang paling umum untuk mengevaluasi
internal consistency.
3.7. Validitas Alat Ukur
15
Menurut American Psycholgical Association 1985, ada tiga tipe
validitas, yaitu : 1.
Content validity adalah satu-satunya tipe validitas yang menggunakan pembuktian secara logika dan bukan secara statistik. Suatu pengukuran
dikatakan memiliki content validity apabila pengukuran tersebut memberikan
gambaran yang memadai mengenai domain konseptual yang dirancang untuk alat ukur tersebut. Penerapan metode
content validity dari suatu tes memerlukan logika yang baik, keterampilan intuitif dan ketekunan.
2. Criterion-related validity, berkaitan dengan relasi hasil suatu tes dengan
kriteria dengan kriteria yang telah ditentukan. Ada dua tipe criterion-related
validity, yaitu : a.
Concurrent validity yang menunjukkan hubungan antara hasil pengukuran dengan keadaan yang sekarang.
b. Predictive validity yang menunjukkan pada apa yang kiranya dapat terjadi
di waktu yang akan datang, jadi suatu hubungan antara hasil pengukuran suatu alat tes dengan keadaan yang akan datang.
15
Ginting, Rosnani. Op cit. Hlm IV-5- IV-6
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara suatu pengukuran dengan suatu kriteria biasanya digambarkan dengan nilai korelasi, yang disebut koefisien validitas.
Dalam kenyataannya jarang dijumpai koefisien validitas yang lebih besar dari 0,60 dan koefisien valisitas yang diantara 0,30 dan 0,40 dapat
dianggap cukup tinggi. c.
Construct validity adalah metode validitas yang digunakan untuk melihat hubungan antara hasil pengukuran suatu alat tes dengan konsep teoritik
yang dimilikinya. Jadi construct validity menyangkut masalah theoritical
construct yang menjadi dasar dalam penyusunan tes tersebut. Pengujian validitas dapat menggunakan persamaan korelasi
Product Moment, dengan rumus sebagai berikut.
2 2
2 2
X Y
n X
X n
Y X
XY n
r
3.8. Skala Penilaian
16
Tujuan skala penilaian ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri atau karakteristik sesuatu hal berdasarkan suatu ukuran tertentu, sehingga dapat
membedakan, menggolongkan bahkan mengurutkan ciri-ciri atau karakteristik tersebut.
Karena itu, pengukuran dapat didifinisikan sebagai upaya pendayagunaan bilangan terhadap objek atau peristiwa yang sesuai akidah. Skala pengukuran ini
16
Ginting, Rosnani. Op. cit. Hlm. IV-2 IV-3
Universitas Sumatera Utara
telah diklasifikasikan berdasarkan 4 karakteristik sistem bilangan yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio.
1. Skala nominal, skala ini hanya sekedar membedakan suatu kategori denghan
kategori yang lainnya dari suatu variabel. Angka-angka yang diberikan kepada objek merupakan label dan tidak diasumsikan adanya tingkatan antara
satu kategori dan kateogri lainnya dari suatu variabel. 2.
Skala ordinal adalah skala yang bertujuan untuk membedakan antara kategori-kategori dalam satu variabel dengan asumsi bahwa ada urutan atau
tingkatan skala. Angka-angka ordinal lebih menunjukkan urutan peringkat. 3.
Skala interval adalah skala suatu variabel yang selain dibedakan, dan mempunyai tingkatan, juga diasumsikan mempunyai jarak yang pasti antara
suatu kategori yang lain dalam suatu variabel. 4.
Skala rasio adalah skala suatu variabel yang selain dibedakan, mempunyai tingkat serta jarak antara suatu nilai dengan nilai yang lainnya, juga
diasumsikan bahwa setiap nilai variabel diukur dari suatu keadaan atau titik yang sama mempunyai titik nol mutlak. Angka-angka pada skala
menunjukkan besaran sesungguhnya dari sifat yang kita ukur. 5.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dengan skala
Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Universitas Sumatera Utara
3.9. Teknik Sampling