Kasus Penganiayaan Kasus KDRTA Tahun 2013

3.6 Kasus KDRTA Tahun 2013

Tabel 8 Bentuk KDRTA Tahun 2013 No. Bentuk Kekerasan Jumlah Kasus Jan-Mei 2013 1. Penganiayaan 4 2. Trafficking 2 3. Pemerkosaan 1 4. Pencabulan 4 5. Perebutan Hak Asuh 3 Jumlah 13 Kasus Sumber Indok PUSPA PKPA 2013 Kasus trafficking merupakan kasus yang paling banyak ditangani dan didampingi oleh PKPA. Untuk kasus traffiking ini anak dijual ke NTT dan masih dalam penyelesaian Polda Sumut dan NTT dan bermitra dengan tim PKPA, P2TP2A, KPAID, Pusaka, dan Bakumsu, tapi kasus KDRT dimana anak sebagai pelaku dan korban dalam trafficking hanya 1, kekerasan seperti ini dapat terjadi karena dipicu faktor ekonomi keluarga.

3.6.1 Kasus Penganiayaan

Kasus kekerasan lainnya dalam bentuk penyiksaan atau penganiayaan yang dialami bocah yang masih berusia 2,6 tahun. Penyiksaan ini dilakukan oleh bibi Helena. Berita ini mendapatkan perhatian yang khusus dari KPAI dan lembaga perlindungan anak nasional hingga internasional. Berita ini ditayang Universitas Sumatera Utara diseluruh stasiun TV bukan lagi menjadi berita nasional tetapi internasional. Helena yang menjadi korban aniaya bibinya dari keluarga ayahnya adalah seorang anak yatim yang ditinggal pergi ibunya yang menikah lagi setelah kematian ayah Helena, sekarang keberadaannya diketahui di Pekanbaru. Menurut adat Nias, seorang anak yang sudah tidak ada lagi mempunyai orangtua, pengasuhannya akan jatuh kepada keluarga si ayah. Helena kemudian dirawat oleh paman dan bibinya yang tinggal di Padang Sidempuan. Paman Helena bekerja di PT ANJ yang terletak di Desa Huta Pasir, Kec.Simangambat, Kab. Padang Lawas Utara sebagai tukang dodos sawit,sedangkan bibinya merupakan ibu rumah tangga yang sedang mengandung anak kelimanya. Tidak suka dengan keberadaan Helena, bocah ini kerap menjadi sasaran penyiksaan oleh bibinya. Para warga sering mendengar teriakan dan tangisan Helena akibat pukulan dan sudutan rokok yang dilakukan orangtua asuhnya. Bocah ini juga pernah merasakan luka lebam di tubuhnya dan ada bekas gigitan di pundak, dada, dan pipi yang membuat salah satu warga yang melihatnya membawa Helena ke Puskesmas. Walaupun para warga telah mengetahui perbuatan bibinya serta memberikan teguran, penyiksaan kepada Helena tetap berlanjut dan tidak berhenti begitu saja. Pada saat mejelang natal Helena pernah dilempar keluar rumah melalu jendela lalu diseret ke dapur, tragedi mengenaskan ini dilihat para tetangga dan Helena kembali mendapatkan perawatan di Balai Pengobatan atau Puskemas dengan biaya dari PT ANJ. Kekejaman pahit dirasakan kembali oleh Helena yang mengantar Helena sampai ke Medan di RS Boloni. Seorang satpam PT.ANJ melihat Ibu Asuh Helena pergi dengan anak-anaknya menumpang mobil pikap, para warga pun Universitas Sumatera Utara langsung menuju rumah Helena. Mereka melihat Helena dalam balutan tikar, tidak berdaya, dan pingsan di sudut kamar. Bibi Helena sengaja memutar musik dengan volume tinggi memungkinkan warga tidak mendengar teriakan Helena meminta tolong. Warga segera melakukan pertolongan kepada Helena dengan membawa Helena ke Puskesmas yang segera dirujuk ke RS Rantau Prapat, akibat Pendarahan hebat yang terjadi di otak belakang, Helena dirujuk ke RS.Boloni untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Bocah yang merupakan anak yatim ini mendapatkan perhatian dari lembaga anak seperti PKPA, KPAID, HOP dari Australia, Komnas Ham, dan Kementrian Sosial Kemensos. PKPA terus memantau perkembangan Helena yang telah membaik. Pemantauan Helena ini terus dilakukan hingga Helena telah mengalami beberapa tahap operasi dikepala. Keadaan Helena sebelumnya pernah membaik, Helena bisa bangun dan makan, tetapi karena luka yang begitu serius di kepala Helena harus merasakan sakit kembali dan dioperasi. Dr.Ikro selaku dokter yang menangani Helena di RS. Boloni mengatakan “ Saraf otak Helena telah rusak 70 rusak dan Helena akan terus seperti itu demam tinggi lalu sembuh dan kesehatan Helena tidak pernah stabil”. Banyak cara yang dilakukan untuk menyelamatkan Helena, Mario Teguh salah satunya simpati untuk menolong Helena, tapi pertolongan yang akan didapat Helena terlambat sudah. Pada tanggal 26 Mei 2013 kondisi kesehatan Helena mendadak menurun di RS.Boloni. Pihak dokter telah merenacanakan akan melakukan operasi lanjutan untuk mengangkat cairan otak. Untuk biaya Helena pihak RS.Boloni membuat rekening mandiri untuk membantu biaya operasi Helena yang membutuhkan dana Rp.50.000.000,-. Sebelumnya pada operasi pertama telah menghabiskan dana Rp.200.000.000,- Universitas Sumatera Utara yang dibiayai oleh perkebunan Austindo ANJ. Pembukaan buku rekening mandiri dengan nomor rekening 105-00-11168145-4 atas nama direktur RS.Boloni yaitu dr. Ikro, benar ada. Menurut Kristin selaku informan peneliti di PKPA yang telah mengunjungi Helena sebanyak tiga kali, mengatakan “Sebelumnya Helena sempat terlihat telah membaik dan dibawa ke Panti Bakti Luhur, eh nggak nyampe 2 hari kemudian kumat lagi sakitnya kak, sehingga dibawa lagi kerumah sakit ternyata udah lewat, kalau nggak salah 07.30 Wib hari Minggu Bulan Mei”. Banyak yang hadir dalam pemakaman Helena di Jl.Abdullah Lubis, baik yang telah mengetahui kasus Helena maupun yang hanya mengikuti pemakaman karena simpati. Itin pun mengatakan bahwa keluarga Helena Gea tidak ada yang hadir dalam pemakaman “Lucu sekali kak, pamanya Helena bilang tidak punya uang untuk datang, minta Rp.1.000.000. Trus Kak Emi bilang Bapak datang dulu nanti uangnya saya ganti di Medan”. Keadaaan Helena sangat dimanfaatkan oleh keluarga Helena di Nias dan Gebi buruh dari PT.ANJ yang menemani Helena sampai di Medan. Gebi sendiri dapat membeli laptop dan emas dengan sumbangan dari donatur dan biaya Helena dari PT.ANJ. Gebi sendiri dan bibi Helena sebagai pelaku telah tertangkap dan dipenjara. Paman Helena tidak ditangkap karena tidak terbukti melakukan penyiksaan terhadap Helena akibat sibuk bekerja dan sekarang harus merawat kelima anakya, sedangkan bibi Helena harus mendekap dan melahirkan anak kelimanya di penjara. Helena diakui sebagai anak negara karena status Helena yang mendapatkan perlakuan buruk dari bibi dan pamannya serta tidak mendapatkan pengakuan dari kelurga Helena di Nias saat pihak PKPA memberitahu bahwa Helena sudah meninggal . Universitas Sumatera Utara Ke sebagai se terus mem terakhirny pemakama yang bera keluarga y PKPA pu sebagai an dari awal h kasus Hele Foto ini didap esimpulan d ebuah unit mantau perk ya. Pihak P an. Kak Em ada di Nia yang tidak a un tidak me nak negara hingga akhi ena menguc 8 Gamba pat dari salah dari kasus in layanan pe kembanagan PUSPA PK mi pun tela as untuk h ada yang ha enanggapi l siapa pun y ir pihak PU capkan terim ar Helena Sete satu mahasisw ni : Saat Ka engaduan k n Helena s KPA Kak E ah menyamp hadir melih adir mereka lagi pihak yang ada da USPA PKPA makasih. elah Meningga wa yang Maga abar Helena kasus keker ampai Hele Emi dan P paikan kep hat pemaka a hanya terf keluarga H an membant A dan berba 9 al ang di PKPA, a terlapor ke asan kepad ena menghe sikolog PK ada pihak k aman Helen fokus kepad Helena. Hele tu biaya pen gai lembaga Kristin e PUSPA PK da anak, PU embuskan n KPA mengh keluarga H na, tetapi da uang. PU ena telah d ngobatan H a yang men KPA, USPA napas hadiri Helena pihak USPA diakui Helena nyorot Universitas Sumatera Utara

3.6.2 Kasus Pencabulan

Dokumen yang terkait

Pengalaman Remaja Putri Korban Kekerasan Seksual di Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan

1 71 125

Preferensi Penghuni dalam Memilih Rumah Tinggal (Studi Kasus: Komplek Perumahan Cemara Asri)

12 84 100

Pengaruh Iklan Televisi Terhadap Perilaku Rumah Tangga Dalam Penggunaan Monosodium Glutamat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2002

1 39 72

Partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Mewujudkan Program Medan Green and Clean (MdGC) Melalui Pengelolaan Bank Sampah di Lingkungan II Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Tahun 2012

4 108 164

Tinjauan Hukum Terhadap Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Putusan Pengadilan Negeri Medan No.1345/Pid. B/2010/PN/Medan)

0 66 146

Faktor-faktor Penyebab Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Dampaknya Terhadap Korban” (Studi Kasus Pada 3 Orang Korban KDRT yang Ditangani oleh Yayasan Pusaka Indonesia dan PKPA).

6 93 106

Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kelurahan Durian Kecamatan Medan Timur Kota Medan

10 114 91

Persepsi Masyarakat tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan di Lingkungan 03 Kelurahan 2 Kecamatan Medan Belawan

0 35 85

Penelantaran Istri Oleh Suami Sebagai Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dan Penerapan Hukumnya (Studi Kasus No: 378/Pid.B/2007/PN-Medan) dan (STUDI KASUS No: 1921/Pid.B/2005/PN-Medan)

1 44 93

Pengalaman Remaja Putri Korban Kekerasan Seksual di Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan

0 0 23