detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan norman-norma yang berlaku.
1.2.2 Konvensi Hak Anak,
Secara internasional sejak tahun 1989 masyarakat dunia telah mempunyai instrumen hukum yakni Konvensi Hak Anak KHA. Dalam perpekstif hukum
internasional yang mempunyai kekuatan mengikat negara peserta dan negara penanda tangan, KHA mendiskripsikan hak-hak anak secara detail, menyeluruh
dan maju. Karena KHA memposisikan anak sebagai dirinya sendiri dan hak anak sebagai segmen manusia yang harus dibantu perjuangannya bersama-sama orang
dewasa. Kategorisasi hak anak dalam 54 pasal KHA, antara lain: 1. Hak mendapatkan perlindungan adalah hak untuk mendapatkan
perlindungann ini mencakup perlindungan dari segala bentuk perlakuan kejam, eksploitasi, dan perlakuan sewenang-wenang dalam
proses peradilan pidanan baik untuk pelaku maupun korban. 2. Mempertahankan eksitensi kehidupan: menyangkut hak atas hidup
yang layak dan pelayanan kesehatan. 3. Hak untuk berkembang fisik, psikis, psikologis adalah mencakup hak
untuk memperoleh pendidikan , kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama, serta perlindungan.
4. Hak untuk berpatisipasi ini merupakan hak untuk memberikan pendapat, berkumpul dan berserikat, serta hak untuk ikut serta dalam
pengambilan keputusan yang menyangkut dirinya
27
.
27
Joni, Muhammad dan Zuchaina Z.Tanamas, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif Konvensi Hak Anak 1999, PT.Citra Aditya BaktI, Bandung.
Universitas Sumatera Utara
Pemeritah Indonesia sejak tahun 1990 telah meratifikasi KHA melalui Keppres 36 tahun 1990. Peratifikasian KHA mengakibatkkan Indonesia terikat
secara hukum untuk mengimplementasikan konvensi. Ratifikasi ini merupakan tonggak awal dari perlindungan anak di Indonesia. Selanjutnya pasca
diratifikasinya konvensi ini, disusunlah berbagai upaya untuk memetakan berbagai persoalan anak, baik dilakukan pemerintah maupun bekerjasama dengan
berbagai lembaga PBB yang memiliki mandat untuk melaksanakan perlindungan anak.
1.2.3 Undang-undang No.23 Tahun 2002
Setiap elemen masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga-lembaga sosial dan orangtua harus melaksanakan ataupun meresapi isi dari pada UU No.23
Tahun 2002 sebagai salah satu UU perlindungan anak yang dibuat pemerintah Indonesia. Adapun isi dari UU tersebut berdasarkan rativikasi konvensi hak anak
KHA. Indonesia dalam UU perlindungan anak salah satunya UU No.23 Tahun 2002 yang menjadi patokan setiap pemerintah, masyarakat, orangtua, dan
lembaga-lembaga sosial lainnya. 1. Bahwa Negara Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiap-tiap
warga negaranya termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan hak asasi manusia.
2. Bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang Maha Esa yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat manusia seutuhnya.
3. Bahwa anak adalah tugas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan
Universitas Sumatera Utara
sifat khusus yang menjamin kelangsungan ekstensi bangsa dan negara pada masa depan.
4. Bahwa agar setiap anak kelak memiliki tanggung jawab tersebut , maka ia perlu mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk
tumbuh berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta unntuk
mewujdukan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi.
5. Bahwa untuk mewujudkan perlindungan dan kesejahteraan anak diperlukan dukungan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan
yang dapat menjamin pelaksaanaannya. 6. Bahwa berbagai undang-undang hanya mengatur hal-hal tertentu
mengenai anak dan secara khusus belum mengatur keseluruhan aspek yang berkaitan dengan perlinduangan anak
28
. 1.2.4
Sepuluh Prinsip Tentang Hak Anak Menurut Deklarasi
1. Setiap anak harus menikmati semua hak yang tercantum dalam deklarasi ini tanpa terkecuali, tanpa perbedaan dan diskriminasi.
2. Setiap anak harus menikmati perlindungan khusus, harus diberikan kesempatan dan fasilitas oleh hukum atau oleh peralatan lain,
sehingga mereka mampu berkembang secara fisik, mental, moral, spritual, dan sosial dalam cara yang sehat dan normal.
3. Setiap anak sejak dilahirkan harus memiliki nama dan identitas kebangsaan.
28
Undang-Undang Perlindungan Anak :http:www.komnasperempuan.or.idwp- contentuploads200907UU-PERLINDUNGAN-ANAK.pdf
diakses 01 November 2012
Universitas Sumatera Utara
4. Setiap anak harus menikmati manfaat dari jaminan sosial. 5. Setiap anak baik secara fisik, mental, dan sosial mengalami
kecacatan harus diberikan perlakuan khusus, pendidikan, pemeliharaan sesuai dengan kondisinya.
6. Setiap anak bagi perkembangan pribadinya secara penuh dan seimbang memerlukan kasih sayang dan pengertian.
7. Setiap anak harus menerima pendidikan secara cuma-cuma dan atas dasar wajib belajar.
8. Setiap anak dalam situasi apapun harus menerima perlindungan dan bantuan yang pertama.
9. Setiap anak harus dilindungi dari setiap bentuk ketelantaran, tindakan kekerasan, dan eksploitasi.
10. Setiap anak harus dilindungi dari setiap praktek diskriminasi, berdasarkan rasial, agama, dan bentuk-bentuk lainnya.
1.2.5 Pengertian Perlindungan Anak