Konvensi Hak Anak, Undang-undang No.23 Tahun 2002

detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan norman-norma yang berlaku.

1.2.2 Konvensi Hak Anak,

Secara internasional sejak tahun 1989 masyarakat dunia telah mempunyai instrumen hukum yakni Konvensi Hak Anak KHA. Dalam perpekstif hukum internasional yang mempunyai kekuatan mengikat negara peserta dan negara penanda tangan, KHA mendiskripsikan hak-hak anak secara detail, menyeluruh dan maju. Karena KHA memposisikan anak sebagai dirinya sendiri dan hak anak sebagai segmen manusia yang harus dibantu perjuangannya bersama-sama orang dewasa. Kategorisasi hak anak dalam 54 pasal KHA, antara lain: 1. Hak mendapatkan perlindungan adalah hak untuk mendapatkan perlindungann ini mencakup perlindungan dari segala bentuk perlakuan kejam, eksploitasi, dan perlakuan sewenang-wenang dalam proses peradilan pidanan baik untuk pelaku maupun korban. 2. Mempertahankan eksitensi kehidupan: menyangkut hak atas hidup yang layak dan pelayanan kesehatan. 3. Hak untuk berkembang fisik, psikis, psikologis adalah mencakup hak untuk memperoleh pendidikan , kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama, serta perlindungan. 4. Hak untuk berpatisipasi ini merupakan hak untuk memberikan pendapat, berkumpul dan berserikat, serta hak untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dirinya 27 . 27 Joni, Muhammad dan Zuchaina Z.Tanamas, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif Konvensi Hak Anak 1999, PT.Citra Aditya BaktI, Bandung. Universitas Sumatera Utara Pemeritah Indonesia sejak tahun 1990 telah meratifikasi KHA melalui Keppres 36 tahun 1990. Peratifikasian KHA mengakibatkkan Indonesia terikat secara hukum untuk mengimplementasikan konvensi. Ratifikasi ini merupakan tonggak awal dari perlindungan anak di Indonesia. Selanjutnya pasca diratifikasinya konvensi ini, disusunlah berbagai upaya untuk memetakan berbagai persoalan anak, baik dilakukan pemerintah maupun bekerjasama dengan berbagai lembaga PBB yang memiliki mandat untuk melaksanakan perlindungan anak.

1.2.3 Undang-undang No.23 Tahun 2002

Setiap elemen masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga-lembaga sosial dan orangtua harus melaksanakan ataupun meresapi isi dari pada UU No.23 Tahun 2002 sebagai salah satu UU perlindungan anak yang dibuat pemerintah Indonesia. Adapun isi dari UU tersebut berdasarkan rativikasi konvensi hak anak KHA. Indonesia dalam UU perlindungan anak salah satunya UU No.23 Tahun 2002 yang menjadi patokan setiap pemerintah, masyarakat, orangtua, dan lembaga-lembaga sosial lainnya. 1. Bahwa Negara Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga negaranya termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan hak asasi manusia. 2. Bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang Maha Esa yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat manusia seutuhnya. 3. Bahwa anak adalah tugas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan Universitas Sumatera Utara sifat khusus yang menjamin kelangsungan ekstensi bangsa dan negara pada masa depan. 4. Bahwa agar setiap anak kelak memiliki tanggung jawab tersebut , maka ia perlu mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta unntuk mewujdukan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi. 5. Bahwa untuk mewujudkan perlindungan dan kesejahteraan anak diperlukan dukungan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin pelaksaanaannya. 6. Bahwa berbagai undang-undang hanya mengatur hal-hal tertentu mengenai anak dan secara khusus belum mengatur keseluruhan aspek yang berkaitan dengan perlinduangan anak 28 . 1.2.4 Sepuluh Prinsip Tentang Hak Anak Menurut Deklarasi 1. Setiap anak harus menikmati semua hak yang tercantum dalam deklarasi ini tanpa terkecuali, tanpa perbedaan dan diskriminasi. 2. Setiap anak harus menikmati perlindungan khusus, harus diberikan kesempatan dan fasilitas oleh hukum atau oleh peralatan lain, sehingga mereka mampu berkembang secara fisik, mental, moral, spritual, dan sosial dalam cara yang sehat dan normal. 3. Setiap anak sejak dilahirkan harus memiliki nama dan identitas kebangsaan. 28 Undang-Undang Perlindungan Anak :http:www.komnasperempuan.or.idwp- contentuploads200907UU-PERLINDUNGAN-ANAK.pdf diakses 01 November 2012 Universitas Sumatera Utara 4. Setiap anak harus menikmati manfaat dari jaminan sosial. 5. Setiap anak baik secara fisik, mental, dan sosial mengalami kecacatan harus diberikan perlakuan khusus, pendidikan, pemeliharaan sesuai dengan kondisinya. 6. Setiap anak bagi perkembangan pribadinya secara penuh dan seimbang memerlukan kasih sayang dan pengertian. 7. Setiap anak harus menerima pendidikan secara cuma-cuma dan atas dasar wajib belajar. 8. Setiap anak dalam situasi apapun harus menerima perlindungan dan bantuan yang pertama. 9. Setiap anak harus dilindungi dari setiap bentuk ketelantaran, tindakan kekerasan, dan eksploitasi. 10. Setiap anak harus dilindungi dari setiap praktek diskriminasi, berdasarkan rasial, agama, dan bentuk-bentuk lainnya.

1.2.5 Pengertian Perlindungan Anak

Dokumen yang terkait

Pengalaman Remaja Putri Korban Kekerasan Seksual di Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan

1 71 125

Preferensi Penghuni dalam Memilih Rumah Tinggal (Studi Kasus: Komplek Perumahan Cemara Asri)

12 84 100

Pengaruh Iklan Televisi Terhadap Perilaku Rumah Tangga Dalam Penggunaan Monosodium Glutamat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2002

1 39 72

Partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Mewujudkan Program Medan Green and Clean (MdGC) Melalui Pengelolaan Bank Sampah di Lingkungan II Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Tahun 2012

4 108 164

Tinjauan Hukum Terhadap Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Putusan Pengadilan Negeri Medan No.1345/Pid. B/2010/PN/Medan)

0 66 146

Faktor-faktor Penyebab Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Dampaknya Terhadap Korban” (Studi Kasus Pada 3 Orang Korban KDRT yang Ditangani oleh Yayasan Pusaka Indonesia dan PKPA).

6 93 106

Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kelurahan Durian Kecamatan Medan Timur Kota Medan

10 114 91

Persepsi Masyarakat tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan di Lingkungan 03 Kelurahan 2 Kecamatan Medan Belawan

0 35 85

Penelantaran Istri Oleh Suami Sebagai Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dan Penerapan Hukumnya (Studi Kasus No: 378/Pid.B/2007/PN-Medan) dan (STUDI KASUS No: 1921/Pid.B/2005/PN-Medan)

1 44 93

Pengalaman Remaja Putri Korban Kekerasan Seksual di Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan

0 0 23