Gambar 17: Lomba lukis jambore tingkat SD 24 Agustus 2013 Dokumen Echo Volunter PKPA
G
ambar 18: Dua orang anak jambore asal Binjai ini semangat lomba goyang caesar Dokumen Pribadi 25 Agustus 2013
4.9.3 FFA Festival Film Anak
Festival Film Anak ini merupakan ke 6 kalinya dilakukan PKPA. FFA akan dilakukan di Gedung Gubernur Sumut lantai 8 tanggal 31 Agsutus 2013.
Acara FFA ini mengudang 500 anak tingkat SMP dan SMA. Adanya acara ini untuk menumbuhkan kreativitas anak dalam membuat suatu film, merancang
sebuah naskah hingga menjadi sebuah karya yang baik. Pada kesempatan ini pihak PKPA benar-benar tergesa mendengar kabar dari Pemprovsu untuk
membuat acara ini dengan waktu hanya 3 hari dimulai 28 Agustus 2013 sebagai Rapat pertama PKPA. Peneliti dilibatkan lagi dalam acara ini sebagai panitia
perlengkapan. Para panitia PKPA semua terlibat dalam acara ini dan saling membantu setiap tugas masing-masing panitia. Keluhan saat rapat mengenai
Universitas Sumatera Utara
pemerintah yang secara tiba-tiba meminta PKPA menggelar acara FFA berubah menjadi canda tawa masing-masing panitia saling mencairkan suasana dan saling
membantu walaupun tanpa Bang Misran yang sedang di Jakarta. Tanggal 29 Mei 2013 panitia PKPA saling melakukan tugas, mengecek lokasi, ada yang membuat
undangan, ada yang mengurus foto-foto yang akan dipamerkan, dan semua suasana ceria hingga sedikit demi sedikit tugas tidak terasa sambil menikmati
kolak durian.
Gambar 19: Ibu Gatot dan Penari SKA PKPA Dokumen Echo Relawan PKPA
Gambar 20: PKPA dan para finalis FFA Dokumen Echo Relawan PKPA
Universitas Sumatera Utara
Gambar 21: Foto bersama Ibu Gatot, panitia PKPA dan Finalis FFA Dokumen Ari Relawan PKPA
4.9.4 Bantuan Alat Tulis Sekolah dari KNH Jerman-PKPA.
KNH merupakan salah satu lembaga pendonor di PKPA dengan tiga pendanaan untuk 2 di Nias dan 1 di Medan. KNH sendiri telah berkirap dari tahun
2011-2013 kepada 300 anak jalanan untuk memberikan bantuan alat tulis sekolah. KNH memberikan kuota bantuan kepada 250 anak dampingan PKPA
pertahunnya. Batas anak yang mendapatkan bantuan ini berusian 18 tahun. Setiap anak yang telah beranjak usia lebih dari 18 tahun tidak terdaftar menjadi salah
satu anak yang mendapatkan bantuan KNH, maka akan dicari anak-anak yang berhak mendapatkan bantuan ini. Bantuan ini berupa tas, pena, pensil, buku tulis,
penggaris, rautan, kotak pensil, buku gambar, dan alat mewarnai. Peneliti mengetahui bantuan ini saat Peneliti berada di PKPA 2 Agustus 2013. Melihat
Bang Lastok Staff PKPA dan Alvi Volunter SKA PKPA memasukan banyak barang ke dalam mobil PKPA, Peneliti menanyakan kepada Alvi mereka mau
kemana. “Mau ke SKA. Ikut?” begitulah jawaban tawaran itu. Tidak pernah Peneliti ke SKA PKPA di Pinang Baris, Peneliti pun merasa senang dan
menerima tawaran tersebut. Bersama Kak Ijur Staff PKPA, Alvi, Bang Yuda
Universitas Sumatera Utara
Staff PKPA, dan Bang Lastok, kami pun mengeluarkan muatan barang dari bagasi mobil yang banyak sekali. Peneliti pun hanya tahu barang-barang tersebut
akan dibagikan untuk 200 lebih anak. Selesai memaketkan 95 tas dan isinya, kami beranjak kembali ke PKPA. Paketan belum selesai karena telah letih dan sore.
Sampai di PKPA, peneliti segera menanyakan kepada Bang Misran mengenai begitu banyak alat tulis yang Peneliti lihat di SKA. Dari wawancara tersebut
Peneliti mengetahui bantuan dari KNH kepada PKPA digunakan untuk keperluan
pendidikan anak.
Gambar 22: Kak Ijur dan Bang Lastok bercanda diselang memaketkan alat tulis Dokumen Pribadi 2 Agustus Pukul 13:48 Wib
Selama peneliti mengikuti segala kegiatan PKPA peneliti mengenal banyak kegiatan dan teman-teman baru didalam kegiatan maupun diluar kegiatan
yang diadakan PKPA. Merasakan adanya rasa kekeluargaan peneliti temukan di PKPA, tidak ada rasa canggung didalam segala kegiatan yang peneliti temukan
menghargai yang tua dan menyangi yang muda hal yang peneliti temukan di PKPA. Menceritakan pengalaman dan berbagi hal-hal baru dengan yang muda
selalu peneliti dapatkan saat sedang bersama staff PKPA baik di kantor, di SKA Pinang Baris, dan SKA Amplas. Peneliti melihat juga bagaimana perjuangan-
Universitas Sumatera Utara
perjuangan Kak Ijur, Bang Lastok, Bang Iwan, Bang Yuda, dan Alfi di dalam memberikan konstribusi pendidikan dan minat bakat bagi anak jalanan di Amplas
dan SKA Pinang Baris.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan
Pembangunan di Indonesia rupanya menampilkan kesenjangan ekonomi yang dimana banyak masyarakat yang secara tidak merata hidup dalam garis
kemiskinan. Terpuruk dalam perekonomian keluarga orangtua acapkali melampiaskan amarahnya kepada anak. Oleh sebab itu dengan kesadaran diri akan
kondisi keluarga di garis kemiskinan anak memilih untuk bekerja di sektor industri, pedagang asongan, bahkan terjun ke dunia prostitusi dan semua hal yang
dilakukan anak tersebut akibat tindak kekerasan di dalam rumah tangga yang membatasi gerak anak untuk bebas. Anak merupakan sosok anugerah dari Tuhan
Yang Maha Esa yang harus dilindungi. Seseorang dikatakan sebagai anak menurut UU Perlindungan Anak yakni mereka yang masih berusia dibawah 18
tahun yang masih rentan usianya untuk menjadi korban dan pelaku kekerasan. Kekerasan merupakan perbuatan yang tidak disenangi korban yang dapat melukai
korban, membuat trauma korban, dan bahkan menyebabkan kematian pada korban. Banyak faktor lain mengapa anak kerap mengalami kekerasan atau
perlakuan buruk selain karena faktor kemiskinan di dalam rumah baik keluarga miskin maupun menengah seperti faktor pandangan yang selalu menyalahi anak
terutama anak yang lahir di luar nikah, budaya dalam lingkungan orang tua yang terbiasa mendidik anak dengan kekerasan, orang tua pernah mengalami kekerasan
sewaktu kecil sehingga melampiaskan kembali kepada anak, gangguan mental atau kejiwaan pada orang tua, ketidakharmonisan sebuah keluarga, dan faktor
lainnya. Kekerasan yang dirasakan anak dalam rumah tangga dibagi menjadi lima
Universitas Sumatera Utara