BAB IV Bentuk Perlindungan PUSPA PKPA Kepada Anak
Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga
4.1 Perlindungan Saat anak Mengadu
Melindungi seorang anak dalam ancaman bahaya kekerasan dalam rumah tangga merupakan cara yang harus dilakukan PKPA terhadap anak yang menjadi
korban kekerasan dari pelaku utama yakni keluarga. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian PKPA terhadap korban anak sesuai dengan visi dan misi
menjalankan setiap program-program yang berkaitan dengan hati nurani untuk menjaga dan melindungi anak. Salah satu bentuk perlindungan awal kepada anak
meletakkan anak pada posisi baik dalam artian mendengarkan curahan kepenatan hatinya, merasakan ketakutan yang ada pada dirinya, dan memberikan rasa aman
kepada anak, menjaga identitas anak dengan baik sesuai kode etik yang telah disepakati, menjauhkan anak dari pelaku kejahatan dengan diletakan kepada
rumah aman, dan membawa anak kepada kepolisian agar mendapatkan perlindungan hukum yang lebih baik.
Terdapat juga beberapa tindakan atau upaya yang masih harus dilakukan unit PUSPA PKPA terhadap korban setelah kasus selesai, antara lain:
4.1.1 Perlindungan Saat Pemulangan Korban
Anak yang merupakan korban dari kekerasan dalam rumah tangga setelah melalui tahap-tahap penyelesaian perkara baik di kepolisian maupun di
pengadilan akan sampai pada tahap pemulangan kembali kepada keluarga, panti asuhan, maupun orangtua asuh yang diawasi dan ditindaklanjuti langsung oleh tim
Universitas Sumatera Utara
PUSPA PKPA. Beberapa langkah yang harus ditempuh untuk pemulangan korban.
1 PKPA melakukan koordinasi ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB dan Dinas Sosial
Propinsi Sumatera Utara prihal kasus trafficking dan proses pemulangan yang akan dilakukan. Untuk anak kasus KDRT PUSPA PKPA melakukan
dengan koordinasi langsung dinas sosial karena sangat berbeda kasus KDRTA dengan trafficking.
2 Pihak pemerintahan di daerah dimana anak berdomisili mencari informasi keluarga korban atas informasi yang telah digali dan diperoleh dari korban
oleh PKPA. Hal ini ntuk membantu pemulangan korban kepada orangtua atau kepada pihak saudara anak yang mau menjaga anak.
3 Tanggal pemulangan, jenis transportasi, pendampingan, tujuan dan rute perjalanan, diinformasikan kepada keluarga dan pemerintah setempat oleh
PKPA kepada pemerintah provinsi dan asal korban. Hal ini merupakan untuk memberikan jaminan keamanan kepada anak sampai dengan selamat
di tempat tujuan dan agar lebih mudah untuk memantau anak nantinya. 4 Setibanya korban di sambut oleh pemerintah setempat bersama
keluarga.Hal ini biasanya dilakukan untuk anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga hingga menyebabkan luka fisik dan
menjadi sorotan publik dan media massa hingga pemerintah pun harus turun tangan menanggapi masalah anak yang sampai menjadi bahan
perbicangan di media massa.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk pembiayaan pemulangan korban Untuk transportasi pendamping dan korban dari Medan ke daerah asal korban PKPA bila pemerintah
PropSu Provinsi Sumatera Utara maupun pemerintah asal anak tidak mampu membiayai pemulangan korban untuk kurun waktu 2009 sampai 2012 PKPA
melakukan proses pemulangan atas dukungan dari ILO-IPEC Internasional Labour Organization-IPEC International Programme On The Elimination Of
Child Labour
51
ataupun IOM International Organization For Migration. Mengapa pembiayaan dari pemerintah tidak dilakukan? karena proses
yang cukup panjang dan harus per-estapet pembiayaannya membuat pemulangan korban bisa menjadi terhambat, maksudnya adalah dimana biaya yang memang
dikeluarkan untuk pemulangan korban dilakukan secara bertahap dan rumit. Sementara donor dari luar prosedur cepat serta didukung adanya program
kerjasama dengan donor. Seperti contoh pemulangan korban trafficking yang ditangani oleh PUSPA dimana korban harus dipulangkan ke daerah asalnya
Sumatera Selatan dan Bandung didanai oleh Pemerintah Jawa Barat dan pemulangan ke Sumatera Selatan hanya ditanggung untuk biaya transportasi lokal
saja oleh pemerintah asal anak. Penjelasan tentang pemberian bantuan reintegrasi
korban anak di Sumatera Utara dilakukan dengan berkoordinasi dengan pemerintah Propinsi Sumatera Utara bekerjasama dengan lembaga kursus
pendidikan di Medan Sumatera Utara Pendidikan formal, non formal dan informal pembiayaan dibebankan kepada lembaga pendidikan yang memiliki kerjasama
dengan Dinas Pendidikan. Memberikan Bantuan usaha ini hanya berjalan sekitar
51
Sebuah wadah yang menampung isu buruhpekerja anak internasional dibawah naungan PBB dan bekerja sama dengan PKPA dalam mencegah, mengurangi, dan menghapus buruh anak di
Sumatera Utara. http:maindakon.blogspot.com201002tugas-pkn-pbb-13-feb-2010-part-2.html diakses 15 September 2013 Pukul 04.36 Wib
Universitas Sumatera Utara
tahun 2009-2010 atas dukungan dari IOM, namun 3 tahun terakhir sudah tidak ada karena dana sudah tidak ada lagi.
4.2 Tindak Lanjut PUSPA PKPA Setelah Pemulangan Korban