mempermudah dalam pembahasannya. Masing-masing bab terdiri dari beberapa subbab. Adapun sistematika penyusunannya sebagai berikut:
BAB I berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat Penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II berisi gambaran umum mengenai kekerasan anak dikota Medan, berdirinya lembaga perlindungan anak di Indonesia, sejarah berdirinya
PKPA, kerja sama dan fundrising, layanan yang dapat diberikan PKPA, kebijakkan PKPA, pendampingan yang diberikan PKPA.
BAB III berisi dari rumusan masalah peneliti yakni PKPA dalam menyelesaikan kasus kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak.
BAB IV berisi dari rumusan masalah peneliti yakni tentang bentuk perlindungan PUSPA PKPA kepada anak korban kekerasan dalam rumah
tangga. BAB V berisi kesimpulan dari hasil semua BAB yang berisi keseluruhan
hasil penelitian dan saran penelitian.
1.6 Metode Penelitian, Pengalaman Lapangan, Analisis Data
1.6.1 Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
32
yang didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk
dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur
analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Penelitian ini akan mengumpulkan
32
Moleong , Metode Pnelitian Kualitatif 2005, PT.Remaja Rosdakarya. Bandung. hal 11
Universitas Sumatera Utara
data
33
kualitatif untuk menjawab persoalan dari permasalahan peneliti. Penelitian ini akan menggunakan metode etnografi dimana peneliti melihat dari padangan
para informan baik di PKPA maupun korban. Untuk memperoleh data peneliti akan menggunakan teknik observasi, wawancara dan pengumpulan data sekunder.
Observasi adalah suatu tindakan untuk meneliti suatu gejala tindakan atau peristiwa atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi
penelitian dengan cara mengamati. Dengan observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial dan budaya yang sukar untuk diketahui
dengan metode lainnya.Teknik observasi ini dilakukan peneliti untuk memperoleh gambaran penuh mengenai tindakan-tindakan, percakapan, tingkah laku dan
semua hal yang dapat ditangkap panca indera terhadapa apa yang dilakukan masyarakat. Dalam hal mengobservasi ini peneliti menggunakan observasi
partisipasi. Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan
.
Dalam melakukan observasi partisipasi ini peneliti mengamati secara langsung dan
merasakan apa yang ada dalam masyarakat tersebut berupa nilai-nilai dan tindakan mereka. Peneliti juga akan berusaha sedekat mungkin membangun
rapport
34
dengan orang yang di PKPA. Peneliti akan ikut serta dalam penyelesaian kasus-kasus anak sampai ke pengadilan dan berusaha sedekat
mungkin kepada anak yang menjadi korban maupun keluarga korban guna menambah data peneliti untuk mendeskripsikan kasus kekerasan yang terjadi pada
si korban.
33
Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angkaa.
34
Rapport adalah hubungan antara Peneliti dan sbujek yang sudah melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya
Universitas Sumatera Utara
Selain observsi partisipasi, peneliti juga meggunakan observasi ketidakterlibatan penuh. Observasi ini dilakukan peneliti untuk memperkuat data
yang telah di dapat dari hasil wawancara dan hal ini bisa dilakukan kapan saja ketika peneliti berada di lokasi penelitian seperti di PKPA, maupun di lokasi
rumah korban, POLDAPOLRES, maupun di pengadilan. Teknik pengumpulan data selanjutnya dengan teknik wawancara.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara ini dapat dilakukan dengan teknik wawancara mendalam indepth
interview maupun wawancara sambil lalu. Wawancara sambil lalu dilakukan peneliti juga dengan orang yang bekerja di PKPA maupun korban untuk
memperkuat data yang telah didapat dari hasil observasi dan wawancara mendalam. Wawancara ini dilakukan melalui percakapan biasa dan sederhana.
Namun peneliti tetap akan menyinggung pertanyaan-pertanyaan penelitian. Misalnya saja saat peneliti mengikuti kasus Ranjani di Pengadilan Negeri Medan
dengan sidang tertutup, peneliti mewawancarai ibu korban di luar ruang sidang. Wawancara mendalam merupakan wawancara yang berstruktur dan
mendalam. Wawancara mendalam proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas, dengan fokus yang diarahkan ke pusat penelitian. Dalam hal
ini metode wawancara mendalam yang dilakukan dengan adanya daftar pertanyaan yang telah peneliti persiapkan yaitu interview guide, peneliti juga akan
menggunakan data sekunder seperti buku, koran, dan majalah yang berkaitan
Universitas Sumatera Utara
dengan informasi penelitian untuk melengkapi data dan data korban anak yang didapat dari PKPA.
1.6.2 Pengalaman