Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya napza, anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik danatau mental. Anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran”. Perlindungan anak merupakan bagian integral dari proses dan dinamika pembangunan. Khususnya pengembangan sumber daya manusia. Dalam konteks perlindungan anak sebagai implementasi hak-hak anak. Dr.Irwanto menyebutkan beberapa prisip perlindungan anak, yaitu: 1. Anak tidak dapat berjuang sendiri 2. Kepentingan terbaik anak yang harus dipandang sebagai prioritas tertinggi. 3. Ancangan daur kehidupan, bahwa perlindungan terhadap anak harus dimulai sejak dini dan terus menerus. 4. Lintas struktural, nasib anak tergantung dari berbagai faktor yang makro maupun mikro yang langsung maupun tidak langsung 29 .

12.6 Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Pemerintah akhirnya mengeluarkan satu kebijakan baru lagi dengan mensyahkan UU PKDRT pada tahun 2004 setelah disyahkannya beberapa kebijakan-kebijakan untuk melindungi anak. Adapun pemerintah sebelumnya membuat pertimbangan undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga UU No.23 Tahun 2004, yakni: 1. Bahwa setiap negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan sesuai falsafah pancasila dan UUD RI 1945. 2. Bahwa segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi yang harus dihapus. 29 Ibid Universitas Sumatera Utara 3. Bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga yang banyak adalah perempuan, harus mendapat perlindungan dari negara danatau masyarakat agar terhindar dan terbebas dari kekerasan atau ancaman kekerasan 30 , penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan derajat dan martabat kemanusiaan. 4. Bahwa dalam kenyataanya kasus kekerasan dalam rumah tangga banyak terjadi, sedangkan sistem hukum di Indonesia belum menjamin perlindungan terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga. 5. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, d, perlu dibentuk undang-undang tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. Berdasarkan pertimbangan tersebut pemerintah menjabarkan UU penghapusan kekerasan dalam rumah tangga yang terdapat pada pasal 2, Pemerintah menjabarkan lingkup rumah tangga adalah siapa saja orang yang berada di dalam rumah tangga tersebut, berhak mendapatkan perlindungan berdasarkan pasal-pasal yang telah ditetapkan. Pada pasal 2 lingkup rumah tangga tersebut adalah: a Suami, isteri, dan anak. b Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga; danatau. 30 Ancaman kekerasan: setiap perbuatan yang secara melawan hukum berupa ucapan, tulisan, gambar, simbol, atau gerakan tubuh, baik dengan atau menggunakan sarana yang menimbulkan rasa takut atau mengekang kebebasan hakiki seseorang. BAB I PASAL 1 UU Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdangangan Orang Universitas Sumatera Utara c Orang-orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut, yang dimaksud dengan orang yang bekerja merupakan anggota keluarga dalam jangka waktu selama berada dalam rumah tangga yang bersangkutan. Setiap orang yang berada dalam lingkup rumah tangga berhak mendapatkan perlindungan dari pemerintah, kepolisian, masyarakat, orang tua, maupun lembaga seperti yang tertera dalam UU penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. Sebagai bentuk kepedulian dan perlindungan agar si korban tidak merasakan ketakutan, dari ancaman-ancaman yang dapat diberikan sewaktu- waktu oleh pelaku kepada korban kapan saja makan dibuatlah UU tersebut. Pembuatan UU penghapusan kekerasan dalam rumah tangga ini memiliki asas dan tujuan tersendiri sesuai BAB II Pasal 3, yaitu: 1. Penghormatan hak asasi manusia HAM. 2. Keadilan dan kesetaraan gender. 3. Nondiskriminasi. 4. Perlindungan korban Tujuan dari UU penghapusan kekerasan dalam rumah tangga tertera pada pasal 4, yaitu : 1. Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga 2. Melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga. 3. Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga. 4. Memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera 31 . 31 Ibid Universitas Sumatera Utara Asas dan tujuan dibuat untuk menimbang kembali keutuhan sebuah rumah tangga agat tidak terjadi perceraian maupun pemisahan orang tua dalam artian kurungan penjara yang dapat menimbulkan kesengsaraan terhadap anak dan dapat menyebabkan anak depresi dan kekecewaan terhadap orangtuanya. Sedangkan bentuk perlindungan sebagai tujuan berguna untuk melindungi korban 1 x 24 jam sejak pihak kepolisian menerima pengaduan dari korban maupun saksi lainnya, perlindungan ini bisa berlangsung hingga 7 hari lamanya hingga korban merasa aman terkhusus anak sebagai korban.

1.3 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengalaman Remaja Putri Korban Kekerasan Seksual di Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan

1 71 125

Preferensi Penghuni dalam Memilih Rumah Tinggal (Studi Kasus: Komplek Perumahan Cemara Asri)

12 84 100

Pengaruh Iklan Televisi Terhadap Perilaku Rumah Tangga Dalam Penggunaan Monosodium Glutamat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2002

1 39 72

Partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Mewujudkan Program Medan Green and Clean (MdGC) Melalui Pengelolaan Bank Sampah di Lingkungan II Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Tahun 2012

4 108 164

Tinjauan Hukum Terhadap Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Putusan Pengadilan Negeri Medan No.1345/Pid. B/2010/PN/Medan)

0 66 146

Faktor-faktor Penyebab Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Dampaknya Terhadap Korban” (Studi Kasus Pada 3 Orang Korban KDRT yang Ditangani oleh Yayasan Pusaka Indonesia dan PKPA).

6 93 106

Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kelurahan Durian Kecamatan Medan Timur Kota Medan

10 114 91

Persepsi Masyarakat tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan di Lingkungan 03 Kelurahan 2 Kecamatan Medan Belawan

0 35 85

Penelantaran Istri Oleh Suami Sebagai Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dan Penerapan Hukumnya (Studi Kasus No: 378/Pid.B/2007/PN-Medan) dan (STUDI KASUS No: 1921/Pid.B/2005/PN-Medan)

1 44 93

Pengalaman Remaja Putri Korban Kekerasan Seksual di Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan

0 0 23