2.11 Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil ujian nasional tahun ajaran 20112012, penguasaan materi segitiga siswa di SMP Negeri 4 Kudus masih belum memuaskan, bahkan
daya serap sekolah untuk indikator tersebut masih di bawah daya serap tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP Negeri 4 Kudus materi segitiga termasuk dalam kategori kurang. Hal tersebut
diperoleh dari hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 14 Desember 2012. Agar kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat dan
kemampuan pemecahan masalah mencapai ketuntasan klasikal, maka pembelajaran harus menjadi lingkungan di mana siswa dapat terlibat langsung
dalam pemecahan masalah. Berdasarkan teori-teori belajar yang telah dijelaskan di atas, salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu, guru dapat menggunakan model Problem Based Learning PBL. Model
pembelajaran ini merupakan upaya menggali pengetahuan baru siswa melalui pemecahan suatu masalah yang diberikan oleh guru. Pada model pembelajaran ini,
siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil atas 5 atau 6 siswa. Belajar dalam kelompok kecil dengan model PBL ini memberi kesempatan kepada siswa untuk
memulai belajar dengan memahami permasalahan terlebih dahulu, kemudian terlibat secara langsung memunculkan berbagai solusi dalam diskusi kelompok
sehingga mereka dapat berpikir kreatif untuk mencari penyelesaian dari soal
tersebut. Di samping itu, siswa juga dapat memberikan tanggapan secara bebas dan dilatih untuk dapat bekerjasama serta menghargai pendapat orang lain.
PBL juga mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya mengembangkan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah dan mengembangkan kerjasama
dan keterampilan berkomunikasi siswa. Pada proses belajar dengan menggunakan model PBL diperlukan banyak berlatih dengan mengerjakan soal-soal yang
bervariasi. Salah satu pendukung yang memuat soal secara menarik adalah dengan menggunakan multimedia. Pemilihan multimedia sebagai media pendukung
diharapkan dapat memfasilitasi siswa agar banyak latihan sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah dapat meningkat dan
kemampuan pemecahan masalah dapat mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dapat mencapai ketuntasan klasikal dengan model PBL.
Kemampuan berpikir kreatif siswa dengan model PBL setting kooperatif JIGSAW lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran
ekspositori. Pembelajaran berbasis masalah open-ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif berpengaruh positif dengan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer.
2.12 Hipotesis Penelitian