93
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Proses Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kudus yang beralamat di jalan Dewi Sartika No 14 Singocandi, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Pada
tahun ajaran 20122013, SMP Negeri 4 Kudus memiliki 25 kelas yang terdiri dari 9 kelas VII, 8 kelas VIII, dan 8 kelas IX. Penelitian ini menggunakan kelas VII
sebagai populasi. Penelitian dimulai dari melakukan tes awal pada siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Kudus untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif dan
kemampuan pemecahan masalah siswa. Dari tes awal yang dilakukan diperoleh informasi bahwa kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah siswa
masih kurang memuaskan. Penelitian dilanjutkan dengan menganalisis RPP yang digunakan guru
matematika di SMP Negeri 4 Kudus untuk mengetahui pembelajaran yang digunakan di tempat penelitian. Diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang
digunakan di sekolah tersebut menggunakan pembelajaran ekspositori. Selain menganalisis RPP, peneliti juga menganalisis nilai awal siswa
berupa nilai raport siswa kelas VII semester 1 di SMP Negeri 4 Kudus tahun ajaran 20122013 dengan uji normalitas. Berdasarkan perhitungan Lampiran 3
yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa populasi berdistribusi normal. Oleh karena itu analisis dapat dilanjutkan pada uji homogenitas. Berdasarkan
perhitungan Lampiran 4 diperoleh bahwa populasi homogen variansnya sama, sehingga dapat dilanjutkan dengan menganalisis kesamaan rata-rata. Dari analisis
Lampiran 5 diperoleh kesimpulan bahwa semua kelas memiliki rata-rata hasil belajar yang relatif sama artinya kemampuan awal semua kelas relatif sama.
Dengan demikian dapat diambil sampel secara acak dari semua kelas tersebut untuk diberikan perlakuan.
Dari populasi siswa yang terbagi atas sembilan kelas, diambil dua kelas sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara acak dari sembilan
kelas dengan teknik cluster random sampling. Pada tahap awal sebelum diberikan perlakuan, terlebih dahulu dipilih dengan cara mengambil satu kelas sebagai kelas
eksperimen yaitu kelas VII B, satu kelas lagi sebagai kelas kontrol yaitu kelas VII F dan dua kelas sebagai kelas uji coba yaitu kelas VII G dan kelas VII H. Setelah
didapat empat kelas yang masing-masing sebagai kelas eksperimen, kelas kontrol, kelas uji coba tes kemampuan berpikir kreatif, dan kelas uji coba tes kemampuan
pemecahan masalah. Proses penelitian dilanjutkan dengan merancang perangkat pembelajaran
yang digunakan dalam penelitian. Perangkat pembelajaran yang dibuat berupa: 1 silabus, 2 RPP, 3 multimedia, 4 LKS, 5 kisi-kisi soal tes kemampuan
berpikir kreatif, 6 tes kemampuan berpikir kreatif, 7 kisi-kisi soal tes kemampuan pemecahan masalah, 8 tes kemampuan pemecahan masalah, dan 9
tes pendalaman kemampuan berpikir kreatif. Sebelum perangkat pembelajaran digunakan, perangkat pembelajaran divalidasi oleh para ahli. Para ahli yang
dipilih adalah tiga guru matematika yang berpengalaman pada penelitian ini.
Setelah perangkat perangkat pembelajaran divalidasi oleh para ahli dan dilakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli, perangkat pembelajaran diuji
cobakan kepada siswa. Perangkat pembelajaran yang diuji cobakan adalah tes kemampuan berpikir kreatif, tes kemampuan pemecahan masalah, dan
multimedia. Uji coba dilakukan untuk mendapatkan perangkat pembelajaran yang lebih baik. Hasil uji coba dianalisis dengan uji validitas, uji reliabelitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda. Hasil analisis dikonsultasikan kembali kepada para ahli. Sehinggga diperoleh perangkat pembelajaran siap digunakan.
Proses pembelajaran dilaksanakan tanggal 2 Februari 2013 sampai dengan 28 Februari 2013. Pelaksanaan pembelajaran pada siswa kelas eksperimen dan
kontrol masing-masing dilaksanakan delapan kali pertemuan dengan rincian satu kali pertemuan pre-test kemampuan berpikir kreatif, empat kali pertemuan
pembelajaran menggunakan model, satu kali pertemuan post test kemampuan berpikir kreatif, satu kali pertemuan untuk tes kemampuan pemecahan masalah,
dan satu kali selanjutnya untuk tes pendalaman. Pada pertemuan pertama, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, 20
menit pertama digunakan sebagai perkenalan dan penjelasan secara singkat tentang penilaian. Sedangkan 60 menit selanjutnya digunakan untuk pre-test
kemampuan berpikir kreatif. Pertemuan selanjutnya, pembelajaran menggunakan model PBL berbantuan multimedia mulai diterapkan pada kelas eksperimen
selama empat kali pertemuan, di mana setiap pertemuan terdiri dari 2 x 40 menit. Begitu juga pada kelas kontrol, mulai diterapkan pembelajaran ekspositori selama
empat kali pertemuan, di mana setiap pertemuan terdiri dari 2 x 40 menit.
Pertemuan selanjutnya, dilakukan post test kemampuan berpikir kreatif. Tes kemampuan berpikir kreatif digunakan untuk mengukur kamampuan berpikir
kreatif siswa setelah pembelajaran model. Pertemuan selanjutnya, dilakukan tes kemampuan pemecahan masalah. Tes kemampuan pemecahan masalah siswa
digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa setelah pembelajaran model. Pertemuan terakhir, dilakukan tes pendalaman kemampuan
berpikir kreatif dan dilakukan wawancara kepada beberapa siswa. Tes pendalaman dan wawancara digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir
kreatif siswa secara mendalam. Penelitian dilajutkan dengan menganalisis atau mengolah data yang telah
dikumpulkan dengan metode-metode yang telah ditentukan. Hasil analisis digunakan untuk menjawab hipotesis-hipotesis dalam penelitian dan menarik
simpulan. Selanjutnya dilakukan evalusi apakah hasil penelitian yang dilakukan telah sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya atau tidak.
4.1.2 Analisis Data Awal