pokok segitiga antara lain mengdentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya dan menghitung
keliling dan luas bangun segitiga serta menggunakannya dalam pemecahan masalah BSNP, 2006: 142. Materi segitiga
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi definisi segitiga, jenis-jenis segitiga, garis istimewa pada segitiga, besar sudut dalam dan sudut luar segitiga,
pertidaksamaan segitiga, keliling dan luas segitiga.
2.9.1 Pengertian Segitiga
Segitiga adalah gabungan dari tiga segmenruas garis yang ditentukan oleh tiga titik tidak kolinier
Clemens et al., 1984: 17 . Ruas garis tersebut disebut
dengan “sisi” sedangkan titik potong kedua ruas garis tersebut disebut dengan “titik sudut”. Segitiga biasanya dilambangkan dengan “
”.
2.9.2 Jenis-Jenis Segitiga
Jenis-jenis segitiga
dibedakan berdasarkan dua klasifikasi yaitu berdasarkan panjang sisinya dan besar sudutnya.
2.9.2.1 Jenis-Jenis Segitiga ditinjau Berdasarkan Panjang Sisinya
1 Segitiga Sembarang
Segitiga sembarang scalene triangle adalah segitiga yang tidak mempunyai sisi yang sama panjang
Clemens et al., 1984: 198 . Pada Gambar 2.3
di bawah ini merupakan segitiga sembarang. A
B C
Gambar 2.2 Segitiga ABC
2 Segitiga Samakaki
Segitiga samakaki isosceles triangle adalah segitiga yang mempunyai setidaknya dua sisi yang sama panjang
Clemens et al., 1984: 198 . Pada Gambar
2.4 di bawah ini merupakan segitiga samakaki.
3 Segitiga Samasisi
Segitiga samasisi equilateral triangle adalah segitiga yang mempunyai tiga sisi yang sama panjang
Clemens et al., 1984: 198 . Pada Gambar 2.5 di
bawah ini merupakan segitiga samasisi. Gambar 2.3 Segitiga Sembarang
Gambar 2.4 Segitiga Samakaki
Gambar 2.5 Segitiga Samasisi
2.9.2.2 Jenis-Jenis Segitiga ditinjau dari Besar Sudutnya
Jika ditinjau dari besar sudutnya, ada tiga jenis segitiga sebagai berikut. 1
Segitiga Lancip Segitiga lancip acute triangle adalah segitiga yang mempunyai tiga sudut
lancip Clemens et al., 1984: 198
. Pada Gambar 2.6 di bawah ini merupakan segitiga lancip.
2 Segitiga Tumpul
Segitiga tumpul obtuse triangle adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut tumpul
Clemens et al., 1984: 199 . Pada Gambar 2.7 di bawah ini
merupakan segitiga tumpul.
3 Segitiga Siku-Siku
Segitiga siku-siku right triangle adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut siku-siku
Clemens et al., 1984: 199 . Pada Gambar 2.8 di bawah ini
merupakan segitiga siku-siku. Gambar 2.6 Segitiga Lancip
Gambar 2.7 Segitiga Tumpul
2.9.3 Diagram Venn Penggolongan Segitiga
Penggolongan segitiga berdasarkan panjang sisinya dan besar sudutnya
dapat digambarkan dengan diagram Venn berikut.
Keterangan :
S : himpunan segitiga triangle,
A : himpunan segitiga samasisi equilateral triangle, : himpunan segitiga samakaki isosceles triangle,
: himpunan segitiga sembarang scalene triangle, Gambar 2.8 Segitiga Siku-siku
Gambar 2.9 Diagram Venn Penggolongan Segitiga
S A
: himpunan segitiga lancip acute triangle, : himpunan segitiga siku-siku right triangle,
: himpunan segitiga tumpul obtuse triangle.
2.9.4 Garis Istimewa pada Segitiga
2.9.4.1 Garis Tinggi
Ruas garis tinggi yang selanjutnya disebut garis tinggi altitude suatu segitiga adalah ruas garis dari titik sudut ke titik yang berada pada sisi
dihadapannya mungkin diperpanjang yang tegak lurus terhadap sisi di hadapannya Clemens et al., 1984: 199.
2.9.4.2 Garis Bagi
Ruas garis bagi yang selanjutnya disebut garis bagi bisector suatu segitiga adalah garis yang membagi sudut menjadi dua bagian yang sama Kusni,
2011: 6. A
B C
D E
F
i Gambar 2.10 Garis Tinggi
A F
B E
C
D
ii A
B D
C
iii
2.9.4.3 Garis Berat
Ruas garis berat yang selanjutnya disebut garis berat suatu segitiga adalah garis yang ditarik dari titik sudut ke pertengahan sisi di hadapannya Kusni, 2011:
6.
2.9.4.4 Garis Sumbu
Ruas garis sumbu yang selanjutnya disebut garis sumbu axis suatu segitiga adalah garis yang tegak lurus pada pertengahan garissisi itu Kusni,
2011: 7. A
B C
D E
F
i Gambar 2.12 Garis Berat
A F
B E
C
D ii
A B
E C
iii D
F Gambar 2.11 Garis Bagi
A F
B E
C
D ii
A B
C
D E
F
i A
B E
C
iii D
F
2.9.5 Sudut Dalam dan Sudut Luar Segitiga
2.9.5.1 Pengertian Sudut Dalam dan Sudut Luar Segitiga
Sudut luar segitiga
adalah sudut yang bersisian dengan salah satu sudut
segitiga itu Kusni, 2011: 6. Sudut segitiga yang dimaksud tidak lain adalah sudut dalam segitiga itu sendiri. Pengertian tentang sudut dalam segitiga dapat
diturunkan dari pengertian segitiga pada bagian 2.9.1 yaitu sudut yang terbentuk dari perpotongan dua sisi yang berdekatan dari suatu segitiga.
2.9.5.2 Sudut Dalam Segitiga
Teorema: Jumlah ukuran sudut dalam segitiga adalah 180
Taskin et al., 2005: 46. Bukti:
Misalkan dipunyai segitiga ABC, dibuat perpanjangan dari salah satu sisi segitiga ABC, misal sisi AC diperpanjang melalui titik D. Melalui titik C
buat garis sejajar sisi AB. Sebagai ilustrasi amatilah Gambar 2.14. A
B C
D E
F
i Gambar 2.13 Garis Sumbu
A F
B E
C
D ii
A B
E C
iii D
F
diperoleh: DCE
= CAB
karena sehadap
BCE
= ABC
karena sudut dalam berseberangan ACB
, BCE
, DCE
terletak dalam satu garis dan berpelurus
diperoleh: ACB
+ BCE
+ DCE
= 180
. Karena DCE
= CAB
dan BCE
= ABC
, maka
ACB
+ ABC
+ CAB
= 180 .
Jadi, terbukti jumlah sudut segitiga sama dengan 180 .
2.9.5.3 Sudut Luar Segitiga
Teorema: Ukuran sebuah sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah dua ukuran
sudut dalam lainya Clemens et al., 1984: 209. Bukti:
Perhatikan Gambar 2.15. CBD
disebut sudut luar.
ABC dan
C A
,
disebut sudut dalam A
C
B D
Sudut
Gambar 2.15 Sudut Luar Segitiga A
C D
B E
Gamabar 2.14 Sudut Dalam Segitiga
CBD dan
ABC
saling berpelurus
ABC CBD
180
........ 1 Jumlah sudut-sudut segitiga = 180
, maka
180
ABC
C A
ABC C
A
180
......2 Dari bentuk persamaan 1 dan 2 di atas didapatkan:
ABC CBD
180 ABC
C A
180
Karena bentuk ruas kanan kedua persamaan di atas sama, maka nilai ruas kirinya juga sama, sehingga
C A
CBD
Dengan demikian, dapat disimpulkan sebagai berikut. Besar sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah dua sudut dalam yang
tidak berpelurus dengan sudut luar itu.
2.9.6 Hubungan Panjang Sisi dengan Besar Sudut pada Segitiga
2.9.6.1 Ketidaksamaan pada Sisi Segitiga
Pada setiap segitiga berlaku bahwa jumlah panjang dua sisi segitiga adalah lebih panjang daripada sisi ketiga Clemens et al., 1984: 244. Jika suatu segitiga
memiliki sisi a, b, dan c maka berlaku salah satu ketidaksamaan berikut. a.
a + b c b.
a + c b c.
b + c a
Ketidaksamaan tersebut disebut ketidaksamaan segitiga Nuharini Wahyuni, 2008: 244.
2.9.6.2 Hubungan Besar Sudut dan Panjang Sisi Suatu Segitiga
Untuk mengetahui hubungan besar sudut dan panjang sisi suatu segitiga, maka perhatikan Gambar 2.16 berikut.
Dari Gambar 2.16, diperoleh: a.
sudut A merupakan sudut terbesar dan sisi dihadapannya, yaitu sisi BC merupakan sisi terpanjang;
b. sudut B merupakan sudut terkecil dan sisi dihadapannya, yaitu sisi AC
merupakan sisi terpendek. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada setiap segitiga berlaku
sudut terbesar terletak berhadapan dengan sisi terpanjang, sedangkan sudut terkecil terletak berhadapan dengan sisi terpendek Nuharini Wahyuni, 2008:
244. A
B C
Gambar 2.16 Hubungan Besar Sudut dan Panjang Sisi
2.9.7 Keliling Segitiga
Keliling suatu bangun datar merupakan jumlah dari panjang sisi-sisi yang membatasinya. Keliling segitiga adalah jumlah panjang sisi-sisinya Taskin et al.,
2005: 80.
Keliling ABC
= AB + BC + AC = c + a + b
= a + b + c Jadi, keliling ABC
adalah a + b + c.
Sehingga suatu segitiga dengan panjang sisi-sisinya adalah a, b dan c, kelilingnya adalah:
c b
a K
Keterangan:
K = keliling segitiga
a, b, c = panjang sisi-sisi segitiga Nuharini Wahyuni, 2008: 246-247. A
B C
Gambar 2.17 Keliling Segitiga ABC a
b
c
2.9.8 Luas Daerah Segitiga
Rumus luas daerah segitiga dapat dicari melalui beberapa pendekatan di antaranya dengan menggunakan pendekatan jajar genjang. Rumus luas segitiga
sebagai berikut.
t a
L
2 1
Keterangan: L
= luas segitiga, a
= alas segitiga, t
= tinggi segitiga Kusni, 2011: 19-20.
Bukti: Tarik melalui C garis sejajar AB dan melalui B garis sejajar AD.
Maka terjadi jajar genjang ABEC. Oleh karena
ECB ABC
S S S maka
t a
CD AB
genjang jajar
luas setengah
ABC L
2 1
2 1
. Gambar 2.18 Luas Segitiga ABC
A D
B C
E
t
2.10 Penelitian Terkait
Penelitian yang terkait antara lain penelitian yang dilakukan oleh Stroble 2009 meneliti tentang efektivitas pembelajaran PBL dengan pembelajaran
konvensional. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa PBL secara signifikan lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Sugandi 2011 mengangkat tentang pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan setting kooperatif JIGSAW terhadap kemampuan berpikir kritis
dan kreatif. Dalam penelitiannya, kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa dengan pembelajaran
ekspositori. Noer 2011 mengangkat tentang peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Dalam penelitiannya, menunjukkan pembelajaran
berbasis masalah open-ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Sedangkan hasil penelitian Dwijanto 2007 tentang pengaruh pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer terhadap pencapaian
kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif matematik mahasiswa. Dalam penelitiannya, menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah
berbantuan komputer dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik dan kemampuan berpikir kreatif matematik. Dalam penelitian tersebut
juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif berpengaruh positif dengan kemampuan pemecahan masalah siswa.