menghasilkan suatu produk dalam hubungannya dengan pembelajaran matematika.
2.6 Kemampuan Pemecahan Masalah
Menurut Aisyah et al., 2007: 5.4, soal-soal matematika dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu soal rutin dan soal nonrutin. Soal rutin adalah soal
latihan biasa yang dapat diselesaikan dengan prosedur yang dipelajari di kelas. Soal jenis ini banyak terdapat dalam buku ajar dan dimaksudkan hanya untuk
melatih siswa menggunakan prosedur yang sedang dipelajari di kelas. Sedangkan soal nonrutin adalah soal yang untuk menyelesaikannya diperlukan pemikiran
lebih lanjut karena prosedurnya tidak sejelas atau tidak sama dengan prosedur yang dipelajari di kelas. Dengan kata lain, soal nonrutin ini menyajikan situasi
baru yang belum pernah dijumpai oleh siswa sebelumnya. Dalam situasi baru itu, ada tujuan yang jelas yang ingin dicapai, tetapi cara mencapainya tidak segera
muncul dalam benak siswa. Menurut Aisyah et al., 2007: 5.4, memberikan soal-soal nonrutin kepada
siswa berarti melatih mereka menerapkan berbagai konsep matematika dalam situasi baru sehingga pada akhirnya mereka mampu menggunakan berbagai
konsep ilmu yang telah mereka pelajari untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Jadi soal nonrutin inilah yang dapat digunakan sebagai soal
pemecahan masalah. Dan pemecahan masalah dalam pengajaran matematika dapat diartikan sebagai penggunaan berbagai konsep, prinsip, dan keterampilan
matematika yang telah atau sedang dipelajari untuk menyelesaikan soal nonrutin.
Keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah matematika didukung oleh kemampuan guru dalam mengajarkan dan memfasilitasi serta dalam memilih
metode pembelajaran yang cocok untuk mengajarkan pemecahan masalah. Dengan kata lain, peran guru sangat penting dalam pembelajaran pemecahan
masalah. Selain hal tersebut, dalam memecahkan masalah juga dibutuhkan suatu
usaha untuk mencari jalan keluar atau suatu jawaban. Jawaban yang diperoleh tersebut harus memperhatikan langkah-langkah atau urutan tertentu. Menurut
Polya 1973: 6-19, dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut.
1 Memahami masalah understanding the problem
Untuk memahami masalah yang dihadapi, siswa harus memahami atau membaca secara verbal. Permasalahan tersebut dilihat lebih rinci: a apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan; b apa yang dimiliki; c mencari hubungan antara yang diketahui dan yang ditanyakan dengan memperhatikan kondisi soal.
Kondisi soal dinyatakan dalam bentuk persaman; dan d memberi nama objek dengan notasi yang tepat.
2 Membuat rencana devising a plan
Pada langkah merancang rencana, perlu diperhatikan: a mencari hubungan antara yang diketahui dan ditanyakan; b rumus teori mana yang dapat
digunakan dalam masalah ini; dan c memperhatikan soal yang ditanyakan dan mencoba memikirkan soal yang pernah diketahui dengan pertanyaan yang sama
atau serupa.
3 Melaksanakan rencana carrying out the plan
Melaksanakan rencana dengan melakukan perhitungan yang diperlukan untuk mendukung jawaban suatu masalah. Dalam tahap ini siswa harus teliti
dalam melaksanakan rencana yang telah dibuat. Siswa harus memeriksa setiap langkah yang dia lakukan.
4 Melihat kembali looking back
Pada langkah ini, siswa harus memeriksa kembali setiap langkah yang telah dikerjakan. Setelah memeriksa kembali, siswa harus mempunyai alasan yang
meyakinkan bahwa solusi yang dibuat sudah benar. Dalam mengerjakan langkah-langkah pemecahan masalah juga diperlukan
berbagai strategi untuk mempermudah pemahaman dan memperoleh hasil yang maksimal. Beberapa strategi yang sering digunakan menurut Polya Pasmep,
sebagaimana dikutip oleh Shadiq 2004: 13-14 di antaranya adalah sebagai berikut: 1 mencoba-coba; 2 membuat diagram; 3 mencobakan pada soal yang
lebih sederhana; 4 membuat tabel; 5 menemukan pola; 6 memecah tujuan; 7 memperhitungkan setiap kemungkinan; 8 berpikir logis; 9 bergerak dari
belakang; dan 10 mengabaikan hal yang tidak mungkin. Dalam penelitian ini, kemampuan pemecahan masalah yang diukur adalah
kemampuan menyelesaikan masalah menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya yaitu: 1 memahami masalah understanding the
problem; 2 membuat rencana devising a plan; 3 melaksanakan rencana carrying out the plan; dan 5 melihat kembali looking back.
2.7 Multimedia