3.9.2.6.4 Uji Signifikasi Koefisien Korelasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah antara nilai kemampuan berpikir kreatif dan nilai kemampuan pemecahan masalah terdapat hubungan yang
independen atau tidak. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
H :
koefisien korelasi tidak berarti.
H
1
:
koefisien korelasi berarti.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
2
1 2
r n
r t
Sudjana, 2005: 380.
Terima H jika
2 1
1 2
1 1
t t
t , di mana distribusi t yang digunakan
dk = n – 2 Sudjana, 2005: 380, dengan taraf signifikan 5.
3.9.2.6.5 Koefisien Determinasi
Harga koefisien determinasi
2
r digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa. Besarnya koefisien determinasi adalah
2
r , digunakan rumus:
2 2
2 i
i i
i i
i
Y Y
N Y
X Y
X n
b r
, Sudjana, 2005: 370.
3.9.2.6 Uji Hipotesis Keempat
Hipotesis keempat meliputi uji kesamaan dua rata-rata dua pihak, uji kesamaan dua rata-rata satu pihak, pihak kanan, kriteria gain ternormalisasi, dan
uji peningkatan rata-rata. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat. Setelah itu diuji lagi dengan gain ternormalisasi
untuk menguji sejauh mana kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat. 1
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Uji Dua Pihak
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan rata-rata pre-test kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model PBL berbantuan
multimedia
1
dengan rata-rata pre-test kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori
2
apakah ada perbedaan atau tidak. Hipotesis dalam uji kesamaan dua rata-rata adalah sebagai berikut.
2 1
μ μ
: H
rata-rata pre-test kemampuan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan model PBL berbantuan multimedia tidak berbeda dengan rata-rata pre-test kemampuan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan pembelajaran ekspositori;
2 1
1
μ μ
: H
rata-rata pre-test kemampuan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan model PBL berbantuan multimedia berbeda dengan rata-rata pre-test kemampuan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan pembelajaran ekspositori. Untuk varians sama menggunakan rumus uji statistik sebagai berikut
Sudjana, 2005: 239.
2 1
2 1
1 1
n n
s x
x t
dengan
. 2
1 1
2 1
2 2
2 2
1 1
2
n n
s n
s n
s
Terima H jika
2 1
1 2
1 1
t
t t
di mana
2
1 1
t didapat dari daftar
distribusi t dengan
2
2 1
n
n dk
dan peluang 1 ½.
Tetapi jika varians tidak sama, maka rumus uji statistiknya adalah sebagai berikut Sudjana: 2005: 241.
2 2
2 1
2 1
2 1
n s
n s
x x
t
H diterima jika
2 1
2 2
1 1
2 1
2 2
1 1
w w
t w
t w
t w
w t
w t
w
dengan
1 2
1 1
n s
w
,
2 2
2 2
n s
w
, dan
1 ,
1 1
1 2
1
n
t t
dan
1 ,
1 2
2 2
1
n
t t
.
2
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Uji Satu Pihak, Pihak Kanan
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan rata-rata post test kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model PBL berbantuan
multimedia
1
dengan rata-rata post test kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori
2
.
Hipotesis dalam uji kesamaan dua rata-rata adalah sebagai berikut.
2 1
μ μ
: H
rata-rata post test kemampuan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan model PBL berbantuan multimedia kurang dari atau sama dengan rata-rata post test kemampuan berpikir kreatif
siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori;
2 1
1
μ μ
: H
rata-rata post test kemampuan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan model PBL berbantuan multimedia lebih dari rata- rata post test kemampuan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan pembelajaran ekspositori. Untuk varians sama menggunakan rumus uji statistik sebagai berikut
Sudjana, 2005: 239.
2 1
2 1
1 1
n n
s x
x t
dengan
. 2
1 1
2 1
2 2
2 2
1 1
2
n n
s n
s n
s
Terima H jika
2 1
1 2
1 1
t
t t
di mana
2
1 1
t didapat dari daftar
distribusi t dengan
2
2 1
n
n dk
dan peluang 1 ½.
Tetapi jika varians tidak sama, maka rumus uji statistiknya adalah sebagai berikut Sudjana: 2005: 241.
2 2
2 1
2 1
2 1
n s
n s
x x
t
H diterima jika
2 1
2 2
1 1
2 1
2 2
1 1
w w
t w
t w
t w
w t
w t
w
dengan
1 2
1 1
n s
w
,
2 2
2 2
n s
w
, dan
1 ,
1 1
1 2
1
n
t t
dan
1 ,
1 2
2 2
1
n
t t
.
3 Kriteria Gain Ternormalisasi
Analisis data kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan gain ternormalisasi bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa yaitu dengan membandingkan skor pre-test dan post test kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen. Kriteria gain ternormalisasi
yang dilakukan pada sampel, berlaku pula pada sampel tersebut tetapi tidak dapat diberlakukan pada populasi. Melalui kriteria gain ternormalisasi dapat diketahui
seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas sampel pada penelitian ini. Menurut Hake 1998 : 65, rumus gain ternormalisasi yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut.
i i
f
S S
S g
100
Keterangan: g = gain ternormalisasi;
f
S
= skor rata-rata post test;
i
S = skor rata-rata pre-test. Gain score ternormalisasi g merupakan metode yang cocok untuk
menganalisis hasil pre-test dan post test. Gain score ternormalisasi merupakan
indikator yang lebih baik dan menunjukkan tingkat efektifitas perlakuan dari perolehan skor atau post test Hake, 1998.
Tabel 3.8 Kategori Gain Score Ternormalisasi Interval g
Gain 7
,
g 7
, 3
,
g 3
,
g Tinggi
Sedang Rendah
Sumber: Hake, 1998: 65 4
Uji Peningkatan Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Uji peningkatan rata-rata kemampuan berpikir kreatif ini dilakukan untuk
menguji rata-rata selisih antara pre-test dan post test kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model PBL berbantuan multimedia
1
rata-rata selisih antara pre-test dan post test kemampuan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan pembelajaran ekspositori
2
apakah ada perbedaan atau tidak. Uji yang dilakukan pada sampel, dapat diberlakukan pada populasi.
Hipotesis yang digunakan adalah:
2 1
μ μ
: H
rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan model PBL berbantuan multimedia kurang dari atau sama dengan rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kreatif
siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori.
2 1
1
μ μ
: H
rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan model PBL berbantuan multimedia lebih dari rata- rata peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan pembelajaran ekspositori.
Untuk varians sama menggunakan rumus uji statistik sebagai berikut Sudjana, 2005: 239.
2 1
2 1
1 1
n n
s x
x t
dengan
. 2
1 1
2 1
2 2
2 2
1 1
2
n n
s n
s n
s
Terima H jika
2 1
1 2
1 1
t
t t
di mana
2
1 1
t didapat dari daftar
distribusi t dengan
2
2 1
n
n dk
dan peluang 1 ½.
Tetapi jika varians tidak sama, maka rumus uji statistiknya adalah sebagai berikut Sudjana: 2005: 241.
2 2
2 1
2 1
2 1
n s
n s
x x
t
H diterima jika
2 1
2 2
1 1
2 1
2 2
1 1
w w
t w
t w
t w
w t
w t
w
dengan
1 2
1 1
n s
w
,
2 2
2 2
n s
w
, dan
1 ,
1 1
1 2
1
n
t t
dan
1 ,
1 2
2 2
1
n
t t
.
93
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Proses Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kudus yang beralamat di jalan Dewi Sartika No 14 Singocandi, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Pada
tahun ajaran 20122013, SMP Negeri 4 Kudus memiliki 25 kelas yang terdiri dari 9 kelas VII, 8 kelas VIII, dan 8 kelas IX. Penelitian ini menggunakan kelas VII
sebagai populasi. Penelitian dimulai dari melakukan tes awal pada siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Kudus untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif dan
kemampuan pemecahan masalah siswa. Dari tes awal yang dilakukan diperoleh informasi bahwa kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah siswa
masih kurang memuaskan. Penelitian dilanjutkan dengan menganalisis RPP yang digunakan guru
matematika di SMP Negeri 4 Kudus untuk mengetahui pembelajaran yang digunakan di tempat penelitian. Diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang
digunakan di sekolah tersebut menggunakan pembelajaran ekspositori. Selain menganalisis RPP, peneliti juga menganalisis nilai awal siswa
berupa nilai raport siswa kelas VII semester 1 di SMP Negeri 4 Kudus tahun ajaran 20122013 dengan uji normalitas. Berdasarkan perhitungan Lampiran 3
yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa populasi berdistribusi normal. Oleh karena itu analisis dapat dilanjutkan pada uji homogenitas. Berdasarkan