5 Tantangan
Situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk
mengatasi habatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka siswa akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.
6 Balikan dan penguatan
Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya
balikan dan penguatan. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode ini akan membuat siswa terdorong untuk
belajar lebih giat dan bersemangat. 7
Perbedaan individual Perbedaan individual akan berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
Perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.
2.2 Teori Belajar
Teori belajar yang berkaitan dengan penelitian ini, di antaranya: teori Piaget, teori Vygotsky, dan teori Bruner.
2.2.1 Teori Piaget
Menurut Piaget, sebagaiman dikutip oleh Ibrahim Nur 2005: 17-18, anak memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha
memahami dunia disekitarnya. Rasa ingin tahu ini memotivasi anak untuk secara aktif membangun tampilan dalam otak anak tentang lingkungan yang anak hayati.
Pada saat anak tumbuh semakin dewasa dan memperoleh lebih banyak kemampuan bahasa dan memori, tampilan mental anak tentang dunia menjadi
lebih luas dan lebih abstrak. Sementara itu, pada semua tahapan perkembangan, anak perlu memahami lingkungannya sendiri, memotivasi anak untuk menyelidiki
dan membangun teori-teori yang menjelaskan lingkungan itu. Menurut Piaget, sebagaiman dikutip oleh Rifai Anni 2011: 207,
perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Jika
hanya menggunakan bahasa tanpa pengalaman sendiri, perkembangan kognitif anak cenderung mengarah ke verbalisme. Piaget dengan teori konstruktivisnya
berpendapat bahwa pengetahuan akan dibentuk oleh siswa apabila siswa dengan objekorang dan siswa selalu mencoba membentuk pengertian dari interaksi
tersebut.
Sesuai dengan teori Piaget di atas, model PBL menghadirkan rasa ingin tahu siswa akan dihadirkan melalui pemberian permasalahan dunia nyata yang
menarik. Selain itu siswa secara aktif mencari infomasi untuk mengkontruk sebuah pengetahuan baru sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya melalui pemecahan masalah.
2.2.2 Teori Vygotsky
Menurut Vygotsky, sebagaiman dikutip oleh Ibrahim Nur 2005: 18, perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan
pengalaman baru dan menantang ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang muncul dari pengalaman ini. Dalam upaya mendapatkan
pemahaman, individu mengkaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya dan membangun pengertian baru. Vygotsky percaya bahwa
interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Teori Vygotsky menekankan pada
aspek pembelajaran sosial Berger, 2005: 155.
Menurut Vygotsky, sebagaimana dikutip oleh Arends 2007: 47, siswa memiliki dua tingkat perkembangan yang berbeda, yaitu: tingkat perkembangan
aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual menentukan fungsi intelektual siswa saat ini dan kemampuan untuk mempelajari
sendiri hal-hal tertentu. Sedangkan tingkat perkembangan potensial adalah tingkat yang dapat difungsikan atau dicapai oleh siswa dengan bantuan orang lain,
misalnya guru, orang tua atau teman sebaya siswa yang lebih mampu. Zona yang terletak di antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan
potensial siswa disebut zone of proximal development ZPD. Dengan tantangan dan bantuan yang tepat dari guru dan teman sebaya yang lebih mampu, siswa
maju ke ZPD tempat pembelajaran baru terjadi. Menurut Blake Pope 2008: 62-63, ide penting teori Vygotskys dalam
pendidikan adalah ZPD, yang menggunakan interaksi sosial dengan orang lain untuk menggerakkan pembangunan ke depan. Seseorang lebih mampu, seperti
guru atau teman sebaya, memberikan bantuan kepada siswa, siswa mampu menyelesaikan tugas dengan bantuan yang diberikan. Siswa yang berada di ZPD,
membutuhkan pengajaran aktif.
Ide penting yang lain dari Vygostky adalah scaffolding. Menurut Rogoff, sebagaimana dikutip oleh Turuk 2008: 252, scaffolding adalah pemberian
bantuan yang cukup besar kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran. Kemudian bantuan tersebut akan dikurangi jika siswa telah mengambil alih
tanggung jawab yang benar dengan tugasnya dan dapat memecahkan masalah. Sesuai dengan teori Vygotsky di atas, pada pembelajaran dengan model
PBL siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Guru memberikan suatu permasalahan yang menarik. Setiap kelompok harus dapat menyelesaikan
permasalahan yang diberikan. Masing-masing anggota kelompok saling berinteraksi untuk menyelesaikan suatu masalah. Sehingga memunculkan ide baru
untuk menyelesaikan suatu masalah. Selain itu, dalam model PBL guru berperan untuk memberi bantuan kepada siswa dalam mengidentifikasi suatu masalah.
2.2.3 Teori Bruner