dengan kelancaran fluency, keluwesan flexibility, keaslian originality, dan kemampuan untuk memperinci, memperkaya dan mengembangkan elaboration.
3.5.1.3 Instrumen Tes Pendalaman Kemampuan Berpikir Kreatif
Penyusunan tes pendalaman kemampuan berpikir kreatif dimaksudkan untuk mendapatkan seperangkat alat tes yang dapat digunakan untuk menilai
kemampuan berpikir kreatif pada indikator flexibility siswa. Tes pendalaman kemampuan berpikir kreatif ini disusun berdasarkan temuan dilapangan.
3.5.2 Lembar Validasi
Instrumen ini digunakan untuk memvalidasi kualitas perangkat pembelajaran yang telah dirancang berdasarkan penilaian ahli. Lembar validasi
untuk memvalidasi perangkat pembelajaran antara lain: 1 silabus, 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, 3 multimedia, 4 Lembar Kegiatan Siswa
LKS, 5 kisi-kisi soal dan pedoman penskoran tes kemampuan berpikir kreatif, 6 tes kemampuan berpikir kreatif, 7 kisi-kisi soal dan pedoman penskoran tes
kemampuan pemecahan masalah, 8 tes kemampuan pemecahan masalah, dan 9 tes pendalaman kemampuan berpikir kreatif. Lembar validasi ini berisi
komponen-komponen yang akan dinilai, validator diminta untuk menuliskan skor yang sesuai dengan memberi skor pada baris dan kolom yang sesuai. Validator
juga diminta untuk memberikan kritik dan saran secara umum tentang perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan kategori tidak baik, kurang baik, cukup,
baik, sangat baik. Lembar validasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14.
3.6 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan model PBL
berbantuan multimedia. Sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran dengan pembelajaran ekspositori. Sebelum dimulai pembelajaran, kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberi tes awal atau pre-test untuk mengukur kondisi awal kemampuan berpikir kreatif siswa. Selanjutnya kelas eksperimen
diberi perlakuan pembelajaran dengan model PBL berbantuan multimedia dan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran dengan pembelajaran ekspositori.
Setelah selesai pembelajaran, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes lagi sebagai post test untuk mengukur kondisi akhir kemampuan berpikir kreatif siswa
dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design Sugiono, 2012:
116, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Keterangan: E
= kelas eksperimen K
= kelas kontrol O
1
, O
3
= tes awal atau pre-test O
2
, O
4
= tes akhir atau post test E : O
1
X O
2
K : O
3
O
4