4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
a. Meningkatkan kemampuan manajerial dan analisis kredit melalui pendidikan dan pelatihan.
b. Pengembangan SIM terintegrasi. c. Pemberian penghargaan dan kompensasi yang sesuai dengan
harapan karyawan atas prestasi kinerjanya yang baik. d. Meningkatkan iklim kerja yang kondusif dan selaras sesuai
dengan harapan karyawan.
4.7. Pengukuran Kinerja Swamitra KILAT Tahun 2006
Pengukuran kinerja Balanced Scorecard memungkinkan pengukuran yang lebih luas dalam arti pengukuran yang dilakukan menjadi lebih
komprehensif. Tidak saja mengukur dari segi finansial saja tetapi juga pada intangible asset lainnya seperti pelanggan anggota, bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Hal ini akan membantu para pengambil keputusan untuk mengukur berbagai kegiatan usaha yang bermanfaat bagi
anggota serta bagaimana meningkatkan kapabilitas internal dalam sumber daya manusia untuk menciptakan kinerja yang akan datang.
4.7.1. Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard
Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu menentukan persentase tingkat kepentingan perusahaan dinotasikan dengan
pemberian bobot terhadap keempat perspektif Balanced Scorecard dan sasaran strategis di dalamnya. Hal ini dimaksudkan agar
pengukuran kinerja memberikan indikasi yang lebih terinci dan terkait langsung dengan kepentingan perusahaan. Semakin penting
suatu perspektif dan ukuran hasil bagi perusahaan, semakin besar bobot yang diberikan. Besarnya pembobotan akan sangat
menentukan skor akhir pengukuran kinerja pada perusahaan, karena hasil pembobotan akan dikalikan dengan pencapaian kinerja pada
periode tersebut. Total bobot yang diberikan secara keseluruhan adalah 100 persen.
Swamitra KILAT memiliki karakteristik tersendiri yaitu lembaga keuangan yang berbentuk koperasi tetapi manajemen
pengelolaannya seperti perbankan. Oleh karenanya, Swamitra KILAT menetapkan bobot yang sama yaitu sebesar 33 persen pada
perspektif keuangan dan keanggotaan. Perspektif keuangan merupakan perwujudan representatif kepentingan Bank Bukopin
selaku mitra usaha yang menginginkan pengembalian atas sejumlah Modal Tidak Tetap yang diserahkan kepada Swamitra. Perspektif
keanggotaan dapat mewakili kepentingan dari koperasi dalam hal ini adalah anggota yang berperan sebagai pengguna juga pemilik, karena
Swamitra KILAT sebagai usaha yang berbentuk koperasi memiliki prinsip keutamaan anggota. Perspektif proses bisnis internal dan
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diberikan bobot yang sama juga sebesar 17 persen.
Pada sasaran perspektif keuangan, Swamitra KILAT lebih mementingkan perolehan keuntungan yang berkelanjutan dengan
bobot 56 persen dengan prioritas kedua adalah meningkatnya pendapatan dan diikuti tingkat kepentingan terhadap efisiensi biaya
dengan bobot berturut-turut sebesar 28 persen dan 17 persen. Nilai ini berdasarkan pertimbangan bahwa keuntungan yang diperoleh
sesuai dengan yang ditargetkan berarti telah melakukan peningkatan pendapatan atau efisiensi biaya bahkan keduanya bisa bersamaan.
Perspektif keanggotaan terdapat sasaran strategis yaitu optimalnya pertumbuhan simpan pinjam, loyalitas anggota, dan
kepuasan anggota dengan bobot berturut-turut sebesar 22 persen, 39 persen, dan 39 persen. Kepuasan dan ketidapuasan anggota akan
mempengaruhi perilaku selanjutnya. Anggota yang merasa puas akan menggunakan jasa simpan pinjam Swamitra KILAT secara berulang
sehingga akan terjalin hubungan baik. Kepuasan dan loyalitas sama pentingnya dalam menciptakan efisiensi karena biaya
mempertahankan anggota yang puas dan loyal akan sedikit dibandingkan mencari anggota baru.
Sasaran strategis pengembangan kerja sama dianggap lebih penting dari sasaran strategis mutu pelayanan dan efektivitas pada
perspektif proses bisnis internal, dengan bobot masing-masing sebesar 28 persen, 28 persen, dan 44 persen. Hal ini terkait dengan
strategi yang dipilih Swamitra yaitu Cooperative Strategy dengan institusi pemerintah maupun swasta dalam rangka optimalisasi
pertumbuhan simpan pinjam untuk menciptakan skala ekonomis. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sasaran
strategis kompetensi dan profesionalisme pengurus dianggap lebih penting dibandingkan dengan sasaran strategis kepuasan dan
motivasi dan kehandalan IT dengan bobot masing-masing sebesar 56 persen, 28 persen, dan 17 persen. Dasar penetapan kepentingan
kompetensi dan profesionalisme pengurus karena kualitas teknologi yang berdayakan guna lebih ditentukan oleh kemampuan dari sumber
daya yang menggunakannya. Sumber daya yang kompeten dan profesional di bidangnya lebih penting untuk mendukung kelancaran
kinerja Swamitra KILAT. Sedangkan bobot ukuran hasil penilaian kinerja memiliki bobot
39 persen, pelatihan diberi bobot 22 persen, dan pengurus yang dilatih diberi bobot sebesar 39 persen. Sedangkan dalam sasaran
meningkatnya kepuasan dan motivasi pengurus terdapat ukuran indeks kepuasan dan motivasi pengurus dan ukuran penyelesaian
keluhan dan saran pengurus dengan bobot masing-masing 33 persen dan 67 persen.
Proses terbangunnya kehandalan IT dengan ukuran hasil pengembangan sistem baru dan jumlah komputer on line menjadi
sama penting yaitu sebesar 39 persen, yang dapat dilihat pada Tabel 18. Hal ini dikarenakan Swamitra KILAT secara konsisten ingin
mengembangkan sistem informasi yang modern guna memenuhi kebutuhan anggota dan mendukung kemudahan dan kelancaran tugas
pengurus. Kemudian diikuti tingkat kepentingan ketepatan laporan sebesar 22 persen.
Tabel 18. Pembobotan Perspektif Balanced Scorecard
Sasaran Strategis Ukuran Strategis
Bobot Perspektif Keuangan 33
Keuntungan berkelanjutan 56 EVA
SHU 33
67 Meningkatnya pendapatan 28
Outstanding pinjaman AUR
67 33
Efisiensi biaya 17 CER
17
Perspektif Keanggotaan 33
Optimalnya pertumbuhan simpan pinjam 22
LDR 22
Loyalitas anggota 39 Costumer retention
39 Kepuasan anggota 39
Customer satisfaction o
Anggota penyimpan o
Anggota peminjam 50
50
Perspektif Proses Bisnis Internal 17 Mutu pelayanan 28
Ketepatan waktu Anggota baru
67 33
Efektivitas pengembalian pinjaman 28
BDR Total tunggakan per
outstanding Pinjaman 67
33 Pengembangan kerjasama 44
Jumlah realisasi MOU 44
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 17 Kompetensi dan profesionalisme
56 Penilaian kerja pengurus
Frekuensi pelatihan Pengurus yang dilatih
39 22
39 Kepuasan dan motivasi pengurus
28 Saran anggota yang
diaplikasikan Indeks kepuasan dan
motivasi pengurus 33
67 Kehandalan IT 17
Pengembangan sistem baru
Ketepatan laporan keuangan
Komputer on line 39
22 39
4.7.2. Pengukuran Kinerja Swamitra KILAT Tahun 2006