Tindakan Korektif Terhadap Hasil Pengukuran

indicators telah mencapai target. Sehingga perusahaan harus melakukan audit mengenai ukuran pemicu lainnya, seperti biaya hutang dan biaya modal cost of Capital. Sehingga dapat teridentifikasi bahwa nilai EVA yang tinggi diperoleh karena biaya modal yang rendah dan biaya hutang yang tinggi. Perolehan pendapatan yang rendah dapat terlihat dari pencapaian ukuran AUR yang rendah sebesar 59,50 persen. Hal ini berkaitan dengan pencapaian PYD yang rendah. Sehingga perusahaan harus melakukan kebijakan ulang mengenai pemberian kredit. Pemberian kredit yang mudah dan cepat dapat meningkatkan pinjaman yang diberikan kepada anggota dan calon anggota. Swamitra KILAT juga belum dapat mengoptimalkan pertumbuhan usaha karena ukuran hasil LDR tidak dapat mencapai target. Hal ini dikarenakan ukuran pemicunya memiliki pencapaian target yang rendah juga, yaitu customer retention dan customer satisfaction. Sehingga perusahaan harus melakukan peningkatan realisasi MOU serta meningkatkan faktor-faktor kepuasan anggota, seperti pengetahuan dan keterampilan, kecepatan dan ketepatan, daya tarik promosi, dan penawaran suku bunga. Ukuran hasil ketepatan pencairan kredit memiliki pencapaian yang rendah dibawah 75 persen. Sehingga perusahaan harus melakukan peninjauan kembali prosedur pemberian pinjaman. Aspek kemudahan dan kecepatan diperhatikan dalam membuat prosedur pinjaman. Sehingga pinjaman yang diberikan dapat bertambah, yang nantinya akan meningkatkn pendapatan. Namun, pinjaman tersebut juga harus lancar. Sehingga ukuran BDR harus diperhatikan dengan ukuran pemicunya total tunggakan per outstanding pinjaman. Pencapaian ukuran hasil BDR yang kurang dikarenakan pencapaian ukuran total tunggakan per outstanding pinjaman yang rendah. Sehingga perusahaan harus meningkatkan program evaluasi dan monitoring pemberian pinjaman. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran terdapat ukuran penilaian kinerja pengurus untuk menunjukkan kompetensi yang dimiliki pengurus. ukuran ini belum dapat mencapai nilai yang ditargetkan karena ukuran pemicunya yaitu frekuensi pelatihan dan jumlah pengurus yang dilatih memiliki pencapaian target yang rendah sebesar 33,33 dan 12,5 persen. Oleh karenanya, perusahaan harus memperhatikan kembali program pelatihan, dari aspek jumlah pelatihan, pengurus yang dilatih, dan kesesuaian materi yang dibutuhkan. Sehingga dapat mendorong keberhasilan pencapaian penilaian kinerja yang baik. Ukuran lainnya yang juga diperhatikan yaitu indeks kepuasan dan motivasi untuk mendorong tercapainya pengurus yang berkompeten dan profesional. Faktor-faktor yang harus diperhatikan yaitu kompensasi, promosi kerja, dan supervisi. Faktor tersebut lebih diperhatikan karena memiliki rataan skor yang rendah. Pencapaian ukuran hasil ketepatan laporan keuangan didorong oleh komputer yang on line. Kedua ukuran tersebut dipicu oleh pengembangan sistem baru. Namun, sistem baru ini belum dapat membuat ukuran komputer on line mencapai target. Sehingga perusahaan harus melakukan kaji ulang mengenai daya guna dan manfaat pengembangan sistem baru. Sistem yang dikembangkan harus memiliki daya guna yang sesuai dengan karakter dari pembiayaan mikro. Keterkaitan antara ukuran hasil dan ukuran pemicu secara jelas dapat terlihat pada Gambar 29. Pencapaian target lebih dari 100 persen Pencapaian target lebih dari 75 persen Pencapaian target kurang dari 75 persen Lag Indicators Lead Indicators Tindakan Korektif Melakukan audit terhadap ukuran lead indicators lainnya yang mempengaruhi EVA. Meninjau ulang kebijakan pemberian pinjaman. Meningkatkan ukuran realisasi MOU yang belum mencapai target. Meningkatkan faktor-faktor kepuasan angota sebagai pemicu meningkatnya loyalitas anggota. ÿÿÿÿÿÿÿÿk0ÿÿchor Meningkatkan program evaluasi dan monitoring pemberian pinjaman. Mengkaji ulang pola perjanjian kerja sama. Mengkaji ulang program pelatihan, dengan menambah jumlah pelatihan dan penyesuaian materi. Meningkatkan faktor-faktor pendorong kepuasan dan motivasi kerja. Mengkaji ulang daya guna dan manfaat pengembangan sistem baru. Gambar 29. Evaluasi Pencapaian Target EVA SHU AUR PYD LDR Customer Retention Customer Satisfaction Ketepatan waktu pencairan Anggota baru Realisasi MOU BDR Tunggakan per Outstanding Penilaian kinerja pengurus Frekuensi pelatihan Jumlah pengurus yang dilatih Indeks kepuasan dan motivasi pengurus Saran yang diaplikasika Pengembangan sistem baru Ketepatan laporan keuangan Komputer online CER V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis lingkungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh Swamitra KILAT relatif tidak banyak mengalami perubahan. Sedangkan teridentifikasi bahwa kelemahan dan ancaman bertambah banyak. Hal ini menunjukkan bahwa di masa mendatang perkembangan Swamitra KILAT akan menghadapi berbagai kendala yang harus diantisipasi dengan strategi yang tepat. Namun, pihak manajemen tetap mempertahankan strategi yang telah diterapkannya, yaitu competitive strategy, cooperative strategy, dan strategi profitabilitas. Strategi tersebut cukup mampu dan berhasil dalam mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan. Peta strategi dibuat berdasarkan visi, misi, dan startegi. Semua sasaran akhirnya mencapai sasaran perspektif keuangan, yaitu meningkatnya keuntungan secara berkesinambungan, efisiensi biaya-biaya, dan meningkatnya pendapatan. Sasaran strategis perspektif keuangan yaitu optimalnya pertumbuhan simpan pinjam, terbangunnya loyalitas anggota, dan meningkatnya kepuasan anggota dapat mendukung perolehan keuntungan berkesinambungan. Perspektif proses bisnis internal meliputi sasaran meningkatnya mutu pelayanan, efektivitas pengembalian pinjaman, dan pengembangan kerja sama serta sasaran strategis dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yaitu kompetensi dan profesionalisme pengurus, kepuasan dan motivasi pengurus, serta terbangunnya kehandalan IT juga turut mendukung tercapainya sasaran perspektif keuangan. Penentuan hasil pencapaian sasaran strategis meningkatnya keuntungan secara berkesinambungan dalam perspektif keuangan ditunjukkan dengan EVA dan nominal SHU. Ukuran hasil sasaran strategis meningkatkan pendapatan adalah outstanding pinjaman PYD, dan Asset Utilization Ratio AUR. Ukuran-ukuran ini dipacu oleh Dropping Pinjaman dan nilai aset. Ukuran hasil untuk sasaran stategis efisiensi biaya-biaya ditunjukkan dengan ukuran Cost Efficiency Ratio CER. Ukuran yang digunakan dalam perspektif keanggotaan dalam pencapaian sasaran strategisnya menggunakan ukuran hasil yaitu LDR, customer retention, dan indeks kepuasan anggota baik yang meminjam maupun menyimpan. Pencapaian perspektif bisnis internal menggunakan ukuran persentase ketepatan waktu pencairan kredit, persen anggota baru, BDR, total tunggakan per outstanding pinjaman, dan jumlah realisasi MOU. Sasaran strategis pertumbuhan dan pembelajaran menggunakan ukuran pengembangan sistem baru, ketepatan laporan keuangan dan jumlah komputer yang online dengan Bank Bukopin, indeks penilaian kinerja karyawan, frekuensi pelatihan, persentase pengurus yang dilatih, saran dari pengurus yang diaplikasikan dan indeks kepuasan dan motivasi pengurus. Berdasarkan rataan nilai pencapaian target dapat dinilai kinerja keseluruhan yang masih di atas rata-rata. Hal ini terlihat dari skor akhir gabungan dari semua perspektif sebesar 70,12 persen. Pencapaian hasil yang belum optimal ini disebabkan beberapa perspektif tidak dapat mencapai target yang diharapkan. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran merupakan pencapaian target terendah sebesar 61,60. Meski pada sasaran kehandalan IT mencapai target yang tinggi, namun pada sasaran kompetensi dan profesionalisme pengurus bernilai rendah. Pengendalian kinerja terhadap ukuran hasil dan ukuran pemicu yang mencapai target adalah mempertahankan kebijakan yang telah dijalankan. Sedangkan pengendalian kinerja terhadap ukuran hasil dan ukuran pemicu yang belum mencapai target adalah meningkatkan kinerja ukuran pemicu. Terhadap ukuran hasil yang telah mencapai target, tetapi ukuran pemicu tidak mencapai target. Maka pengendalian yang dilakukan adalah audit terhadap ukuran pemicu.

5.2. Saran

Bedasarkan pengamatan terhadap kondisi Swamitra KILAT selama penelitian dan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan : 1. Pihak manajemen Swamitra KILAT yaitu Supervisi UKKM Bank Bukopin dan Manajer Operasional Swamitra perlu mengidentifikasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu

5 22 148

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia).

0 2 16

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PADA PT Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia)

0 1 12

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 1 15

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 4 15

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR Andong Kabupaten Boyolali).

0 1 9

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR Andong Kabupaten Boyolali).

0 3 111

ENVIRONMENTAL BALANCED SCORECARD DAN ETI

0 1 16

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SUCOFINDO PALEMBANG -

3 10 92

Analisis kinerja perusahaan berdasarkan metode balanced scorecard : studi kasus pada Koperasi Susu Warga Mulya DIY pada tahun 2006-2010 - USD Repository

0 0 183