pencapaian terendah, yaitu pada ukuran total tunggakan per Outstanding Pinjaman PYD sebesar 31,75 persen.
Kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki nilai pencapaian target terendah jika dibandingkan ketiga
perspektif lainnya yaitu sebesar 61,60 persen. Ukuran-ukuran strategis pada sasaran meningkatnya kompetensi dan profesionalisme
pengurus memiliki pencapaian target yang rendah, terutama ukuran frekuensi pelatihan dan jumlah anggota yang mengikuti pelatihan
masing-masing nilai pencapaiannya sebesar 33,33 persen dan 12,50 persen.
Berdasarkan skor total seluruh perspektif sebesar 70,12, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja Swamitra KILAT dalam kategori
baik. Perspektif keuangan memberikan kontribusi besar, dengan skor sebesar 24,94. Namun, pencapaian hasil yang belum optimal ini
disebabkan beberapa perspektif tidak dapat mencapai target yang diharapkan. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran merupakan
pencapaian target terendah sebesar 61,60. Meski pada sasaran kehandalan IT mencapai target yang tinggi, namun pada sasaran
kompetensi dan profesionalisme pengurus bernilai rendah. Kondisi ini sebaiknya ditindaklanjuti lebih serius oleh pihak manajemen
Swamitra. Keberhasilan pencapaian sasaran keuangan tidak lepas dari peran sumber daya manusia yang handal dan kompeten.
4.8. Tindakan Korektif Terhadap Hasil Pengukuran
Perspektif keuangan terdapat ukuran hasil lag indicators yang melebihi target yaitu Economic Value Added EVA sebesar 141,75 persen.
Sehingga ukuran EVA diberikan warna hijau menandakan bahwa perusahaan telah berhasil mencapai target yang ditetapkan. Ukuran hasil
EVA ini dipicu oleh ukuran nominal SHU. Namun, ukuran pemicu ini memiliki pencapaian target yang rendah sebesar 58,45 persen sehingga
diberikan warna merah yang menandakan bahwa ukuran ini menjadi prioritas utama untuk perbaikan. Dapat terlihat adanya suatu keanehan,
ukuran pemicu seharusnya mencapai target karena ukuran yang dipicu lag
indicators telah mencapai target. Sehingga perusahaan harus melakukan audit mengenai ukuran pemicu lainnya, seperti biaya hutang dan biaya
modal cost of Capital. Sehingga dapat teridentifikasi bahwa nilai EVA yang tinggi diperoleh karena biaya modal yang rendah dan biaya hutang
yang tinggi. Perolehan pendapatan yang rendah dapat terlihat dari pencapaian
ukuran AUR yang rendah sebesar 59,50 persen. Hal ini berkaitan dengan pencapaian PYD yang rendah. Sehingga perusahaan harus melakukan
kebijakan ulang mengenai pemberian kredit. Pemberian kredit yang mudah dan cepat dapat meningkatkan pinjaman yang diberikan kepada anggota dan
calon anggota. Swamitra KILAT juga belum dapat mengoptimalkan pertumbuhan
usaha karena ukuran hasil LDR tidak dapat mencapai target. Hal ini dikarenakan ukuran pemicunya memiliki pencapaian target yang rendah
juga, yaitu customer retention dan customer satisfaction. Sehingga perusahaan harus melakukan peningkatan realisasi MOU serta
meningkatkan faktor-faktor kepuasan anggota, seperti pengetahuan dan keterampilan, kecepatan dan ketepatan, daya tarik promosi, dan penawaran
suku bunga. Ukuran hasil ketepatan pencairan kredit memiliki pencapaian yang
rendah dibawah 75 persen. Sehingga perusahaan harus melakukan peninjauan kembali prosedur pemberian pinjaman. Aspek kemudahan dan
kecepatan diperhatikan dalam membuat prosedur pinjaman. Sehingga pinjaman yang diberikan dapat bertambah, yang nantinya akan meningkatkn
pendapatan. Namun, pinjaman tersebut juga harus lancar. Sehingga ukuran BDR harus diperhatikan dengan ukuran pemicunya total tunggakan per
outstanding pinjaman. Pencapaian ukuran hasil BDR yang kurang dikarenakan pencapaian ukuran total tunggakan per outstanding pinjaman
yang rendah. Sehingga perusahaan harus meningkatkan program evaluasi dan monitoring pemberian pinjaman.
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran terdapat ukuran penilaian kinerja pengurus untuk menunjukkan kompetensi yang dimiliki pengurus.