Perspektif Keuangan Peta Strategi Swamitra KILAT dengan Empat Perspektif Balanced

4.5. Peta Strategi Swamitra KILAT dengan Empat Perspektif Balanced

Scorecard Balanced Scorecard dapat menjelaskan strategi-strategi yang ditetapkan dengan baik sehingga peta strategi dapat menjadi alat untuk mengkomunikasikan strategi kepada seluruh karyawan dalam bentuk ukuran-ukuran aktivitas operasional. Mengacu pada visi, misi, tujuan dan strategi yang telah ditetapkan, pihak Supervisi UKKM Bank Bukopin bersama Manajer Operasional Swamitra KILAT menetapkan sasaran strategis pembangun Balanced Scorecard pada keempat perspektifnya.

4.5.1 Perspektif Keuangan

Swamitra KILAT tidak lagi berada pada awal siklus pertumbuhan. Hal ini berarti tidak lagi mencari produk dan jasa yang paling tepat untuk diproduksi yang nantinya akan memiliki potensi perumbuhan dengan melibatkan sumber daya yang cukup banyak. Berkat kerja samanya dengan Bank Bukopin, unit simpan pinjam koperasi Swamitra KILAT telah memiliki infrastruktur dan jaringan distribusi yang telah tersistem dan tidak memerlukan investasi yang terlalu besar. Penanaman investasi ulang lebih diarahkan peningkatan aktivitas berkelanjutan. Berkaitan dengan hal tersebut, Supervisi Account Officer Divisi UKKM Bank Bukopin menetapkan sasaran finansialnya kepada tiga hal yaitu : 1 meningkatnya keuntungan berkelanjutan, 2 efisiensi biaya-biaya, dan 3 meningkatnya pendapatan. 1 Meningkatnya keuntungan secara berkelanjutan Salah satu cara untuk mengetahui tingkat keberhasilan Swamitra KILAT dalam upaya menumbuhkembangkan kegiatan usaha simpan pinjam adalah perolehan keuntungan. Pada badan usaha berbentuk koperasi biasanya disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU. Nilai perolehan SHU ini berkaitan dengan komponen- komponen ekonomi lainnya yaitu volume usaha pendapatan dan beban usaha biaya. Jadi, selain memperhatikan aspek keutamaan anggota, Swamitra KILAT juga memperhatikan aspek ekonomis yaitu perolehan keuntungan yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan dalam rangka pemenuhan kepentingan anggota yang pada nantinya SHU akan dibagikan kepada anggota. Selain itu juga terkait dengan kepentingan Bank Bukopin selaku investor. Semakin besar SHU Swamitra KILAT menunjukkan profit yang akan diperoleh Bank Bukopin dan Koperasi KILAT menjadi bertambah. 2 Efisiensi biaya-biaya Efisiensi biaya merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap perusahaan maupun lembaga keuangan seperti Swamitra KILAT yang berorientasi profit. Hal tersebut beralasan mengingat semakin efisien sebuah perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya maka semakin besar jumlah perolehan keuntungan. Sehingga sasaran efisiensi biaya ini dipilih bertujuan untuk mendukung keberhasilan perolehan keuntungan yang berkelanjutan. Sasaran ini dipilih karena Swamitra KILAT mengalami permasalahan tingginya biaya operasional maupun non operasional. Biaya overhead yang harus dikeluarkan oleh Swamitra KILAT, baik yang termasuk biaya operasional maupun biaya non operasional seringkali tidak tertutupi oleh pendapatan dari pinjaman. Jadi faktor yang juga menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh adalah besarnya biaya yang dikeluarkan. Sehingga diharapkan dengan penetapan sasaran ini Swamitra KILAT dapat mengalokasikan pembiayaan yang sifatnya produktif dan efektif. Hal ini merupakan suatu kendala umum bagi lembaga perbankan yang memfokuskan pada pembiayaan untuk sektor mikro, dengan unsur biaya terbesar adalah biaya bunga atas pinjaman modal kerja. Apalagi Swamitra KILAT tergolong memberikan bunga simpanan yang tinggi. 3 Meningkatnya pendapatan Sasaran berikutnya yang dipilih pada perspektif keuangan adalah meningkatnya pendapatan. Aktiva produktif berupa pinjaman, merupakan sumber pendapatan utama bagi usaha simpan pinjam Swamitra KILAT. Disamping pendapatan lainnya seperti pendapatan dari penempatan dana di rekening giro Bank Bukopin. Pendapatan Swamitra masih tergantung dari pendapatan bunga sehingga belum adanya pendapatan dari non bunga atau yang dikenal fee based income. Namun demikian pihak manajemen sedang menyusun rencana untuk memperoleh fee based income seperti pembukaan layanan air, telepon, dan listrik. Sasaran ini dipilih juga sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Swamitra KILAT harus memenuhi kebutuhan operasional, disamping pemenuhan kebutuhan anggota sebagai pemilik dan juga pengguna. Kelangsungan hidup dan bekembangnya usaha simpan pinjam Swamitra KILAT sangat tergantung pada besarnya pendapatan yang diperoleh. Pendapatan diusahakan melebihi biaya yang dikeluarkan dan hendaknya pula pendapatan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga laba yang diperoleh juga akan terus meningkat.

4.4.2. Perspektif Keanggotaan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu

5 22 148

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia).

0 2 16

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PADA PT Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia)

0 1 12

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 1 15

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 4 15

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR Andong Kabupaten Boyolali).

0 1 9

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR Andong Kabupaten Boyolali).

0 3 111

ENVIRONMENTAL BALANCED SCORECARD DAN ETI

0 1 16

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SUCOFINDO PALEMBANG -

3 10 92

Analisis kinerja perusahaan berdasarkan metode balanced scorecard : studi kasus pada Koperasi Susu Warga Mulya DIY pada tahun 2006-2010 - USD Repository

0 0 183