Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Matriks Eksternal-Internal

4.4.5. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

Analisis terhadap lingkungan internal Swamitra KILAT melalui aspek-aspek fungsional yang meliputi aspek keuangan, pemasaran, operasional, dan sumber daya manusia yang menghasilkan beberapa faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari Swamitra KILAT. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 16. Hasil analisis tersebut diketahui bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama bagi Swamitra KILAT adalah SDM berkualitas dan berorientasi pada kepuasan nasabah, khususnya anggota dengan skor 0,39. Tabel 16.Hasil Perubahan Faktor Strategis Internal Swamitra KILAT No. Faktor Strategis Internal Skor total KEKUATAN 1. SDM berkualitas dan berorientasi pada kepuasan nasabah, khususnya anggota 0,39 2. Operasionalisasi Swamitra menggunakan standar perbankan 0,34 3. Didukung oleh sistem informasi dan teknologi yang handal 0,23 4. Pelayanan yang fokus pada anggota Koperasi KILAT dan pengusaha kecil 0,19 5. Kredibilitas Swamitra KILAT yang baik atas kerja samanya dengan Bank Bukopin 0,29 6. Kemudahan dalam melakukan transaksi simpan pinnjam 0,35 KELEMAHAN 1. Kegiatan promosi atas produk Swamitra KILAT kurang intensif 0,09 2. Fitur produk kurang lengkap dan menarik 0,16 3. Kualitas pinjaman yang diberikan masih harus ditingkatkan 0,15 4. Biaya operasional yang tinggi 0,11 5. Belum adanya jaringan on line antar Swamitra di seluruh Indonesia 0,19 6. Kurangnya pelatihan bagi karyawan 0,08 7. Belum terbangunnya rasa kepemilikan anggota terhadap Swamitra KILAT 0,12 2,45 2,78 Faktor-faktor tersebut kemudian dianalisis dengan cara memberikan bobot dan rating sehingga teridentifikasi kelemahan. Kelemahan utama Swamitra KILAT adalah kegiatan promosi atas produk Swamitra KILAT kurang insentif dan belum adanya jaringan on line antar Swamitra dengan skor yang sama yaitu 0,09.

4.4.6. Matriks Eksternal-Internal

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks EFE dan IFE, maka dapat diketahui bahwa nilai total skor atas faktor-faktor strategis internal dari Swamitra KILAT adalah 2,45 yang masih tergolong rata-rata. Sedangkan total skor atas faktor-faktor strategis eksternal adalah sebesar 2,70 yang termasuk sedang. Total skor atas faktor-faktor strategis internal dan eksternal tersebut menempatkan Swamitra KILAT pada sel V, terlihat pada Gambar 20. SKOR TOTAL IFE Kuat Rata-rata Lemah 4,00 3,00 2,00 1,00 Grow and Build I Grow and Build II Hold and Maintain III Grow and Build IV Hold and Maintain V Harvest and Diverst VI Hold and Maintain VII Harvest and Diverst VIII Harvest and Diverst IX Gambar 20. Matriks IE Swamitra KILAT Perusahaan yang berada pada sel V tersebut, paling baik dikendalikan dengan menggunakan strategi hold dan maintain pertahankan dan pelihara. Strategi yang umum digunakan adalah strategi penetrasi pasar yaitu berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar untuk meningkatkan produk dan jasa melalui upaya pemasaran S K O R T O T A L E F E yang lebih besar. Strategi penetrasi pasar bagi Swamitra KILAT yaitu kegiatan pemasaran yang ekstensif, melalui usaha publisitas yang menarik dan efektif kepada segmen pasar yang telah dituju. Kemudian strategi pengembangan pasar juga dianjurkan pada perusahaan yang berada pada sel V. Strategi pengembangan pasar bagi Swamitra KILAT adalah pemasaran untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa Swamitra KILAT ke daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru. Selama ini wilayah Bogor yang baru terlayani adalah Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Utara dan Bogor Selatan. Hal ini dikarenakan usaha kelistrikan berada di daerah tersebut. Sehingga segmen sasaran belum mencapai wilayah Bogor Barat dan Kabupaten Bogor yang juga merupakan sentra industri kecil. Strategi pengembangan produk dengan perbaikan dan modifikasi produk atau jasa. Strategi yang telah diterapkan harus dipertahankan seperti competitive strategy. Competitive strategy atau strategi persaingan adalah strategi yang bertujuan untuk memilih keunggulan kompetitif dan mereduksi kelemahan yang dimiliki dan reaksi cepat dan tanggap atas langkah strategis yang dilakukan pesaing. Strategi ini meliputi optimalisasi penggunaan IT, membangun hubungan berorientasi anggota, meningkatkan pembiayaan proyek kelistrikan dan pengusaha kecil serta membangun kapabilitas pengurus. Strategi yang dinilai berhasil adalah cooperative strategy, yaitu kemitraan dengan instansi lain dalam pemanfaatan jasa keuangan Swamitra KILAT telah dilakukan, misalnya dengan 45 perusahaan biro teknik, Koperasi Konsuil, dan AKLI dan lainnya. Terakhir adalah strategi pertumbuhan profitabilitas. Supervisi Swamitra yaitu Divisi UKKM Bank Bukopin menginginkan keuntungan yang diperoleh dapat tumbuh secara berkesinambungan. Sehingga strategi pertumbuhan profitabilitas merupakan strategi yang dipilih Bank Bukopin untuk mencapai tujuan kemitraan dengan dengan meningkatkan pendapatan bunga dan sumber pendapatan lainnya.

4.5. Peta Strategi Swamitra KILAT dengan Empat Perspektif Balanced

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu

5 22 148

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia).

0 2 16

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PADA PT Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia)

0 1 12

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 1 15

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 4 15

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR Andong Kabupaten Boyolali).

0 1 9

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR Andong Kabupaten Boyolali).

0 3 111

ENVIRONMENTAL BALANCED SCORECARD DAN ETI

0 1 16

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SUCOFINDO PALEMBANG -

3 10 92

Analisis kinerja perusahaan berdasarkan metode balanced scorecard : studi kasus pada Koperasi Susu Warga Mulya DIY pada tahun 2006-2010 - USD Repository

0 0 183