4 Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
5 Membangun konsesus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi reward atas perilaku yang diharapakan tersebut.
Menurut Yuwono dkk 2006 ada dua pendekatan dalam mengukur kinerja perusahaan, yaitu :
1 Ukuran keuangan, yaitu ukuran kinerja yang berasal dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.
2 Ukuran nonkeuangan, yaitu ukuran kinerja yang tidak terlihat langsung dari laporan keuangan, namun berhubungan dengan pencapaian ukuran
keuangan dan bersifat kualitatif seperti market share, market growth, dan technological capabilities.
Namun, pengukuran kinerja dengan ukuran keuangan memiliki kelemahan yaitu :
1 Pengabaian pengukuran nonfinancial dan intangible asset dapat menimbulkan distorsi.
2 Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja keuangan dapat mendorong manajer untuk mengambil tindakan jangka
pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.
2.2.1. Tahapan Pengukuran Kinerja
Menurut Tim Asistensi Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 1999, lima tahap pengukuran kinerja yaitu :
1 Perencanaan strategis Dalam merumuskan perencanaan strategis perusahaan harus
melakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menentukan visi dan misi.
Visi adalah suatu pandangan yang sangat jauh tentang perusahaan; tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut Niven, 2002. Definisi tersebut terdapat dimensi waktu yang sifatnya relatif,
artinya tidak ada patokan atau standar baku berlakunya suatu pernyataan visi. Sedangkan misi adalah penjabaran dari
pernyataan visi. Visi dan misi dapat membantu perusahaan untuk mengarahkan, memotivasi mencapai kinerja terbaik.
b. Menganalisis faktor-faktor kunci keberhasilan Faktor-faktor kunci keberhasilan adalah unsur-unsur
dari suatu organisasi yang menentukan kegagalan atau keberhasilan suatu strategi. Untuk dapat mengidentifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Dianalisis dengan metode analisis SWOT atau matriks IE.
c. Menentukan tujuan dan sasaran yang akan dicapai Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari
pernyataan misi, atau hasil akhir jangka panjang. Sedangkan sasaran hasil yang ingin dicapai jangka pendek. Penetapan
tujuan dan sasaran organisasi pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan. Sehingga tidak ada satupun
sasaran yang tidak tercapai karena dengan mengetahui faktor- faktor kunci keberhasilan berarti organisasi tersebut telah
mengetahui kekuatan apa yang diberdayakan. 2 Penetapan indikator kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran
atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur
serta digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kinerja. Penetapan indikator kinerja atau tolak ukur mengikuti
prinsip SMART yaitu : a. Specific, dinyatakan dengan jelas sehingga tidak ada
kemungkinan kesalahan dalam interpretasi. b. Measurable, mampu memunculkan fakta-fakta yang
dinyatakan secara kuantitatif menggunakan angka-angka. c. Achievable, dapat dicapai untuk menunjukkan keberhasilan
dan peningkatan kinerja yang menantang.
d. Result oriented, fokus pada hasil-hasil berupa pencapaian target kinerja yang ditetapkan.
e. Time bound, terdapat batas waktu pencapaian tujuan strategis. 3 Pengembangan sistem pengukuran data
Tahapan ketiga adalah menetapkan bagaimana data untuk mengukur tersedia dan bagaimana mendapatkannya. Jika tidak
tersedia maka harus mengidentifikasi indikator atau ukuran alternatif.
4 Penyempurnaan ukuran kinerja Penetapan ukuran kinerja disesuaikan dengan kebutuhan
informasi manajemen eksekutif. Namun, tidak seluruh indikator sama pentingnya. Oleh karena itu, ukuran kinerja diberikan bobot
untuk merefleksikan tingkat kepentingan atau prioritas. 5 Pengintegrasian dengan proses manajemen
Tahapan selanjutnya adalah bagaimana menggunakan ukuran yang tersedia dengan efektif.
Terdapat dua metode yang fundamental dalam mengukur kinerja perusahaan, yaitu metode keuangan dan metode pengontrolan
operasi. Metode keuangan merupakan metode yang membantu manajer melihat ukuran-ukuran secara keuangan seperti likuiditas,
profitabilitas, solvabilitas, dan analisis trend. Metode pengontrolan operasi lebih tertuju pada pengevaluasian keputusan-keputusan dan
tindakan-tindakan manajer. Dalam pengontrolan operasi, dibutuhkan lebih banyak interaksi antar manajer dengan manajer baik di level
atas maupun bawah.
2.3. Pengendalian Kinerja pada Balanced Scorecard