Hasil Analisis Lingkungan Swamitra KILAT Tahun 2005

Jalinan kemitraan Bank Bukopin dengan Koperasi KILAT yang kemudian diberi nama Swamitra KILAT, merupakan prakarsa dari anggota koperasi yang menginginkan perkembangan usaha simpan pinjam koperasi. Unit simpan pinjam memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Oleh karenanya, Bank Bukopin Cabang Bogor memilih USP Koperasi KILAT sebagai mitra investasi. Unit simpan pinjam Koperasi KILAT memiliki gambaran potensi pasar yang dapat dilayani sebagai berikut: Anggota : 100 orang Calon Anggota : 200 orang Debitur : 90 orang PYD : Rp 580.811.500,- Rata-Rata PYD : Rp 1.131.239orang dengan jangka rata-rata 3 bulan. Bunga : 2,5 perbulan effektif

4.4.1. Hasil Analisis Lingkungan Swamitra KILAT Tahun 2005

Pada tahun pertama pendirian Swamitra KILAT, Divisi UKKM Bank Bukopin melakukan analisis lingkungan Swamitra KILAT untuk menetapkan strategi yang akan diterapkan. Hasil analisis yang telah dilakukan Divisi UKKM Bank Bukopin Cabang Bogor dapat terlihat pada Tabel 11. Sehingga tahun 2005 dapat diidentifikasi kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman Swamitra KILAT. Tabel 11. Faktor Strategis Internal Swamitra KILAT Tahun 2005 No. Faktor Strategis Internal KEKUATAN 1. Memiliki karyawan dengan latar belakang akademis yang memadai 2. Didukung dengan teknologi perbankan 3. Bank Bukopin melakukan monitoring dan supervisi 4. Memiliki gedung yang nyaman 5. Memiliki keterkaitan struktural kultural dengan koperasi yang beranggotakan kontraktor listrik yang eksis 6. Kualitas pinjaman yang tergolong baik KELEMAHAN 1. Masih minimnya DPK dari anggota 2. Minimnya pembiayaan terhadap masyarakat luas 3. Nilai SHU yang masih negatif Sumber : Handout Meeting Swamitra KILAT, 2005 Salah satu kekuatan yang dimiliki Swamitra KILAT adalah sumber daya manusia yang profesional sehingga dapat mendukung dalam pencapaian prestasi performa keuangan. Swamitra KILAT terdiri dari satu orang Manajer Operasional, dua orang AO Swamitra, satu orang Credit Support, satu orang Koordinator Operasional, dan satu orang Teller. Proses seleksi karyawan Swamitra KILAT memiliki kualifikasi yang disamakan dengan karyawan Bank Bukopin. Sehingga kompetensi keahlian yang dimiliki karyawan Swamitra KILAT sama dengan karyawan bank. Pengawasan operasional Swamitra KILAT di bawah Divisi UKKM Bank Bukopin Cabang Bogor, meliputi Supervisi AO UKKM dibantu oleh tiga komite pinjaman, satu Pengendali Operasional Swamitra dan Pendukung IT. Alih teknologi dari Bank Bukopin kepada USP Koperasi KILAT Swamitra KILAT, menggambarkan terjadinya modernisasi usaha simpan pinjam koperasi. Bantuan sistem Swasys mempermudah pengurus dalam melayani anggota Swamitra KILAT. Selain itu, komputer Swamitra KILAT tersambung secara online dengan komputer Bank Bukopin. Sehingga Divisi UKKM Bank Bukopin Cabang Bogor dapat dengan mudah melakukan monitoring perkembangan keuangan Swamitra KILAT secara langsung. Tahap berikutnya ingin dikembangkan jaringan antar kantor Swamitra di seluruh Indonesia. Bank Bukopin berperan sebagai investor dan juga melakukan supervisi atas operasionalnya Swamitra KILAT. Hal ini telah menjadi sumber kekuatan yang dimilikinya. Selain terjadi alih teknologi, juga terdapat alih manajemen. Pengurus Swamitra KILAT dibimbing dan diarahkan dalam hal manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen bisnis operasi, dan pengembangan sumber daya manusia. Walaupun berbadan hukum koperasi, Swamitra KILAT mengikuti standar yang dimiliki oleh Bank Bukopin yaitu penampilan gedung kantor yang nyaman dengan ruangan yang terpasang AC. Terdapat ruang tunggu dengan kapasitas dapat menampung 30 orang. Areal parkir yang luas dapat memuat 20 kendaraan bermotor termasuk mobil Segmen pasar Swamitra KILAT berdasarkan jenis anggota nasabah dibagi menjadi dua, yaitu anggota perorangan individual member dan anggota badan usaha. Swamitra KILAT memiliki anggota badan usaha, karena Koperasi KILAT sendiri dibentuk oleh badan usaha seperti 45 CV dan PT yang bergerak di bidang instalatir listrik. Anggota Koperasi KILAT yang juga sebagai anggota Swamitra KILAT adalah para kontraktor yang eksis di Kota Bogor. Kelemahan Swamitra KILAT adalah masih minimnya Dana Pihak Ketiga Simpanan Swamitra. Kegiatan lending atau penghimpunan dana melalui produk Simpanan Swamitra dan Simpanan Berjangka pada bulan Desember 2005 telah terkumpul sebanyak Rp 399.098.072,67 dengan total anggota nasabah sebanyak 251 orang. Nominal dana yang telah terhimpun ini meningkat tiga kali lipat dari sebelum kemitraan. Namun angka ini masih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu senilai Rp 711.225.738,76, atau telah mengalami penurunan sebesar 23,35 persen. Swamitra KILAT juga belum dapat menghimpun dana dari masyarakat. Perkembangan tabungan dan deposito Swamitra KILAT dapat terlihat pada Gambar 17. Gambar 17. Total Dana Pihak Ketiga Swamitra KILAT Tahun 2006 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 Rp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan ke Kehadiran Swamitra KILAT pada bulan awal April 2005 pendiriannya cukup mendapat respon yang positif dari masyarakat luas, terlebih dari Anggota Koperasi KILAT. Pinjaman yang diberikan kepada anggota meningkat 95,5 persen jika dibandingkan sebelum kemitraan. Prosedur peminjaman yang tidak terlalu memberatkan dan kecepatan pencairan dana menjadi sebab utama meningkatnya pinjaman yang diberikan kepada anggota. Total Dropping Pinjaman pada tahun pertama sebesar Rp 1.414.300.000,- kepada 176 anggota yang meliputi anggota penuh, anggota luar biasa, koperasi dan anggota koperasi lainnya. Gambar 18. Total Dropping Pinjaman per Bulan Tahun 2005 Pada tahun pertama Swamitra KILAT masih mengalami kerugian sebesar Rp 35.711.481,57, dapat terlihat pada Gambar 19. Hal ini dikarenakan masih rendahnya perolehan pendapatan usaha dan tingginya biaya investasi dan modal kerja Swamitra KILAT yang mencapai Rp 149.511.285,88 meliputi biaya tenaga kerja, biaya sewa aplikasi teknologi, biaya umum dan operasional, biaya non operasional, biaya listrik dan telepon, dan sewa gedung. Gambar 19. Perkembangan SHU Tahun 2006 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 300.000.000 350.000.000 Rp April Juni Agustus Oktober Desember -80.000.000 -70.000.000 -60.000.000 -50.000.000 -40.000.000 -30.000.000 -20.000.000 -10.000.000 April Juni Agustus Oktober Desember Rp Anggota Koperasi KILAT merupakan karyawan dari perusahaan yang bergerak di bidang kelistrikan. Setiap perusahaan mendaftarkan tiga orang karyawannya sebagai anggota Koperasi KILAT. Dalam proses produksi perusahaan listrik tersebut sering kekurangan modal baik modal investasi maupun modal kerja saat menerima Surat Perintah Kerja SPK. Oleh karenanya setiap mendapat proyek, Swamitra KILAT merupakan sumber pendanaan yang tepat. Masing-masing perusahaan memiliki grade berbeda, grade dua ialah perusahaan yang dinilai mampu mengerjakan nilai suatu pekerjaan sampai Rp 300.000.000,00. Grade tiga ialah perusahaan yang dinilai mampu mengerjakan nilai suatu pekerjaan sampai Rp 600.000.000,00. Peluang yang harus dimanfaatkan ialah pengusaha mikro yang masih belum terlayani oleh perbankan, dan pasar funding dan lending yang memiliki potensi besar. Berkembangnya industri jasa di Kota Bogor seperti pusat perdagangan dan pertokoan merupakan sumber pembiayaan yang menjanjikan. Ancaman yang harus diantisipasi oleh pihak manajemen adalah masih tingginya suku bunga lending ke anggota sedangkan kompetitor semakin banyak dan menawarkan suku bunga yang rendah. Sehingga dapat teridentifikasi peluang dan ancaman Swamitra KILAT, terlihat pada Tabel 12. Tabel 12. Faktor Eksternal Swamitra KILAT No. Faktor Strategis Eksternal PELUANG 1. Banyaknya proyek kelistrikan yang dapat dibiayai 2. Trend pembiayaan terhadap sektor mikro 3. Pasar funding dan lending yang besar ANCAMAN 1. Persaingan daya tarik suku bunga 2. Kompetitor yang semakin banyak Sumber : Handout Meeting Swamitra KILAT Manajemen Swamitra KILAT, dalam hal ini Manajer Operasional dan Divisi UKKM Bank Bukopin Cabang Bogor perlu trendwatching kembali atas perubahan trend yang terjadi dalam industri tempat beroperasinya organisasi. Hal ini bertujuan sebagai landasan pengkajian ulang strategi yang telah diterapkan. Apakah strategi yang telah dilaksanakan masih relevan dengan perubahan kondisi lingkungan. Oleh karenanya dalam penelitian ini terdapat analisis lingkungan terbaru.

4.4.2. Analisis Lingkungan Eksternal Terbaru a. Politik

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu

5 22 148

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia).

0 2 16

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PADA PT Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia)

0 1 12

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 1 15

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 4 15

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR Andong Kabupaten Boyolali).

0 1 9

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR Andong Kabupaten Boyolali).

0 3 111

ENVIRONMENTAL BALANCED SCORECARD DAN ETI

0 1 16

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SUCOFINDO PALEMBANG -

3 10 92

Analisis kinerja perusahaan berdasarkan metode balanced scorecard : studi kasus pada Koperasi Susu Warga Mulya DIY pada tahun 2006-2010 - USD Repository

0 0 183